DEPARTEMEN Luar Negeri Amerika Serikat pada hari Sabtu (16/8/2025) mengumumkan penghentian sementara penerbitan semua visa kunjungan bagi warga Palestina dari Gaza.
Keputusan ini diambil sambil mereka melakukan evaluasi menyeluruh terhadap proses penerbitan visa kemanusiaan, khususnya visa medis, yang telah diberikan dalam beberapa hari terakhir.
Kebijakan ini muncul setelah komentar tak terverifikasi dari Laura Loomer, seorang komentator konservatif, yang melalui media sosial X menuduh bahwa beberapa penerima visa tersebut memiliki afiliasi dengan kelompok Hamas dan Ikhwanul Muslimin.
Klaim tersebut kemudian mendapat dukungan dari sejumlah politisi Partai Republik, termasuk Anggota Kongres Randy Fine, yang menyebut pemberian visa tersebut sebagai ancaman bagi keamanan nasional AS.
Dilansir dari middleeasteye, langkah ini menuai kecaman dari Dewan Hubungan Amerika-Islam (CAIR), yang menyebutnya sebagai bentuk kekejaman yang disengaja dan mengaitkannya dengan dukungan pemerintahan Trump terhadap tindakan genosida oleh Israel.
Follow Official WhatsApp Channel chanelmuslim.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Mereka menyoroti ironi di balik keputusan tersebut, dengan membandingkannya pada perlakuan istimewa yang justru diterima oleh tokoh-tokoh kontroversial di Israel.
Data dari Reuters menunjukkan bahwa lebih dari 3.800 visa kunjungan (kategori B1 dan B2) telah dikeluarkan oleh AS untuk pemegang dokumen perjalanan dari Otoritas Palestina sepanjang tahun 2025, termasuk 640 visa pada bulan Mei.
Visa ini memungkinkan warga Palestina, terutama yang membutuhkan perawatan medis, untuk datang ke AS.
Organisasi Heal Palestine, yang berfokus pada evakuasi medis bagi anak-anak yang terluka dan keluarga mereka, menyatakan telah membantu 148 orang sejauh ini di tahun ini, termasuk 63 anak-anak.
AS Hentikan Visa Bagi Pengungsi Medis Palestina dari Gaza
Pada 4 Agustus, mereka melakukan evakuasi medis terbesar sejauh ini, membawa 11 anak yang mengalami luka parah bersama pengasuh mereka ke AS untuk pengobatan jangka panjang.
Sementara itu, Palestine Children’s Relief Fund, yang telah menyediakan layanan medis gratis selama lebih dari tiga dekade,memperingatkan bahwa kebijakan penghentian visa tersebut dapat menghalangi anak-anak untuk mendapatkan hak dasar mereka atas akses kesehatan.
Di sisi lain, Loomer kembali menulis di X bahwa ia mendukung agar warga Gaza masuk dalam daftar larangan perjalanan seperti pada masa pemerintahan Trump, serta mendorong deportasi terhadap warga Gaza yang datang ke AS di masa pemerintahan Biden maupun Trump.
Baca juga: Ini Pesan Ibu Anas Al Sharif, Jurnalis Gaza yang Gugur karena Serangan Zionis Israel
Ia juga meragukan kondisi medis para pengungsi dengan menyatakan bahwa mereka tidak mungkin terlalu sakit jika mampu menempuh perjalanan udara selama 22 jam.
Sementara itu, pengeboman Israel yang terus berlangsung telah melumpuhkan total sistem kesehatan di Gaza, menyisakan wilayah tersebut tanpa rumah sakit yang berfungsi penuh.
Organisasi Kesehatan Dunia memperkirakan bahwa sekitar 12.500 pasien di Gaza memerlukan evakuasi untuk mendapatkan perawatan medis yang memadai.[Sdz]