ChanelMuslim.com- Kadang nggak semua orang nyadar apa dirinya sudah siap nikah atau belum. Ingin nikah tapi bingung. Ingin nikah tapi ragu. Ingin nikah tapi masih celingak-celinguk.
Boleh dibilang ini problem terbesar para lajang. Yaitu, nggak tahu pasti apa dirinya sudah siap atau belum. Dan ini sama sekali nggak ada hubungan dengan usia. Nggak ada hubungan dengan gaji, apalagi sama tinggi dan besar badan.
Yang dia tahu kalau orang-orang di sekitar terus aja ngompor-ngomporin. “Yah, hari ini masih bujangan!” Ada lagi yang komen, “Mau nunggu monas runtuh dulu baru ngelamar calon istri?”
Itu buat bujangan Ikhwan. Yang buat akhwat juga nggak kalah dahsyat. “Mau diduluin adek dulu, baru bilang siap?” Ada yang juga ngomporin, “Sarjana udah. Gaji lumayan. Tampang oke. Masih nunggu suara tokek dulu baru siap nikah?”
Bayangin kalau suara-suara kompor itu menyala tiap hari. Ya di tempat kerja, di pengajian, di rumah, di mana aja. Pusing juga kan!
Nabi shallallahu ‘alahi wasallam pernah ngasih nasihat buat para lajang. Mungkin juga kita ada di situ.
Kata Nabi, wahai para syabab, siapa di antara kalian yang sudah ba’ah, maka menikahlah. Karena dengan nikah pandangan bisa terjaga, dan hasrat bisa tersalurkan. Tapi kalau kalian belum siap, berpuasalah. Karena puasa itu bisa membentengi diri.
Para ulama tertarik dengan kata ba’ah. Apa sih ba’ah? Menurut ulama, ba’ah itu kedewasaan. Tandanya, ada gairah dengan lawan jenis, ada penghasilan, ada kemandirian alias nggak nunggu bansos dari ortu, dan ngerti gimana berumah tangga.
Coba periksa diri masing-masing. Ciri-ciri itu ada nggak di diri kita. Kalau ada, jangan ragu. Nikah aja! Tapi kalau belum, jangan juga maksain. Puasa aja yang banyak dan jangan bosan bersabar.
Sebenarnya, berapa sih modal buat nikah? Kalau tentang ini, ada bahasannya sendiri. Pendek kata, kalau sudah ada penghasilan dan kemauan, coba ngomong aja sama yang bisa diajak ngomong. Bisa ortu, guru ngaji, bisa juga sama sohib dekat. Insya Allah ada solusi.
Satu lagi, sayang nggak sih karir kalau ditinggal gitu aja buat nikah? Pertanyaan ini biasanya dari para akhwat. Ini karena nikah berarti punya “karir” baru. Ya, karir di rumah jadi istri, ibu, atau dua-duanya sekaligus.
Soal ini, insya Allah juga ada bahasannya. Tapi kalau emang sudah yakin siap, karir mungkin bisa ngikutin atau nyesuain. Kan banyak juga yang sudah nikah tapi masih tetap berkarir. Jadi, peluangnya masih terbuka lebar.
Jadi, siap apa nggak? Jangan pernah bilang, “Ah, masih nunggu komporan lagi!” [Mh]