ORANG kaya yang terpuji. Harta yang berada dalam genggaman orang-orang saleh akan membawa maslahat dunia dan akhirat.
Dua orang hartawan di masa sahabat menjadi inspirasi hingga saat ini.
Dialah Utsman bin Affan dan Abdurrahman bin Auf.
Berkat kesalihan dan kedermawanannya, keduanya termasuk sahabat yang dijanjikan masuk surga oleh Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam.
Kedermawanan Utsman bin Affan di Masa Paceklik di Madinah
Pada masa pemerintahan Abu Bakar, kaum Muslimin dilanda paceklik yang dahsyat.
Mereka mendatangi khalifah Abu Bakar seraya berkata, “Wahai Khalifah, langit tidak menurunkan hujan dan bumi kering tidak menumbuhkan tanaman, dan orang-orang meramalkan bakal terjadi bencana besar, maka apa yang harus kita lakukan?”
Follow Official WhatsApp Channel chanelmuslim.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Abu Bakar menjawab, “Pergilah dan bersabarlah. Aku berharap sebelum tiba malam hari, Allah akan meringankan kesulitan kalian.”
Pada sore harinya ada serombongan kafilah dari Syam yang terdiri dari seribu unta yang mengangkat gandum, minyak dan kismis.
Unta-unta itu kemudian berhenti di depan rumah Utsman bin Affan, lalu kafilah-kafilah itu menurunkan muatannya.
Tak lama kemudian para pedagang (tengkulak) datang menemui Utsman dengan maksud ingin membeli barang-barang tersebut.
Lalu Utsman berkata kepada mereka, “Dengan senang hati, berapa banyak keuntungan yang akan kalian berikan kepadaku?”
Mereka menjawab, “Dengan dua kali lipat.”
Utsman menjawab, “Waduh sayang, sudah ada penawaran yang lebih tinggi dari kalian.”
Baca juga: Utsman bin Affan, Pemimpin yang Sangat Takut kepada Allah
Materi Kultum, Orang Kaya yang Terpuji
Para pedagang itu kemudian menaikkan penawaran empat sampai lima kali lipat, tetapi Utsman tetap menolak dengan alasan sudah ada penawar yang akan menawar lebih tinggi lagi dari penawaran para pedagang tersebut.
Akhirnya para pedagang semuanya menjadi penasaran, lalu berkata lagi kepada Utsman, “Wahai Utsman, di Madinah ini tidak ada pedagang selain kami, dan tidak ada yang mendahului kami dalam penawaran, siapa orang yang berani menawar lebih tinggi dari kami?”
Akhirnya Utsman menjawab, “Allah Subhanahu wa Ta’ala memberikan kepadaku sepuluh kali lipat, apakah kalian mau memberi lebih dari itu?”
Mereka serempak menjawab “Tidak!”
Utsman berkata, “Aku menjadikan Allah sebagai saksi bahwa seluruh yang dibawa kafilah itu adalah menjadi sedekah untuk para fakir miskin dari kaum Muslimin, aku ikhlas karena Allah, karena aku mencari ridha-Nya.”
Maka pada sore hari itu juga Utsman membagikan seluruh makanan yang dibawa oleh kafilah tadi kepada fakir miskin.
Mereka semuanya mendapat bagian yang cukup untuk kebutuhan keluarganya masing-masing dalam jangka waktu yang lama.
Sumber: Kultum 100 Judul – Ust. Lathief Abdallah
[Sdz]