ChanelMuslim.com – Tingkat konsumsi air mineral dan minuman soda saat ini terus bersaing. Dan untuk pertama kalinya, penjualan air minum kemasan kini melampaui penjualan soda.
Hasil yang cukup positif tersebut, memunculkan anggapan bahwa kesadaran akan kesehatan kian diperhatikan. Meski demikian, di Amerika sendiri hal ini dikaitkan pada runtuhnya infrastruktur.
Melansir Daily Meal, perusahaan minuman besar seperti Nestle Waters, Coca-Cola Co, PepsiCo, Inc dan Dr Pepper Snapple Grup, mencatat adanya perubahan dalam penjualan produk mereka. Perubahan itu terjadi akibat adanya rumor yang beredar bahwa air keran di Flint, Michigan tak aman diminum. Air keran di Flint dianggap memgandung timbal.
Adanya kontaminasi air di Flint, Washinton DC, dan Newark, New Jersey telah memfokuskan perhatian pemerintah setempat pada kondisi pipa yang berkarat. Setidaknya dibutuhkan biaya sebesar US$384 miliar atau Rp5.036 triliun untuk perbaikan yang diperlukan dan memelihara bagian-bagian penting lainnya hingga tahun 2030.
“Kekhawatiran pada tempat-tempat seperti di Flint membuat orang-orang begitu memperhatikan air botol kemasan aman dan tersegel,” kata Jane Lazgin, juru bicara Nestle Waters Amerika Utara.
Pada tahun 2001, tingkat konsumsi soda orang Amerika hingga 37 galon per tahun dan hanya 12 galon air minum kemasan. Sedangkan menurut statistik Euromonitor, pada tahun ini angka tersebut beralih menjadi 27,4 galon air kemasan, 1,2 galon lebih banyak daripada soda.
Botol air kemasan tentu lebih mahal ketimbang adanya fasilitas air keran, bahkan dikatakan dua ribu kali lipatnya. Tapi, bagi daerah yang mengalami kondisi air tercemar, mengandalkan keamanan air lewat kemasan menjadi sangat penting.
“Botol air menjadi solusi pencegahan untuk situasi air tercemar seperti di Flint,” kata John Stewart, selaku wakil direktur Corporate Accountability International.[af/cnn]