• Tentang Kami
  • Iklan
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber
Jumat, 23 Mei, 2025
No Result
View All Result
FOKUS+
  • Home
  • Jendela Hati
    • Thinking Skills
    • Quotes Mam Fifi
  • Keluarga
    • Suami Istri
    • Parenting
    • Tumbuh Kembang
  • Pranikah
  • Lifestyle
    • Figur
    • Fashion
    • Healthy
    • Kecantikan
    • Masak
    • Resensi
    • Tips
    • Wisata
  • Berita
    • Berita
    • Editorial
    • Fokus +
    • Sekolah
    • JISc News
    • Info
  • Khazanah
    • Khazanah
    • Quran Hadis
    • Nasihat
    • Ustazah
    • Kisah
    • Umroh
  • Konsultasi
    • Hukum
    • Syariah
Chanelmuslim.com
No Result
View All Result
Home Cerpen

Sepertiga Jalan (Bag.2)

Desember 2, 2021
in Cerpen
Sepertiga Jalan (Bag.2)

Sepertiga Jalan (Bag.2) (Foto: Pixabay)

75
SHARES
577
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterWhatsappTelegram
Dapatkan Informasi Terupdate Terbaru Melalui Saluran CMM Dapatkan Informasi Terupdate Terbaru Melalui Saluran CMM Dapatkan Informasi Terupdate Terbaru Melalui Saluran CMM
ADVERTISEMENT

ChanelMuslim.com – Aku optimis menuntaskan sekolah menengah atasku untuk menjadi yang terbaik juga. Entah apa mimpiku, rasanya hanya ingin menjadi yang terbaik dan mendapat pengakuan tersebut.

Teringat tiga tahun lalu, saat aku duduk di bangku kelas empat sekolah dasar, anak 11 tahun dengan segala keterbatasan dan kepolosannya.

Saa itu aku mendapat perlakuan menyedihkan dari teman-teman sekelasku karena peringkat kelasku selalu berada di paling bawah.

Baca Juga: Sepertiga Jalan (Bag.1)

Sepertiga Jalan (Bag.2)

Tadi itu dulu, aku yang orang lain lihat sekarang bukanlah aku yang dulu, mendapat pembulian dan selalu diintimidasi oleh teman-temanku, bahkan guruku.

Perih rasanya ketika mengingat kejadian tersebut. Banyak ejekan atau bahkan pembulian verbal yang aku terima, mulai dari diteriki “39” oleh teman sekelas.

Apa itu 39? 39 adalah peringkatku yang paling bawah di kelas tersebut. Aku hanya diam dan diam, aku tak berani menceritakan ke mamah ataupun papah.

Kejadian “39” itu menyakitkan, namun bukan yang paling menyakitkan. Ada satu kejadian yang sangat melekat di kepalaku. Rasa sakit hati masih terbayang hingga saat ini.

Setiap episode menyakitkan itu berputar di otakku, kembali terasa sesaknya dada tiap kali mengingat kejadian tersebut.

Pada hari itu, sekolahku telah menyelesaikan semester awal di kelas 4 SD. Sekolah berjalan lebih santai, hanya ada sedikit perlombaan antar kelas, biasa disebut classmeeting.

Usai perlombaan, tiba-tiba semua siswa berbondong-bondong menuju mading sekolah untuk melihat hasil ujian mereka. Seperti halnya mereka, aku juga tertarik melihatnya.

Namun, tiba-tiba ada segerombolan siswa, teman sekelasku, yang lewat dihadapanku seraya tertawa terbahak-bahak dan menatap sinis dari ujung kepala hingga ujung kaki.

Aku tak mengerti apa maksud mereka, sampai salah satu dari mereka meneriakiku, “heh, lo! gak bosen ya ranking merah semua! Keluar ajah deh lo dari sekolah ini. Percuma lo sekolah tapi gak punya otak!” mendengar ucapan tersebut aku segera menuju mading dan menerobos kerumunan.

Benar saja, ternyata namaku merah, namun bukan merah hasil cetakan komputer. Itu merah spidol, dengan tulisan di bawahnya masih menggunaan tinta merah.

“Makannya belajar! eh lupa, kan gak punya otak ya? HAHAHA” ledek mereka.

Segera aku keluar kerumunan, dan aku dapati mereka berdiri menertawakanku.

“Gimana? udah lihat? yuk, girls cuss!” mereka pergi meninggalkanku.

Belum sampai dua langka, aku terbawa emosi. Aku menarik anat tersebut seraya berkata terisak “Aku salah apa sama kamu? Akukan gak jahat sama kamu, kenapa kamu memperlakukanku seperi ini?” [Ln]

Bersambung…

Ditulis oleh Rajwa Aida, santri kelas 2 SMA Jakarta Islamic Girls Boarding School (JIGSc)

Tags: Sepertiga Jalan (Bag.2)
Previous Post

Membaca aI-Fatihah di dalam Shalat Jenazah

Next Post

Bahaya Merkuri yang Sering Ada di Produk Kecantikan

Next Post
Bahaya Merkuri yang Sering Ada di Produk Kecantikan

Bahaya Merkuri yang Sering Ada di Produk Kecantikan

Tiga Penyebab Kehancuran Umat Terdahulu

Tiga Penyebab Kehancuran Umat Terdahulu

Resistensi Antimikroba jadi ancaman Kesehatan Masyarakat yang Mendesak

Resistensi Antimikroba jadi ancaman Kesehatan Masyarakat yang Mendesak

.:: TERPOPULER

Chanelmuslim.com

© 1997 - 2022 ChanelMuslim - Media Pendidikan dan Keluarga

Navigate Site

  • IKLAN
  • TENTANG KAMI
  • PEDOMAN MEDIA SIBER
  • REDAKSI
  • LOWONGAN KERJA

Follow Us

No Result
View All Result
  • Home
  • Jendela Hati
    • Thinking Skills
    • Quotes Mam Fifi
  • Keluarga
    • Suami Istri
    • Parenting
    • Tumbuh Kembang
  • Pranikah
  • Lifestyle
    • Figur
    • Fashion
    • Healthy
    • Kecantikan
    • Masak
    • Resensi
    • Tips
    • Wisata
  • Berita
    • Berita
    • Editorial
    • Fokus +
    • Sekolah
    • JISc News
    • Info
  • Khazanah
    • Khazanah
    • Quran Hadis
    • Nasihat
    • Ustazah
    • Kisah
    • Umroh
  • Konsultasi
    • Hukum
    • Syariah

© 1997 - 2022 ChanelMuslim - Media Pendidikan dan Keluarga