ChanelMuslim.com – Jangan membawa bom dalam pernikahan. Perumpamaan ini dengan sangat menarik dipaparkan oleh Ummi Khairiah, M. Psi, Psikolog yang juga Staff Dept. Pendidikan PW Salimah Sumut.
Setiap manusia memiliki masalahnya sendiri. Semakin banyak tekanan hidup, biasanya semakin banyak masalah yang dihadapi.
Jika masalah itu berhasil diselesaikan, akan menjadi pelajaran kehidupan. Jika masih tersendat dan terpendam, akan menumpuk dan sewaktu-waktu bisa meledak seperti bom waktu.
Baca Juga: Perlukah Perjanjian Pranikah Sebelum Ijab Kabul?
Jangan Membawa Bom dalam Pernikahan
Bom ini jika dibawa oleh masing-masing pasangan yang akan menikah, bisa meledak dan akibatnya akan saling melukai.
Bentuk bomnya bisa bermacam ragam, seperti luka batin (inner child), trauma pernikahan (melihat kekerasan rumah tangga, perceraian, perselingkuhan, dll), kekerasan seksual dan lainnya.
Sebaiknya, bom ini dijinakkan terlebih dahulu sebelum menikah.
Cara paling efektif menjinakkan bom ini adalah dengan sharing kepada orang yang tepat.
Baik secara pribadi (menemui psikolog, psikiater, tokoh agama, orangtua yang bijak) atau secara kelompok (kelas pranikah online dan offline)
Jika bom ini dijinakkan sebelum pernikahan, maka akan ada jiwa yang terjaga dan terselamatkan dalam bingkai cinta.
Karena jiwa pasangan dan anak-anak adalah tanggung jawab kita.
Baca Juga: Seniman Palestina Menggambarkan ‘Bom Berdetak’ di Gaza
Sahabat Muslim, jomblowan dan jomblowati, apakah bom-bom yang ada dalam diri kita sudah sepenuhnya dijinakkan?
Jika belum, adakah usaha untuk menjinakkannya? Apakah kamu berusaha terus memperbaiki diri dan tidak terus tersandung masa lalu?
Walau bagaimana pun, permasalahan akan selalu hadir dalam setiap episode kehidupan kita. Ada baiknya, sebelum menikah, kita sudah membenahi diri dan berusaha memantaskan diri untuk menjemput jodoh terbaik.
Namun jangan ragu jika bom itu belum sepenuhnya bisa dijinakkan, tetap melangkah, yang terpenting adalah keinginan untuk terus berubah ke arah yang lebih baik. Tetap semangat.[ind]