ChanelMuslim.com – Menjadi orangtua pelatih emosi anak. Dalam buku Emotional Intelligence Daniel Goleman menegaskan pentingnya kecerdasan emosi yang harus dimiliki seseorang bila ingin sukses, bahkan lebih penting dari kecerdasan kognitif (IQ).
Anak yang memiliki kecerdasan emosi yang baik akan mudah diatur dan diarahkan, juga lebih mudah dimotivasi untuk mengerjakan tugas-tugasnya di sekolah.
Ketua Hikari Parenting School Hifizah Nur, S.Psi., M.Ed. menuliskan ciri-ciri anak yang memiliki kecerdasan emosi yang tinggi adalah sebagai berikut.
Mengenali emosi dirinya sendiri
Terutama waktu perasaan itu terjadi. Ia tahu emosi apa yang sedang dirasakannya dan apa yang penyebab keluarnya emosi tersebut.
Mengelola emosi
Yaitu anak mampu menangani perasaannya agar bisa terungkap secara pas dan tidak merusak dirinya maupun orang lain.
Memotivasi diri
Yaitu kemampuan untuk menunda kepuasan dan mengendalikan dorongan hati. Selain itu, anak mampu tenggelam ke dalam pekerjaannya (flow).
Mengenali emosi orang lain
Yaitu melalui sinyal-sinyal yang tersirat dari bahasa tubuh seseorang.
Membina hubungan
Anak yang memiliki kecerdasan emosi yang tinggi akan mampu menjalin hubungan yang akrab dan berkelanjutan dengan orang lain.
Bagaimana peran kita sebagai orang tua agar bisa memiliki anak yang kecerdasan emosinya tinggi? Mau tidak mau, kita perlu menjadi orang tua yang bisa melatih emosi anak.
Baca Juga: Kewajiban Anak (Muslim) terhadap Orangtuanya (Bag. 2)
Ciri-ciri Orangtua yang Bisa Melatih Emosi Anak
Menghargai emosi-emosi negatif anak sebagai usaha untuk mengikat hatinya
Sabar menghabiskan waktu dengan anak yang sedang sedih, marah atau takut, tidak menjadi gusar menghadapi emosi tersebut.
Sadar dan menghargai emosi-emosi sendiri
Melihat emosi negatif anak sebagai hal yang penting dalam pengasuhan anak
Peka terhadap emosi anak, bahkan saat emosi itu tidak terlihat
Tidak bingung dan cemas menghadapi perkataan anak yang emosional dan tahu bagaimana cara menyikapinya dengan bijak
Menghormati emosi-emosi anak
Tidak menganggap lucu atau meremehkan perasaan negatif anak
Tidak memaksakan apa yang harus dirasakan oleh anak.
Tidak berpikir bahwa orang tua perlu membereskan segala masalah bagi anak
Baca Juga: Sampah Emosi
Orang tua pelatih emosi akan menggunakan saat-saat emosional sebagai momen penting untuk:
Mendengarkan anak
Berempati dengan kata-kata yang menyejukkan dan hangat atau mesra
Menolong anak memberi nama emosi yang sedang dirasakannya
Menawarkan bantuan dan arahan untuk mengatur emosinya
Menentukan batas-batas dan mengajarkan ekspresi emosi yang bisa diterima
Mengajarkan keterampilan untuk menyelesaikan masalah
Efek pelatihan emosi ini bagi anak yaitu sebagai berikut.
Mereka belajar mempercayai perasaan-perasaan mereka, mengatur emosi-emosi mereka sendiri, dan menyelesaikan masalah-masalahnya.
Mereka mempunyai harga diri yang tinggi, belajar dengan baik, dan mampu bergaul dengan teman-temannya secara baik.
Ayah Bunda Sahabat Muslim, semoga kita bisa menjadi orangtua pelatih emosi anak yang dapat mengarahkan potensi anak untuk kebaikan.[ind]