Chanelmuslim.com – Inilah kisah-kisah sahabat dan para tabiin yang merayakan cinta mereka dengan sederhana. Mereka yang tidak melihat ketampanan, kecantikan dan kemapanan harta. Namun tetap memupuk cinta dalam balutan taqwa hingga melahirkan bintang-bintang yang mengukir sejarah.
Kisah pertama, di suatu pagi saat Rasulullah menjumpai Abdurrahman bin Auf yang rambutnya basah dan bajunya kekuningan terkena parfum za’faran. Nabi bertanya, “kamu habis menikah ya?”. “Iya” jawab Abdurrahman bin Auf. “Kenapa tidak mengundang? Adakan walimah walau cuma seekor kambing”, Lanjut Nabi.
Baca Juga: Menuju Masa Depan, Sebuah Lagu Cinta Bunda untuk Ananda
Mereka yang Merayakan Cinta dengan Sederhana dan Melahirkan Bintang
Kisah kedua, saat Ummu Sulaim dipinang oleh Abu Thalhah yang masih musyrik. Ia menolaknya hingga Abu Thalhah menyatakan mau masuk islam. “Sungguh tak pantas seorang musyrik menikahiku. Tidakkah engkau tahu wahai Abu Thalhah, bahwa berhala sesembahanmu itu dipahat oleh budak dari suku ini dan itu!” Sindir ummu Sulaim. “Jika kau sulut dengan api pun ia akan terbakar” lanjutnya. Abu Thalhah berpaling tetapi perkataan berbekas di hatinya. Akhirnya la masuk islam dan mereka berdua menikah. Sederhana! Ummu Sulaim tidak meminta sesuatu lagi selain keislaman suaminya sebagai mahar.
Selanjutnya, kisah pertemuan dua insan yang melahirkan generasi bintang gemilang. Najmuddin menolak putri Sultan dan Menteri yang punya kecantikan dan kedudukan. Begitu juga gadis (yang kelak dinikahi Najmuddin) menolak pemuda yang punya kedudukan dan ketampanan. Akhirnya mereka berdua menikah karena visi yang besar. Keduanya menginginkan tangan yang bisa menggandeng ke surga dan melahirkan darinya ksatria yang akan mengembalikan Baitul Maqdis kepada kaum muslimin. Mereka adalah orang tua Shalahuddin Al Ayubi. Sederhana! Bertemu dan bersatu karena cita-cita mulia.
Pun, kisah Ashim bin Umar meminang gadis penjual susu yang jujur. Ia tidak berpanjang kalam mendengar tawaran ayahnya. Begitu sederhana karena Sang Ayah (Umar bin Khattab) melihat iman dan ketulusan jiwa yang memesona. Kelak dari jalur keturunan mereka, lahir calon pemimpin besar nan bersahaja, Khalifah Umar bin Abdul Aziz.
Inilah indahnya cinta dalam bingkai ilmu dan kesederhanaan. Niat ikhlas dan ketulusan hati menyatukan dua insan manusia demi menggapai ridho illahi. Manusia tidak ada yang sempurna. Tetapi ilmu, keimanan, dan ketulusan hati menampakkan fitrah dan keinginan jiwa. Nafs dan hawa pun diberkahi. Hawa menjadi tiada tersesat dan keliru karena mengikuti bimbingan wahyu. Dan diujung cerita syahwat yang dihalalkan syariat (dengan pernikahan), mereka akan bersujud dan mempersembahkan ibadah seutuhnya kepada Allah semata.
Wallahu a’lam. []
Sumber : http://www.parentingnabawiyah.com/index.php/aktifitas-kegiatan-parenting-nabawiyah/liputan/273-tentang-bintang-yang-jatuh-cinta