SALAH satu syarat sah sholat adalah melakukan takbiratul ihram. Bagaimana cara takbiratul ihram sesuai Alquran dan Sunnah? Baca artikel berikut ini.
Takbiratul Ihram adalah gerakan mengangkat kedua tangan sembari membaca niat dalam hati.
Mengangkat kedua tangan saat Takbiirotul Ihroom dijelaskan dalam Hadits Riwayat Imaam Abu Daawud no: 753 dan Imam At Turmudzy no: 240, dari Abu Hurairoh dishohiihkan oleh Syaikh Nashiruddin Al Albaany:
Baca Juga: Tata Cara Shalat Witir Lengkap dengan Doa
Cara Takbiratul Ihram Sesuai Alquran dan Sunnah
Takbiratul ihram dilakukan dengan membarengkan niat shalat dalam hati bersamaan (berdekatan dengan) gerakan Takbiratul Ihram.
A) Niat shalat karena Allah di dalam hati
Adapun berkaitan dengan masalah Niat Shalat, sebagaimana dalam Hadits Riwayat Imaam Al Bukhoory no: 1, dari ‘Umar bin Khattab bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda:
Artinya: “Sesungguhnya seluruh amalan itu (hendaknya) dibarengi oleh niat dan sesungguhnya setiap orang berhak mendapat dari apa yang diniatkannya.”
Setiap orang yang hendak sholat, usahakan membarengkan niat sholatnya dengan awal sholatnya; dalam hal ini Takbiratul Ihram.
Dan tidak perlu melafazkan “Usholli….” melalui mulutnya, akan tetapi niat tersebut cukup digerakkan dan disengajakan oleh hatinya bahwa dia akan sholat.
B) Mengangkat kedua tangan
Mengangkat kedua tangan saat Takbiirotul Ihroom dijelaskan dalam Hadits Riwayat Imaam Abu Daawud no: 753 dan Imam At Turmudzy no: 240, dari Abu Hurairoh dishohiihkan oleh Syaikh Nashiruddin Al Albaany:
1.2. Adapun posisi tangan saat Takbiirotul Ihrom, bisa dengan 2 pilihan cara:
C) Mengangkat Kedua Tangan Hingga Ujung Jari Sejajar Bahu
Adapun posisi kedua tangan tersebut sejajar dengan bahu adalah dijelaskan dalam Hadits Riwayat Imaam Abu Daawud no: 722, dari ‘Abdullah bin ‘Umar dishohiihkan oleh Syaikh Nashiruddin Al Albaany
D) Mengangkat Kedua Tangan Hingga Ujung Jari Sejajar Kedua Daun Telinga
Akan tetapi, terdapat Hadits yang dikeluarkan oleh Ibnu Al Jaruud dalam Kitab “Al Muntaqo” no: 202, dari Waa’il bin Hujr bahwa beliau berkata:
Artinya:
“Sungguh aku melihat Sholat Rosuulullooh Shallallahu alaihi wa sallam ketika beliau membuka shalat, beliau bertakbir dan mengangkat kedua tangannya sehingga aku lihat kedua ibu jarinya dekat dengan kedua telinganya.”
Dan juga sebagaimana dalam Hadits Riwayat Imaam Ahmad no: 18869, dari Shohabat Waa’il bin Hujr radhiyallahu anhu dishohiihkan oleh Syaikh Syu’aib Al Arna’uuth, bahwa beliau melihat:
Artinya:
“Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam mengangkat kedua tangannya ketika membuka shalat sehingga kedua ibu jarinya sejajar dengan daun kedua telinganya.”
Jadi ada 2 pilihan bagi posisi mengangkat tangan tersebut, boleh sejajar dengan bahu, dan boleh pula sejajar dengan kedua daun telinga.
1.3. Posisi jari-jemari tangan tidak rapat dan tidak terlalu renggang (biasa saja).
1.4. Hadapkan telapak tangan ke arah Kiblat.
1.5. Posisi tangan setelah Takbiratul Ihram:
A) Meletakkan tangan kanan di atas tangan diri, di atas dada
Setelah Takbir “Allahu Akbar” usai, letakkanlah tangan kanan di atas tangan kiri, di atas dada.
Hal ini sebagaimana dalam Hadits Riwayat Imam Ibnu Hudzaimah no: 479, dari Waa’il bin Hujr.
Artinya:
“Aku sholat bersama Rasulullah dan beliau meletakkan tangan kanannya di atas tangan kirinya DI ATAS DADANYA.”
B) 3 Posisi Peletakan Tangan kanan di Atas Tangan Kiri
Hal ini dilakukan dengan 3 pilihan cara, sesuai dengan kondisi kepadatan jamaah sholat, sebagaimana dalam Hadits Riwayat Imam Abu Daawud no: 727 dan Imam Ahmad no: 18890, dari Waa’il bin Hujr.
Artinya:
“… Kemudian beliau (Rasulullah) meletakkan tangan kanannya di atas punggung telapak tangan kirinya dan atau pada pergelangan tangan kirinya dan atau pada punggung tangan kirinya…”
Bahkan terdapat dalam riwayat Al Imam Al Bukhory no: 740 dari Sahl bin Sa’ad bahwa beliau berkata,
Artinya:
“Adalah orang-orang diperintahkan agar meletakkan tangan kanannya di atas siku tangan kirinya dalam sholat…”
Adapun meletakkan kedua tangan di bawah dada (di pusar/di pinggang sebelah kiri), maka semua itu adalah Haditsnya LEMAH.
B-1. Posisi telapak tangan kanan di atas telapak tangan kiri, saat sholat sendirian atau kondisi jamaah sholat longgar.
B-2. Posisi telapak tangan kanan menggenggam pergelangan tangan kiri, saat kondisi jamaah sholat agak padat.
B-3. Posisi telapak tangan kanan menggenggam punggung tangan kiri, saat kondisi jamaah sholat padat.
1.6. Tujukan pandangan mata ke arah tempat sujud. Dan dilarang pandangan mata bergentayangan ke atas – ke bawah – ke kiri dan ke kanan.
Baca Juga: Cara Khusyuk dalam Shalat
Arah Mata saat Shalat
Imaam Muhammad bin Siriin rahimahullah berkata, “Para Shohabat mengangkat pandangan mereka ke langit dalam sholat.
Akan tetapi, ketika ayat ini (QS Al Mu’minuun (23) ayat 1-2) turun, maka mereka menundukkan pandangan mereka ke tempat sujud mereka.” (Tafsir Imam Ibnu Katsiir Jilid 5 halaman 461)
Berikut ini adalah firman Allah Subhanahu wa taala dalam QS. Al Mu’minuun (23) ayat 1-2 tersebut:
Artinya:
(1) “Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman,
(2) (yaitu) orang-orang yang khusyu` dalam sholatnya.”
Dan sebagaimana terdapat keterangan dari ‘A’isyah bahwa sebagaimana diriwayatkan oleh Imam Al Hakim dalam Kitab “Al Mustadrok” no: 1761 dan kata beliau keterangan itu disebutnya sebagai Hadits yang Shahih, memenuhi syarat Imam Al Bukhoory dan Al Imam Muslim, hanya saja mereka tidak mengeluarkannya;
juga diriwayatkan oleh Al Imam Al Baihaqy dalam “As Sunnan Al Kubro” no: 9726, dan syaikh Nashiruddin Al Albaany dalam “Sifat Sholat Nabi” Jilid 1 halaman 232 menyetujui penshohiihan keduanya.
Bahwa ‘A’isyah mengagumi seorang Muslim ketika masuk Ka’bah mengangkat pandangannya ke arah atap Ka’bah, berdoa sebagai bentuk pengagungan terhadap Allah,
lalu ketika itu Rasulullah masuk, sedangkan Rasulullah tidak meninggalkan pandangannya dari tempat sujudnya sehingga dia keluar dari Ka’bah.
Syaikh Al ‘Utsaimiin rahimahullah menjelaskan dalam Syarah beliau terhadap Kitab Zaadul Mustaqni’ Jilid 3 halaman 15, bahwa mengarahkan pandangan ke arah tempat sujud adalah menjadi sikap kebanyakan ahlul ‘Ilmu.
Demikian pula Syaikh Nashiruddin Al Albaany rahimahullah dalam Kitab “Sifat Sholat Nabi” Jilid 1 halaman 233 mengatakan bahwa pendapat inilah yang benar dari madzab Hanafi;
yaitu bahwa beliau menganjurkan agar seseorang yang sholat mengarahkan pandangannya ke tempat sujudnya, karena yang demikian itu adalah lebih dekat kepada khusyu’ dan itulah yang benar.
Sahabat Muslim, itulah cara takbiratul ihram sesuai alquran dan sunnah disertai niat serta arah pandangan saat shalat. Semoga bermanfaat.[ind]