PADA Jum’at (27/09/2024) Adara Relief International menggelar Focus Group Discussion (FGD) bertajuk “Langkah Strategis dan Taktis Indonesia untuk Gaza” untuk membahas genosida Israel di Gaza yang terus terjadi hingga saat ini.
FGD ini dilaksanakan dalam rangka mengumpulkan rekomendasi dari para stakeholder, mengenai langkah-langkah konkrit yang harus dilakukan untuk menghentikan genosida Israel di Gaza.
Diskusi yang berjalan dengan penuh antusias ini dilaksanakan di Ruang GBHN, Nusantara V Gedung MPR/DPR RI.
Pembicara utama pada kegiatan ini terdiri dari Dr. H. Hidayat Nur Wahid, M.A. (Wakil MPR RI), Ir. Maryam Rachmayani Yusuf, S.Th., MM (Direktur Utama Adara Relief International), Prof. K.H. Din Syamsuddin (Tokoh Muhammadiyah), Prof. Sudarnoto (Ketua Komisi Hubungan Luar Negeri MUI), Usman Hamid (Direktur Amnesty International Indonesia), dan Ahrul Tsani Fathurrahman (Direktur Timur Tengah Kementerian Luar Negeri).
Follow Official WhatsApp Channel chanelmuslim.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
“Penting sekali, semakin lama Israel tidak dihentikan maka akan semakin banyak negara yang melakukan kerjasama dengan Israel,” jelas Hidayat Nur Wahid.
Ia juga menegaskan bahwa Indonesia memiliki utang kepada Palestina dan pemerintah berikutnya harus taat dan patuh pada konstitusi yang telah ada.
Prof. K.H. Din Syamsuddin memaparkan bahwa ada penghalang besar dalam setiap usaha pembebasan Palestina.
“Sesungguhnya ini adalah modal besar yang bisa dimanfaatkan dengan benar. Namun tidak mudah untuk dieksekusi, karena ada faktor penghalang yang besar yaitu Amerika dan sekutunya. Terutama Amerika yang memiliki hak veto, temboknya besar,” terangnya.
Maryam Rachmayani memaparkan bahwa, “Adara Relief International sebagai lembaga kemanusiaan untuk Palestina merasa tergerak dan terpanggil untuk mengadakan FGD hari ini, karena hampir genap satu tahun Israel melakukan genosida di Gaza, dengan 70% korbannya adalah anak-anak dan perempuan.”
Adara Relief International Kumpulkan Stakeholder Bahas Langkah Strategis untuk Gaza
Prof. Yon Machmudi (Ketua Program Studi Kajian Timur Tengah dan Islam Universitas Indonesia (KTTI UI)) sebagai jajaran penanggap ahli turut hadir dan menanggapi diskusi tersebut.
“Fokus Indonesia adalah kemerdekaan Palestina, bukan Israel, karena fokus pada Israel akan menuju kepada negosiasi yang berujung pada normalisasi,” tegas Prof. Yon Machmudi.
Beliau juga menambahkan bahwa Pemerintah Indonesia perlu membentuk utusan khusus Indonesia untuk Palestina, yang bertugas untuk berkomunikasi dengan pihak-pihak terkait guna mewujudkan kemerdekaan Palestina.
Baca juga: Adara Relief International Gelar Webinar 31 Tahun Perjanjian Oslo
Diskusi ini menjadi bagian dari komitmen Adara sebagai lembaga kemanusiaan, untuk mendorong elemen bangsa dalam memperjuangkan hak-hak rakyat Palestina dengan mengedepankan dialog yang konstruktif untuk menyelesaikan persoalan Palestina.
Para tokoh bersepakat bahwa isu Palestina harus menjadi agenda prioritas dari lembaga legislatif dan eksekutif dalam 100 hari pertama kerja mereka.
Forum mendesak pemerintah untuk fokus mengawal dan mengupayakan bantuan kemanusiaan yang tepat sasaran.
Indonesia juga dapat mengoptimalkan peran global melalui PBB, sehingga dapat memperkuat posisi Indonesia di forum internasional.[Sdz]