ChanelMuslim.com- Tak banyak orang yang mengenal lebih dekat dengan sosok fenomenal ini. Sayangnya, justru orang kebanyakan mengenalnya melalui media yang lahir dan besar bukan dari rahim dan asuhan umat Islam.
Beliau adalah Dr. Muhammad Rizieq bin Hussein bin Muhammad bin Husein bin Abdullah Syihab, Lc.MA.DPMSS. Rumah beliau terletak di Jl. Petamburan III No. 83, Tanah Abang Jakarta Pusat. Walau pun kini beliau pindah ke Markaz Syariah di Megamendung Bogor Jawa Barat.
Sosok kharismatik kelahiran Jakarta tanggal 24 Agustus 1965 ini tumbuh dan besar di kawasan Petamburan, Tanah Abang, Jakarta Pusat. Sebuah kawasan yang sarat dengan lingkungan warga asli Betawi yang sangat agamis.
Sejak usia 11 bulan, Habib Rizieq sudah menjadi yatim. Ayah beliau, Husein bin Muhammad meninggal dunia tahun 1966. “Saya mengenal ayah hanya dari foto,” kata Al Habib Rizieq suatu hari.
Siapa ayah dan kakek Habib Rizieq Syihab
Sang ayah lahir tahun 1920-an, sebelum meninggal di Polonia, Jatinegara, berkata kepada seorang anggota keluarganya, ”Tanyakan kepada putra saya ini, kalau sudah besar mau menjadi ulama atau jagoan. Kalau mau jadi ulama, didik agamanya dengan baik. Kalau mau jadi jagoan, berikan dia golok.”
Almarhum Habib Husein Syihab merupakan pemimpin Pandu Arab di Rode Kruis (kini Palang Merah Indonesia) pada masa kembalinya Belanda setelah proklamasi kemerdekaan.
Habib Husein, yang ketika itu masih berusia 20 tahunan, bekerja di bagian logistik. Di sini beliau punya hubungan dengan para pejuang kemerdekaan. Beliau banyak memberikan makanan dan pakaian untuk para pejuang yang ketika itu bergerilya di Jakarta dan sekitarnya.
Rupanya pihak NICA (tentara Belanda) mengendus tingkah lakunya itu, karena ada kawannya sendiri yang tega mengkhianatinya dan melaporkannya pada NICA. Tanpa ampun lagi, Habib Husein Syihab pun ditangkap. Kedua tangannya diikat dan ia diseret dengan kendaraan Jeep. Di penjara beliau divonis hukuman mati oleh Belanda.
Namun, berkat bantuan Allah, Habib Husein Syihab berhasil kabur dari penjara dan melompat ke Kali Malang. Setelah diselamatkan oleh para laskar pimpinan KH. Noer Ali, mujahid dan ulama Bekasi yang sangat ditakuti NICA, beliau selamat, meskipun bagian pantatnya tertembak. Beliau sadar setelah sebelumnya mendapat pertolongan dari KH Noer Ali.
Pernah dalam suatu kesempatan Habib Rizieq Syihab muda memperlihatkan foto ayahnya kepada istri Bung Karno, Fatmawati, dalam suatu upacara pada awal kemerdekaan. Habib Rizieq menyatakan bangga terhadap ayahnya punya semangat nasionalisme yang tinggi dan ikut membakar para pemuda Arab melawan Belanda melalui Pandu Arab Indonesia serta merupakan seorang pejuang kemerdekaan.
Ayah Habib Husein Syihab (kakek Habib Rizieq) yaitu Habib Muhammad Syihab, dahulu pernah memiliki ratusan delman dan memiliki istal kuda di depan RS Pelni saat ini. Delman yang bertrayek Tanah Abang ke Kebayoran Lama ini pernah diganggu oleh preman yang mengaku anak buah si Pitung, jagoan Betawi yang dibenci Belanda.
Seperti dituturkan Habib Rizieq, kakeknya itu langsung menemui singa betawi si Pitung. Ternyata preman tersebut bukanlah anak buah si Pitung dan si Pitung pun merasa tidak senang namanya dicatut. Rupanya pertemuan itu malah membuat dua tokoh Betawi tersebut menjadi akrab. Akhirnya, Habib Muhammad dikawinkan dengan ponakan Pitung dari Kebon Nanas, Kebayoran Lama.
Dari perkawinan ini lahirlah Habib Husein Syihab, ayah dari Habib Muhammad Rizieq Syihab. Jadi, bisa dibilang bahwa Habib Rizieq masih termasuk cucu Pitung sang singa betawi.
Masa Kecil dan riwayat pendidikan Habib Rizieq Syihab
Masa kecil Habib Rizieq bisa dibilang tinggal dalam keluarga yang prihatin karena ayah beliau meninggal dunia pada usia beliau 11 bulan. Ibu Habib Rizieq yang hanya sebagai penjahit rumahan, tidak mampu menyekolahkan Habib Rizieq ke pesantren.
Pendidikan sekolahnya dimulai di SDN 1 Petamburan. Kemudian dilanjutkan ke SMP 40 Pejompongan. Karena lokasi SMPnya jauh, ibu Habib Rizieq memindahkan puteranya ke sekolah SMP yang terdekat. Dan SMP itu adalah SMP Kristen Bethel Petamburan Jakarta. Setelah lulus, Habib Rizieq melanjutkan ke SMAN 4 Gambir, dan SMA Islamic Village (Tangerang) sampai lulus pada tahun 1982.
Setelah tamat SMA, tahun 1983, beliau kuliah di LIPIA (sebuah perguruan tinggi Islam yang didirikan Arab Saudi berkerja sama dengan pemerintah Indonesia) selama setahun. Karena mendapat beasiswa dari OKI, Habib Rizieq melanjutkan studi S1 di King Saud University, jurusan Dirasah Islamiyah, Fakultas Tarbiyah.
Tahun 1990 Habib Rizieq berhasil menyelesaikan studinya dan sempat mengajar di sebuah SLA di Riyadh selama 1 tahun lalu kembali ke Indonesia pada tahun 1992. Studinya ke King Saudi University, Arab Saudi, yang diselesaikan dalam waktu empat tahun dengan predikat cum-laude. Beliau tinggal di Arab Saudi kurang lebih selama 7 – 8 tahun.
Usai lulus S1, Habib Muhammad Rizieq Syihab kemudian berhasil menyelesaikan Studi Islam S2 dan S3 di Universitas Antar-Bangsa Malaysia.
Setelah pulang ke Indonesia, beliau mulai mengajar bahkan menjadi kepala sekolah Madrasah Aliyah Jamiat Kheir, Jakarta. Selain itu, beliau mendapat kehormatan sebagai Mufti Besar Kesultanan Darul Islam Sulu (gelar: Datuk Paduka Maulana Syar’i Sulu) Malaysia. Jadi, gelar DPMSS merupakan singkatan dari mufti Sulu.
Beliau menikah pada 11 September 1987 dengan Syarifah Fadhlun serta dikaruniai 7 orang anak perempuan : Rufaidah Syihab, Humairah Syihab, Zulfa Syihab, Najwa Syihab, dan Mumtaz Syihab, Fairuz Syihab dan Zahra Syihab. Anak-anak tersebut disekolahkan di Jami’at Khair, dan juga didatangkan guru privat (ilmu agama dan umum).
Berdirinya Front Pembela Islam (FPI)
Habib Muhammad Rizieq Syihab mendeklarasikan berdirinya Front Pembela Islam (FPI) tanggal 17 Agustus 1998 atau tanggal 25 Robi’utsani 1419 H.
Front Pembela Islam (FPI) adalah sebuah organisasi massa Islam yang berpusat di Jakarta. Beliau dalam menegakkan amar maruf nahi munkar memang tegas dan tanpa pandang bulu. Awalnya, organisasi ini mencanangkan Gerakan Nasional Anti Maksiat.
Maka, berbagai kritik, kecaman, tuduhan, tudingan, fitnah dan caci maki, teror, ancaman dan intimidasi kerapkali dialamatkan pada Habib dan organisasi ini.
Berbagai ujian dan cobaan menghantam Habib, serta para aktivis yang tergabung dalam FPI. Pada tanggal 3 Sya’ban 1419 H/ 22 November 1998 terjadi Peristiwa Ketapang, Jakarta, 22 November 1998, sekitar 200 anggota massa FPI bentrok dengan ratusan preman. Peristiwa ini menyeret FPI ke dalam tragedi berdarah yang menggemparkan dunia. Bahkan pada tanggal 11 April 1999 Habib Rizieq ditembak orang tak dikenal.
Atas berkat pertolongan Allah SWT, beliau selamat dari usaha pembunuhan tersebut. Setahun kemudian yaitu sepanjang tahun 2000 terjadi penangkapan besar-besaran terhadap aktivis FPI di berbagai wilayah.
Benarlah kata pepatah “Semakin tinggi pohon menjulang, semakin kencang angin menerjang”. Begitulah yang dialami oleh Habib Rizieq beserta para aktivisnya yang tergabung dalam FPI. Mereka harus keluar masuk penjara serta menghadapi berbagai badai fitnah, cacian dan ancaman.
Tepatnya pada tanggal 16 Oktober 2002 Al Habib Rizieq dipenjara dalam rumah tahanan Polda Metro Jaya. Kemudian dilanjutkan dengan tahanan rumah, lalu penangguhan penahanan hingga 20 April 2003. Akan tetapi, pada 21 April 2003 Habib Rizieq kembali dijebloskan ke penjara rumah Tahanan Salemba. Saat itu, belum ada penjelasan memadai atas kasus yang disangkakan beliau.
Beberapa tahun kemudian tepatnya pada tanggal 30 Oktober 2008 Habib Muhammad Rizieq Syihab divonis 1,5 tahun penjara karena dinyatakan bersalah terkait penyerangan terhadap massa Aliansi Kebangsaan untuk Kebebasan Beragama dan Berkeyakinan atau AKKBB pada peristiwa Insiden Monas 1 Juni.
Habib Rizieq sangat paham dan mengerti bahwa berbagai penahanan tersebut merupakan bagian dari upaya pemberangusan dakwah Habib bersama FPI dan gerakan amar maruf nahi munkarnya. Berbagai alasan dibuat, pasal berlapis disiapkan, dan seterusnya.
Namun, apapun halangan dan ujiannya, FPI tetap eksis dan konsisten dengan perjuangan amar maruf nahi munkar. Bahkan jumlah anggota FPI semakin banyak. Diberbagai daerah dari ujung Merauke Aceh sampai ke berbagai pulau yang ada di Indonesia dideklarasikan cabang-cabang FPI. Bahkan di Malaysia telah berdiri cabang FPI. Di negara lainpun seperti di Hadhramaut Yaman, Kairo Mesir telah terdapat cabang FPI yang tergabung dalam FMI (Front Mahasiswa Islam) yaitu organisasi sayap FPI.
Tidaklah heran jika Sulthanul Ilmi Al Habib Salim As Syathiri pimpinan Ribat TariemHadhramaut Yaman pernah berkata dalam Haul ayahandanya Al Quthb Al Habib Abdullah bin Umar As Syathiri, “Bahwa para habaib, ulama, shalihin serta aulia banyak sekali di bumi ini termasuk di Indonesia. Akan tetapi, sangat jarang sekali ada seorang habib yang berani seperti Habib Rizieq. Mungkin adanya hanya 800 tahun sekali itu juga dulu ketika zaman Al Imam Faqih Muqaddam Muhammad bin Ali Ba’alawi”.
Kiprah Sosial FPI
Al Habib Rizieq berdakwah memang bukan saja melakukan amar maruf nahi munkar dan berjihad, akan tetapi Habib Rizieq bersama FPI melakukan berbagai bakti sosial di berbagai penjuru negeri yang ada di Indonesia. Hal ini tentu mengundang simpati masyarakat dan berbagai kalangan. Sangat berbeda jauh dengan pemberitaan-pemberitaan di berbagai media sosial yang selalu menyudutkan atau memojokkan Habib dan FPI.
Beberapa bakti atau aksi sosial yang dilakukan oleh Habib Rizieq bersama FPI adalah sebagai berikut :
1. Menjadi evakuator mayat terbanyak ketika terjadi Tsunami di Aceh
Menteri Sosial ketika itu, Dr. Salim Segaf mengapresiasi kontribusi FPI selama ini. “Saya pernah mengunjungi Habib Rizieq dan kawan-kawan FPI ketika bencana tsunami Aceh, saya salut kepada FPI yang telah mengevakuasi puluhan ribu mayat ketika itu,” ujarnya.
“Saat bencana Tsunami Aceh saya bertemu Habib Rizieq, ternyata beliau dan laskar FPI itu tinggal kuburan dengan mendirikan tenda-tenda bukan di hotel. Habib Rizieq memimpin laskar untuk mengevakuasi mayat selama 4 bulan, Subhanallah inilah yang FPI lakukan. Bayangkan, tinggal di kuburan, kita semalam aja udah takut, ini 4 bulan,” ujar menteri sosial menceritakan pengalamannya.
Dalam peristiwa bencana tsunami di Aceh tahun 2004 lalu, dengan biaya sendiri serta peralatan seadanya FPI berhasil mengevakuasi ribuan mayat, banyak mayat yang sulit dievakusi namun bisa diatasi oleh anggota FPI. Relawan FPI-lah yang menemukan mayat juru bicara Polda Aceh, Sayed Husaini. Namun sayang jasa besar FPI itu, hampir tidak diberitakan sama sekali oleh media-media sekuler. Dalam tugu Tsunami tertulis bahwa FPI merupakan yang terbanyak dalam mengevakuasi mayat sedangkan urutan selanjutnya adalah TNI Polri dan lembaga lainnya.
2. Aksi kemanusiaan FPI di lokasi banjir dan kebakaran seperti di Jakarta
Hal ini merupakan rutin dilakukan karena Jakarta merupakan daerah yang sering terkena banjir. Posko-posko untuk menyalurkan bantuan kepada korban banjir berdiri hingga ke berbagai pelosok Jakarta. Bahkan tak jarang Imam Besar FPI Habib Rizieq juga langsung terjun ke lapangan.
3. Gempa Padang
Seperti halnya di Aceh relawan FPI juga banyak yang turun ke Padang. Bahkan hingga berbulan-bulan menolong korban gempa.
4. Letusan Merapi Yogya
5. longsor Leuwi Gajah
6. Air bah Morowali
7. Jebolnya tanggul Situ Gintung, Tangerang
8. Tsunami di Pangandaran
9. Longsor di Ciwidey Bandung dan berbagai tempat lainnya yang mengalami bencana Relawan FPI selalu terdepan.
10. Bantuan untuk Palestina rutin setiap tahunnya tak kurang dari Rp. 1.000.000.000,- (Satu Milyar Rupiah).
11. Pembagian sembako bagi orang-orang yang tidak mampu di berbagi tempat
12. Kerjasama FPI dengan Kemensos RI secara nasional dalam Program Bedah Kampung. Ribuan rumah miskin di puluhan kampung Jakarta, Depok, Tangerang, Bekasi, Purwakarta, Pasuruan, Palu, dan Gresik, berhasil dibedah.
13. Kerjasama FPI dengan Kemenag RI dalam Program Pengembalian Ahmadiyah kepada Islam. Ribuan pengikut Ahmadiyah taubat dan masuk Islam. Seperti di Tenjo Waringin Tasik, 800 warga Ahmadiyah kembali pada Islam.
14. Sejumlah Pemda di berbagai Daerah bekerjasama dengan FPI dalam program kebersihan lingkungan, penyuluhan kesehatan, pemberantasan hama pertanian, penghijauan lahan gundul, dan sebagainya.
15. Bahkan pernah ada kerjasama FPI dengan almarhum Taufiq Kiemas Pimpinan MPR RI dalam pemantapan Empat Pilar RI. FPI tidak pernah menolak Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bineka Tunggal Ika selama ditafsirkan secara benar dan lurus. Maka itu Mantan Menteri Dalam Negeri Indonesia Gamawan Fauzi pernah mengimbau agar Kepala Daerah bisa menjalin kerja sama dengan organisasi masyarakat ini.
16. Bahkan saat ini FPI sedang melakukan upaya pencegahan banjir Jakarta dengan mereboisasi daerah hulu sungai yang mengarah ke Ibu Kota. Lokasi bertempat di Pesantren Agrikulturaldareah Gunung Pangrango, Puncak. Pada Januari FPI menanam sekitar 40 ribuan pohon. Ketua FPI Habib RizieqSihab menargetkan agar di bulan Desember ada 300 ribu pohon tertanam di sana. Sehingga dua tahun kedepan ada satu juta pohon untuk reboisasi hutan Lokasi. Di daerah tersebut ada empat aliran sungai yang mengarah ke Jakarta.
Aksi sosial tersebut merupakan sebagian kecil yang sudah disumbangkan oleh FPI untuk masyarakat dan bangsa Indonesia. Masih banyak kegiatan-kegiatan positif lainnya yang telah dilakukan oleh Al Habi Rizieq Syihab bersama FPI. Wallahu A’lam Bishawab. (mh/sumber: wikipedia, arrohim.com)