ChanelMuslim.com – Salah satu solusi yang bisa dilakukan untuk kurangi sampah plastik adalah reduce and substitute. Kalau ada bahan di luar plastik yang fungsinya sama dan lebih ramah lingkungan, maka alangkah lebih baiknya bisa dijadikan alternatif atau pengganti plastik.
Baca Juga: Dukung Gerakan Ekonomi Hijau, BSI Sediakan Mesin Sampah Plastik
Solusi yang Bisa Dilakukan untuk Kurangi Sampah Plastik
Akan tetapi, kebanyakan alternatif yang disediakan saat ini kurang disukai oleh para pembeli. Contohnya adalah bisa mengerut hanya kena air.
Hal ini disampaikan oleh Senior Program Manager for Indonesia and Marine Plastics at CSIRO, Australian Embassy in Indonesia, Hanif Falah dalam acara “Erasmus Days 2021” pada Sabtu, (16/10/2021)
Hanif juga menyampaikan bahwa kita harus mendesain sekaligus memproduksi sampah yang memang bisa direcycle.
Pemerintah bisa mencoba memberi insentif ekonomi atau hal lainnya pada industri plastik yang melakukan produksi plastik yang ramah lingkungam.
Hal ini agar para produsen mau menggunakan plastik yang recycle. Selain itu, cara lain yang bisa dilakukan adalah memberi edukasi kepada para pembeli juga.
Biasanya, customer merasa bahwa ia sudah beli produk yang bahannya muda direcycle, berarti ia sudah ikut kontribusi.
“Namun, belum tentu. Apabila sampahnya tidak dipilah, maka belum tentu juga bisa direcycle. Customer harus berpikir kritis terkait hal-hal seperti ini,” ujar Hanif.
Solusi terakhir yang bisa dilakukan adalah kontribusi bersama antar pemerintah dan masyarakat.
Saat ini, belum banyak penelitian pada area tersebut. Oleh sebab itu, Hanif mengerjakan sebuah platform, seperti inkubator yang akan diluncurkan akhir tahun ini diluncurkan.
Konsepnya seperti inkubasi. Nantinya, platform tersebut akan melakukan inkubasi startup-startup yang memang memiliki misi atau fokus terhadap palstik.
Pada intinya adalah membangun kolaborasi atau membentuk tim serta saling melengkapi. Biasanya, ada yang hanya punya tim, tapi tidak ada teknologi, begitu juga sebaliknya.
Baca Juga: Solusi Mengurangi Sampah Plastik
Jangan Anggap Remeh Persoalan ini
Hanif pun menegaskan bahwa agar kita semua jangan menganggap remeh persoalan ini.
Jangan menganggap foto-foto serta video yang menunjukkan hewan2 laut terjerat sampah plastik itu adalah hal yang biasa.
Saat ini, Indonesia menjadi negara nomor dua dunia sebagai kontributor sampah plastik.
Setiap tahunnya, ada 6,8 juta ton sampah plastik. Namun, hanya 10 persen yang bisa direcycle. Sisanya menjadi sampah di laut yang bisa mematikan para makhluk hidup di sana.
Alumni Erasmus Mundus Master of Science di Marine Biodiversity and Conservation, Casandra Tania menyampaikan bahwa sampah plastik bukan hanya soal sampah di laut, tetapi banyak juga mikroplastik yang ukurannya sangat kecil, sehingga banyak dimakan oleh jenis ikan.
Hasil studi menyatakan hiu memakan 137 potongan plastik per jam. Saat ini, efeknya mungkin belum terasa, tapi dalam jangka panjang maka akan ada efek yang buruk untuk kesehatan maupun sistem reproduksi mereka.
Cassandra Mengajak agar lebih sadar terutama saat konsumsi sesuatu yang terbuat dari plastik. Hal itu akan berakhir di laut dan mencederai hewan-hewan di laut.
Oleh sebab itu, penting bagi kita untuk melakukan segala upaya yang diketahui untuk mengurangi sampah plastik yang selalu berakhir di laut.
Erasmus Days adalah perayaan selama tiga hari bertujuan untuk menyebarkan informasi ke seluruh dunia tentang keberhasilan program Erasmus.
Melalui program ini, Uni Eropa mendukung berbagai kegiatan di bidang pendidikan, pelatihan, pemuda dan olahraga. Lebih dari 10 juta orang di seluruh dunia telah memperoleh manfaat dari program Erasmus, memperkaya pengalaman hidup mereka dan membantu membangun komunitas internasional yang lebih inklusif. [Cms]