PERJALANAN perancang busana Jepang Kobayashi Kaori dalam pembuatan hijab dimulai dengan percikan inspirasi yang tak terduga selama perjalanan pertamanya ke Malaysia pada tahun 2017.
Dikutip dari aboutislam.net, terpesona dengan rangkaian hijab cantik yang dilihatnya, ia tertarik pada warna-warna cerah dan desainnya yang rumit.
Kobayashi awalnya menganggap hijab sebagai pakaian yang sopan dan religius, tetapi pengalamannya di Malaysia menunjukkan kepadanya gaya dan individualitas hijab yang selaras dengan kecintaannya pada kimono tradisional Jepang.
Baca juga: Asli Jepang dan Belajar di Indonesia, Pria Ini Akhirnya Memeluk Agama Islam
Perancang Busana Jepang Buat Hijab dengan Percikan Inspirasi Tak Terduga
Saat kembali ke Jepang, Kobayashi bertekad untuk mencoba membuat jilbab menggunakan kain kimono kuno milik neneknya.
Sembilan bulan setelah perjalanannya ke Malaysia, ia meluncurkan mereknya, Xiaxia Hijab Japan yang memadukan estetika tradisional Jepang dan mode Islami.
Seiring dengan tumbuhnya minatnya pada hijab, tumbuh pula rasa ingin tahunya tentang Islam. Ia menjangkau umat Muslim di seluruh dunia, mempelajari tentang makna budaya dan agama dari hijab, serta membangun jaringan pendukung yang mendukungnya dalam berkarya.
Meski begitu, beberapa temannya di Jepang merasa waspada terhadap usaha barunya, karena stereotip negatif tentang Islam dan Muslim tersebar luas.
Kobayashi sendiri telah belajar untuk melihat melampaui stereotip selama perjalanan sebelumnya ke China, di mana dia merasakan kehangatan yang bertentangan dengan sentimen anti-Jepang yang dia duga.
Menyadari kekuatan pengalaman pribadi untuk mengatasi bias, dia menjadi lebih berkomitmen untuk membangun pemahaman lintas budaya melalui pekerjaannya.
Hijab Xiaxia karya Kobayashi menarik perhatian wisatawan Muslim, terutama karena ia mengadaptasi desainnya untuk menggunakan kain kasa sha, kain tradisional Jepang yang mirip dengan sifon.
Follow Official WhatsApp Channel chanelmuslim.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Merek tersebut terus mendapatkan popularitas, terutama setelah video karyanya menjadi viral di media sosial. Pada tahun 2023, Kobayashi membuka toko fisik di Harajuku, Tokyo, tempat permintaan akan jilbab uniknya melonjak.
Dengan Xiaxia yang kini menginjak tahun ketujuh, Kobayashi telah memperluas kehadirannya di berbagai lokasi wisata Tokyo, melayani beragam audiens global.
Dia bahkan mengalihdayakan sebagian proses produksi agar dapat memenuhi permintaan yang terus meningkat, tetapi tetap terlibat secara pribadi dalam pengadaan bahan kain kimono vintage dan mendesain setiap potong, sehingga setiap jilbab menjadi kreasi yang unik.
Kobayashi melihat Xiaxia sebagai merek jilbab domestik pertama di Jepang dan berencana memperluas bisnisnya ke pakaian Islami lainnya, seperti abaya.
Dengan memadukan seni Jepang dengan busana Islami, ia berharap dapat menumbuhkan saling pengertian yang lebih besar antara Jepang dan dunia Muslim. [Din]