Mahasiswa Muslim di Universitas Duke North Carolina harus kecewa, pasalnya pihak kampus membatalkan keputusan mereka untuk membolehkan dikumandangkannya adzan di kampus akibat tunduk pada tekanan dari Franklin Graham, putra penginjil anti Islam Billy Graham.
“Rencana berubah karena adanya upaya kampus untuk menyatukan langkah agar tidak memiliki efek yang tidak diinginkan,” ujar Michael Schoenfeld, wakil presiden untuk urusan publik dan hubungan pemerintah Universitas, mengatakan dalam sebuah pernyataan yang dikutip oleh CNN pada Kamis lalu.
“Duke tetap berkomitmen untuk mendorong kampus yang inklusif, toleran dan ramah untuk semua mahassiswa,” tambah Schoenfeld.
Keputusan untuk mebolehkan adzan dari menara lonceng Duke Chapel sebelumnya diumumkan dalam sebuah pernyataan oleh pejabat universitas pada hari Selasa.
Sekarang, dengan adanya pembatalan keputusan, anggota komunitas Muslim harus berkumpul di luar aula Kapel, sebuah situs untuk program antaragama yang sering dipakai untuk berbagai kegiatan.
“Komunitas Muslim kami memperkaya universitas dalam berbagai cara,” kata Schoenfeld.
“Kami menyambut ekspresi aktif tradisi iman mereka agar semakin bermakna dan terlihat.”
Meskipun alasan di balik membatalkan keputusan masih belum jelas, banyak pihak menyalahkan Graham yang meminta pendonor untuk menahan dukungan mereka atas rencana memungkinkan azdan tersebut.
“Saya senang mendengar bahwa universitas Duke membatalkan keputusannya untuk mengizinkan lantunan adzan disiarkan dari menara lonceng kapel. Mereka membuat keputusan yang tepat!,” kicau Graham pada hari Kamis.
Namun pihak lainnya menyatakan kekecewaan mereka, dengan mengatakan Duke menyerah karena tekanan politik.[af/onislam]