SAAT Jepang bersiap untuk Olimpiade Tokyo 2020, eksportir busana muslim berlomba-lomba memasuki pasar Jepang untuk pakaian sederhana, memanfaatkan keberhasilan produk halal selama bertahun-tahun di negara Asia tersebut.
“Melalui busana Muslim, kami ingin agar orang Jepang memahami umat Muslim, dan juga agar orang asing memahami orang Jepang,” kata Shinichi Orita, presiden dan kepala eksekutif Asosiasi Busana Muslim Jepang (JMFA).
Dikutip dari aboutislam.net, Perkiraan populasi Muslim di Jepang bervariasi antara 70.000 dan 150.000 di antara total penduduk negara itu yang lebih dari 126 juta jiwa.
Baca juga: Perancang Busana Jepang Buat Hijab dengan Percikan Inspirasi Tak Terduga
Eksportir Busana Muslim Berlomba-Lomba Memasuki Pasar Jepang
Pasar mode umum Jepang juga besar dan diperkirakan tumbuh menjadi US$72,72 miliar pada tahun 2020 dari $63,72 miliar tahun lalu.
Orita, presiden badan yang dibentuk pada April 2015 itu mengatakan, ia optimistis terhadap peluang keberhasilan eksportir busana muslim di Jepang, karena budaya Jepang yang dimilikinya.
Yo Nonaka, yang mengkhususkan diri dalam studi Islam dan merupakan profesor fakultas manajemen kebijakan di Sekolah Pascasarjana Media dan Tata Kelola Universitas Keio, menggemakan sentimen Orita.
Menurut Nonaka, banyak wanita Jepang tidak menganggap bahwa memperlihatkan kulit adalah hal yang dapat diterima.
Follow Official WhatsApp Channel chanelmuslim.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Nonaka mengatakan merek-merek besar Jepang seperti Uniqlo kini menggunakan istilah mode sederhana dan ia yakin bahwa hal itu merupakan sesuatu yang harus dipertimbangkan oleh para eksportir dan desainer lokal.
“Saya pikir penggunaan istilah ‘sederhana’ merupakan sebuah deklarasi bahwa pasar tidak terbatas hanya pada kaum Muslim, dan hal itu akan membuat mode lebih menarik bagi kaum non-Muslim. [Din]