ChanelMuslim.com- Wajah itu cerminan hati. Dan senyum adalah gambaran hati yang ikhlas dan bahagia.
Senyum merupakan sedekah yang paling murah. Tanpa biaya dan tenaga. Sungguh pun begitu, ekspresi senyum bukan perkara mudah.
Hal ini karena senyum merupakan gambaran keadaan hati seseorang. Tidak mungkin ekspresi wajah bertolak belakang dengan keadaan hati yang sebenarnya.
Mungkin saja, sebagian orang mempelajari cara senyum sebagai sebuah sajian. Sajian ketika ingin memperoleh keuntungan. Sajian ketika akan memasarkan produk. Dan sajian ketika ingin meraih simpatik.
Melalui trik-trik tertentu, senyum bisa dihasilkan seolah asli alami. Sehingga tak banyak orang yang bisa membedakan antara senyum asli dengan yang sekadar sajian.
Lalu, bagaimana mungkin memaksakan keadaan hati yang gundah bisa berubah menjadi menyenangkan. Sehingga senyum yang asli bisa keluar alami.
Di sinilah nilai sedekahnya. Tidak semua orang memiliki keadaan hati yang bahagia. Karena masalah bisa datang kapan saja dan di mana saja.
Tapi, seorang mukmin selalu ingin berkorban untuk bisa membahagiakan saudaranya. Dalam bahasa Al-Qur’an disebutkan, “Wayu’tsiruuna ‘ala anfusihim walau kaana bihim khashashah.” Dan orang mukmin itu lebih mengutamakan saudaranya walaupun sebenarnya ia juga membutuhkan.
Ayat ini ditujukan kepada kaum Anshar atau sahabat Rasulullah yang asli Madinah. Mereka lebih mengutamakan sahabat Muhajirin walaupun kaum Anshar ini juga dalam keadaan hidup yang sederhana.
Hal yang sama juga pada ekspresi senyum ditujukan kepada sesama muslim. Meskipun keadaan hati sedang tidak nyaman, tapi diolah sedemikian rupa agar dilupakan sejenak demi membahagiakan saudara muslim.
Apakah ini juga jenis senyum sajian seperti para sales atau para penerima tamu? Jawabannya sangat berbeda. Senyum untuk saudara muslim sama sekali bukan untuk sebuah keuntungan. Melainkan, pengorbanan yang akan berbuah pahala dari Allah subhanahu wata’ala.
Di sinilah nilai ikhlas dari sebuah senyum. Ia rela mengubur keadaan gundahnya demi menyajikan ketenangan untuk saudaranya sesama muslim, semata-mata karena Allah.
Orang yang dihadiahi senyum akan merasa rileks, tenang, dan nyaman. Energinya tidak keluar lagi saat perjumpaan, karena mungkin saja tenaganya sudah terkuras karena perjalanan jauh, atau lainnya.
Dan karena senyum tulus itu, orang yang sudah lelah akan terasa segar menerima senyum. Orang yang awalnya gundah akan tenang dan nyaman dengan penampakan senyum ikhlas itu.
Sekali lagi, kuburkanlah kegundahan hati kita sesaat agar bisa tersenyum dengan ikhlas. Boleh jadi, dengan pengorbanan itu, Allah akan mengganti kegundahan hati dengan solusi.
Tersenyumlah, karena dengan begitu kita bisa bersedekah. [Mh]