ChanelMuslim.com – Seharusnya hari ini, Jumat, 27 September, Presiden Jokowi berencana bertemu sejumlah perwakilan mahasiswa yang melakukan aksi demonstrasi di istana. Namun, undangan itu ditolak mereka.
Presiden Joko Widodo mengungkapkan rencana mengundang Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM), yang merupakan organisasi resmi kampus, di Istana, pada Kamis (26/9), usai bertemu dengan sejumlah tokoh penting.
Namun, rencana Presiden itu bertepuk sebelah tangan. Koordinator Pusat Aliansi BEM seluruh Indonesia, Muhammad Nurdiyansyah menegaskan mereka menolak ajakan itu. Presiden Mahasiswa dari Institut Pertanian Bogor (IPB) ini justru sedang berada di Yogyakarta pada Jumat siang.
Menurut Nurdiyansyah, pertimbangan terbesar adalah persoalan etika. Saat ini, kalangan mahasiswa sedang berduka karena meninggalnya dua rekan mereka di Kendari, Sulawesi Tenggara. Seperti diketahui, Himawan Randi dan Muhammad Yusuf Qardawi, mahasiswa Universitas Halu Oleo, Kendari, meninggal setelah mahasiswa setempat menggelar aksi pada Kamis (26/9).
Alasan kedua, kata Nurdiyansyah, karena mahasiswa memiliki pengalaman buruk terkait pertemuan dengan Presiden sebelum ini. Pada 2015, Aliansi BEM SI sempat diundang ke Istana untuk hal yang sama.
“Kami mengambil pembelajaran dari sana, karena diadakan di forum tertutup di Istana, dan alhasil gerakan mahasiswa pecah,” kata Nurdiyansyah.
Dalam sejarahnya, BEM berbagai universitas memang pernah bertemu dengan Jokowi pada 18 Mei 2019 di Jakarta. Pertemuan itu dilakukan untuk meredam rencana aksi mahasiswa yang akan digelar pada 20 Mei. Dalam penjelasan kepada media seusai bertemu, para aktivis kampus ketika itu mengatakan, sebagian merasa puas dengan hasil pertemuan, sebagian lagi tidak. Pertemuan itu dinilai justru merugikan gerakan mahasiswa yang kemudian terpecah suaranya.
“Pada dasarnya konsentrasi, tujuan dan fokus kami bukan pada pertemuan dengan Presiden Jokowi. Tetapi harapannya Presiden dapat memenuhi tuntutan yang sudah kami layangkan dengan sangat jelas,” tambah Nurdiyansyah.
Dalam keterangan lebih lanjut, Aliansi BEM Seluruh Indonesia menawarkan dua syarat jika Presiden menghendaki pertemuan dengan mereka. Pertama, pertemuan itu harus dilakukan secara terbuka dan disiarkan secara langsung. Tujuannya adalah agar seluruh masyarakat bisa mengikuti diskusi yang terjadi antara Presiden dan mahasiswa. Selain itu, aliansi juga meminta Presiden memenuhi tuntutan Maklumat Tuntaskan Reformasi, yang sudah disampaikan melalui berbagai media dan aksi di jalan.
Presiden Keluarga Mahasiswa UGM, M. Atiatul Muqtadir, menguatkan sikap yang diambil Aliansi BEM Seluruh Indonesia. Dia juga memberi catatan mengenai pertimbangan etis dan metode pertemuan, yang membuat undangan Jokowi pada Jumat ini tidak dapat dipenuhi.[ah/voaindonesia]