AWAL permulaan kerasulan Muhammad Shallallahu alaihi wa sallam. Ustaz, saya mau bertanya, ada ulama yang mengatakan kalau pada Wahyu pertama, nabi itu belum menjadi Rasul, atau pendapat yang mengatakan menjaga nabi dulu kemudian Rasul? Manakah yang benar?
Oleh: Ustaz Farid Nu’man Hasan
Jawaban: Ya, benar..
وبدء النبوة كان بنزول أول آية نزلت من القرآن ـ وهي قول الله تعالى: اقرأ باسم ربك الذي خلق. الآية.
Awal permulaan KENABIAN adalah dengan turunnya ayat pertama Al Quran yaitu Iqro’ bismi rabbikalladzi khalaq
وهذا لا نزاع فيه بين أهل العلم، وأما ما كان يأتيه قبل ذلك من الرؤى الصادقة، فمن إرهاصات النبوة وليست هي النبوة.
Hal ini TIDAK ADA PERDEBATAN para ulama. Ada pun apa yang dialaminya sebelum itu baik berupa mimpi yang benar, tanda-tanda kenabian saat kecil (irhash), bukanlah masa kenabian.
وكان بدء الرسالة بنزول قوله تعالى: يا أيها المدثر قم فأنذر.
Ada pun permulaan KERASULAN adalah dengan turunnya firman Allah Ta’ala: Ya Ayyuhal Muddatsir, qum fa andzir. (Fatawa Asy Syabakah Al Islamiyyah no. 137815)
Demikian. Wallahu a’lam.
Baca Juga: Bacaan Dzikir Petang Sesuai Ajaran Rasulullah
Awal Permulaan Kerasulan Muhammad
Dalam buku Siroh Nabawiyah Ibnu Hisyam, diceritakan detik-detik menjelang Muhammad shallallahu alaihi wa sallam mendapat wahyu.
Ketika berusia genap 40 tahun, mulai tampak tanda-tanda nubuwah, di antara tanda-tanda itu adalah mimpi yang hakiki di dalam tidur beliau tidak pernah melihat sesuatu melainkan ada sesuatu yang datang menyerupai fajar subuh.
Sampai suatu malam, Allah subhanahu wa taala mengutus Jibril menyampaikan wahyu pertama kepada Muhammad.
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam sendiri bercerita: “Pada malam itu, Jibril datang mendekapku sampai aku kepayahan.
Kemudian melepaskanku dan berkata: “Bacalah.” Aku menjawab aku tidak bisa membaca. Jibril kembali memegangiku dan merangkulku hingga aku merasa sesak.
Kemudian melepaskanku dan berkata: ‘Bacalah.” Aku menjawab aku tidak bisa membaca. Jibril kembali mendekapku untuk ketiga kalinya sampai aku merasa sesak. Kemudian melepaskanku dan berkata:
ٱقۡرَأۡ بِٱسۡمِ رَبِّكَ ٱلَّذِي خَلَقَ خَلَقَ ٱلۡإِنسَٰنَ مِنۡ عَلَقٍ ٱقۡرَأۡ وَرَبُّكَ ٱلۡأَكۡرَمُ ٱلَّذِي عَلَّمَ بِٱلۡقَلَمِ عَلَّمَ ٱلۡإِنسَٰنَ مَا لَمۡ يَعۡلَمۡ
“Bacalah dengan (menyebut) nama Rabbmu Yang menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Rabbmulah Yang Maha Pemurah, yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam. Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.” (QS.Al-‘Alaq 96:1-5)
Rasulullah mengulang bacaan ini dengan hati yang bergetar, lalu beliau pulang menemui Khadijah dengan penuh ketakutan badannya menggigil.[ind]