ChanelMuslim.com – Direktur Jenderal Pendidikan Islam inginkan Indonesia menjadi destinasi studi Islam dunia. Harapan tersebut disampaikan saat diadakan Rapat Pimpinan Ditjen Pendidikan Islam dari tanggal 20 Januari hingga 22 Januari di Sentul, Bogor.
“Cita-cita menjadikan Indonesia sebagai destinasi studi Islam dunia harus terus diupayakan dan diwujudkan,” ujar Kamaruddin Amin, saat memberikan pengarahan, Ahad (20/1), Sentul, Bogor.
Menurut Kamaruddin Amin, visi menjadikan Indonesia sebagai pusat studi Islam dunia, bukan hal yang utopis. Indonesia diisi dengan muslim terbesar di dunia bahkan memiliki lembaga pendidikan Islam terbanyak di dunia. Artikulasi keagamaan di Indonesia juga tidak lepas dari kontribusi pendidikan Islam.
Dalam rapat pimpinan tersebut, ada strategi yang harus dievaluasi pada pelaksanaan program di tahun 2018. Evaluasi ini berfungsi untuk meninjau kembali program 2019 yang lebih baik. Program di tahun 2019 diharapkan lebih berkontribusi pada pengarustamaan moderasi beragama dalam pendidikan Islam.
“Pendidikan Islam kita harus naik kelas, meningkat mutunya dan harus terefleksi dalam program-program dan kegiatan," tambahnya.
Selain itu, ada poin penting lainnya yang sudah seharusnya dilakukan pada perkembangan zaman kali ini. Program kreatif dan inovatif perlu dikedepankan agar bisa dilirik masyarakat luar Indonesia atau negara lain. Program inovatif juga menjadi program yang bisa dirasakan manfaatnya secara langsung.
“Saya ingin mulai saat ini kita mengundang mahasiswa-mahasiswa asing untuk belajar ke Indonesia. Iran sangat konsen untuk membuka Indonesia Corner di Iran,” ungkapnya.
Di sisi yang sama, program mencetak 5000 kyai perlu diwujudkan. Hal ini diharapkan agar bisa menyeimbangkan program 5000 doktor.
Sekretaris Ditjen Pendidikan Islam Imam Safei mengatakan, keluarga besar Pendidikan Islam mempunyai beragam potensi dan tugas. Semuanya harus bisa meramu dan mengkombinasikan potensi tersebut dengan baik.
Imam Safei meminta agar semua warga Pendidikan Islam saling bersinergi dan berkolaborasi, karena tugas ke depan semakin kompleks.
“Saya yakin dan percaya teman-teman bisa melaluinya dengan baik, karena tekad dan daya juangnya tinggi,” tutupnya. (Firda/Kemenag)