Namun takdir Allah tetap bisa bertahan di posisi 2 Nasional. Bahkan tanpa saya sering iklan. Bahkan mungkin jarang sekali kawan-kawan lihat saya mempromosikan buku ini.
Salah satu hal yang saya yakini menjadi faktor semua ini adalah totalitas. Ketika saya menulis buku ini, saya totalitas mengerahkan seluruh pikiran dan waktu. Selama 2 pekan, saya tidur beralas kardus di depan meja pendek tempat menaruh laptop.
Hal itu saya lakukan demi menjaga rasa. Saya ini sedang sulit. Jangan manja! Kalau tidur, biar cepat kebangun karena tidak nyaman. Sambil ingat, “Woii… naskah belum selesai.”
Baca juga: Hukum Merayakan Tahun Baru Masehi Bagi Umat Muslim (Part 2)
Memang waktu saya menulis buku Rezeki Level 9. Saya sedang menghadapi banyak sekali permasalahan dalam bisnis yang akhirnya berdampak pada kehidupan. Tak jarang saya menulis dalam keadaan sambil menangis sambil doa. Semoga buku ini jadi manfaat.
Namun di situlah saya justru belajar dan berkenalan dengan Level Rezeki tertinggi yang Allah siapkan. Dan itu menjadi bahan lahirnya buku Rezeki Level 9.
Saya sampai waktu itu bertekad. Andai ini jadi buku terakhir, saya tidak menyesal. Karena yang saya tulis adalah esensi dari semua ilmu rezeki yang akhirnya saya dapatkan. Setidaknya, ini jadi sumbangsih saya untuk masyarakat agar tak lagi bingung dan kesulitan kalau bicara masalah rezeki.
Lha wong masalah rezeki itu ternyata gampang dan mudah kalau kita tahu caranya. Saya ingin membuat buku ini padat berisi dan “bernyawa”. Mudah dipraktekkan, bisa dibaca dari lembar yang mana saja, bisa dibaca selesai sekali duduk, dan menyenangkan sekaligus mengharukan.
Saya kemas sedemikian rupa. Bahkan, mulai dari jenis Font, gambar pendukung sampai sampulnya, saya sendiri yang mengerjakan. Saya bilang ke tim editor saat itu.
Baca selengkapnya di oase ChanelMuslim.com