ADARA Relief International menggelar Focus Group Discussion (FGD) bertajuk “Langkah Strategis dan Taktis Indonesia untuk Gaza” untuk membahas genosida Israel di Gaza yang terus terjadi hingga saat ini.
FGD ini dilaksanakan dalam rangka mengumpulkan rekomendasi dari para stakeholder, mengenai langkah-langkah konkrit yang harus dilakukan untuk menghentikan genosida Israel di Gaza.
Diskusi yang berjalan dengan penuh antusias ini dilaksanakan di Ruang GBHN, Nusantara V Gedung MPR/DPR RI.
Guna menggali perspektif dan merumuskan langkah-langkah strategis dan taktis dalam mendukung keadilan dan perdamaian di Palestina, Adara mengundang tokoh lintas bidang dalam pertemuan ini.
Follow Official WhatsApp Channel chanelmuslim.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Jajaran pembicara terdiri dari pemerintah, akademisi, organisasi kemasyarakatan, serta lembaga kemanusiaan untuk Palestina.
Dr. H. Hidayat Nur Wahid, M.A. (Wakil MPR RI) yang menjadi pembicara utama pada kegiatan ini mengingatkan bahwa, “Pemerintah berikutnya harus patuh dengan konstitusi, karena konstitusi kita menyatakan bahwa kemerdekaan adalah hak segala bangsa. Indonesia mendukung kemerdekaan Palestina sebagaimana yang tertera pada pembukaan Undang-Undang Dasar.”
Dalam penutupnya, beliau juga menyatakan bahwa Indonesia tidak sendiri, perjuangan ini bisa dilakukan bersama ASEAN, OKI, Timur Tengah, dan PBB.
Tak hanya itu, ia juga menyayangkan organisasi feminis internasional justru pasif dalam menyuarakan Palestina yang di mana banyak korban terdiri dari wanita dan anak-anak.
Adara Relief International Gelar FGD, Hidayat Nur Wahid: Pemerintah Baru Harus Patuh Konstitusi untuk Pembebasan Palestina
“Mudah-mudahan pemerintahan yang akan datang akan menggunakan dengan baik Kementerian Pemberdayaan Perempuan kita,” ucap Hidayat Nur Wahid pada Jum’at (27/09/2024).
Usman Hamid (Direktur Amnesty International Indonesia) memberikan saran berupa 3 langkah strategis sebagai upaya kemerdekaan Palestina yang salah satu di antaranya adalah mengoptimalkan peran Indonesia dalam forum majelis umum PBB.
“Mengoptimalkan peran Indonesia dalam forum majelis umum PBB. Dengan segala hormat saya, Pak Joko Widodo selama 10 tahun selalu absen. Pertama kali datang di tahun 2020 dan itu melalui zoom. Di luar itu selalu diwakilkan, untung saja ada Pak Jusuf Kalla. Pak Prabowo harus berperan selanjutnya,” jelas Usman.
Maryam Rachmayani, Direktur Utama Adara Relief International yang juga menjadi pembicara utama di diskusi ini memaparkan bahwa, “Adara Relief International sebagai lembaga kemanusiaan untuk Palestina merasa tergerak dan terpanggil untuk mengadakan FGD hari ini, karena hampir genap satu tahun Israel melakukan genosida di Gaza, dengan 70% korbannya adalah anak-anak dan perempuan.”
“Israel tidak hanya menggunakan bom, tapi juga penghancuran infrastruktur pendidikan dan kesehatan Palestina. Perempuan Gaza dengan terpaksa harus melahirkan di tenda-tenda darurat,” jelasnya lebih lanjut.
Menutup hasil diskusi, para tokoh bersepakat bahwa isu Palestina harus menjadi agenda prioritas dari lembaga legislatif dan eksekutif dalam 100 hari pertama kerja mereka.
Forum mendesak pemerintah untuk fokus mengawal dan mengupayakan bantuan kemanusiaan yang tepat sasaran.
Indonesia juga dapat mengoptimalkan peran global melalui PBB, sehingga dapat memperkuat posisi Indonesia di forum internasional.[Sdz]