MASA depan milik umat ini. Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda: “Berilah kabar gembira kepada umat ini dengan kejayaan, kemuliaan, agama, pertolongan dan kekuasaan di muka bumi.”
Allah Ta’ala berfirman:
وَعَدَ ٱللَّهُ ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ مِنكُمۡ وَعَمِلُواْ ٱلصَّٰلِحَٰتِ لَيَسۡتَخۡلِفَنَّهُمۡ فِي ٱلۡأَرۡضِ كَمَا ٱسۡتَخۡلَفَ ٱلَّذِينَ مِن قَبۡلِهِمۡ وَلَيُمَكِّنَنَّ لَهُمۡ دِينَهُمُ ٱلَّذِي ٱرۡتَضَىٰ لَهُمۡ وَلَيُبَدِّلَنَّهُم مِّنۢ بَعۡدِ خَوۡفِهِمۡ أَمۡنٗاۚ
Allah telah menjanjikan kepada orang-orang di antara kamu yang beriman dan yang mengerjakan kebajikan, bahwa Dia sungguh, akan menjadikan mereka berkuasa di bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh, Dia akan meneguhkan bagi mereka dengan agama yang telah Dia ridhai, dan setelah itu menggantikan rasa takut mereka dengan rasa aman. (QS. An-Nur, Ayat 55)
عَنْ أُبَيِّ بْنِ كَعْبٍ قَالَ
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بَشِّرْ هَذِهِ الْأُمَّةَ بِالسَّنَاءِ وَالرِّفْعَةِ وَالدِّينِ وَالنَّصْرِ وَالتَّمْكِينِ فِي الْأَرْض
Dari Ubay bin Ka’b dia berkata, “Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda:
“Berilah kabar gembira kepada umat ini dengan kejayaan, kemuliaan, agama, pertolongan dan kekuasaan di muka bumi.”
(HR. Ahmad no. 20273, Al Hakim dalam Al Mustadrak no. 7862, beliau berkata: Shahih. Disepakati keshahihannya oleh Imam Adz Dzahabi)
ِ عَنْ أَنَسٍ قَالَ
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَثَلُ أُمَّتِي مَثَلُ الْمَطَرِ لَا يُدْرَى أَوَّلُهُ خَيْرٌ أَمْ آخِرُهُ
Dari Anas berkata; Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, “Perumpamaan umatku seperti hujan, tidak diketahui (apakah) yang baik pada permulannya ataukah akhirnya.”
(HR. At Tirmidzi no. 2869, At Tirmidzi berkata: hasan)
Baca Juga: Pertempuran Qadisiyah, Penentu Masa Depan Islam
Beberapa Pelajaran dari Masa Depan Milik Umat Islam
1. Orang beriman dan beramal shalih adalah pewaris sah kekuasaan di muka bumi, yang melalui mereka Allah Ta’ala memberikan manusia kesejahteraan dan keamanan, serta menghilangkan rasa takut.
2. Iman yang benar dan kuat, dan amal shalih yang benar, menjadi syarat yang tidak bisa ditawar untuk kejayaan umat Islam.
3. Iman di sini adalah keimanan yang memunculkan rasa cinta kepada Allah, Rasul, Islam, jihad, dan sesama muslim secara mendalam yang memunculkan pribadi yang rela mati demi kejayaannya, dan menjadikan akhirat adalah tujuan, dunia adalah persinggahan.
4. Amal shalih di sini tidak terhenti pada ibadah ritual, berakhlak baik, dan menghidupkan sunnah, tetapi juga mengumpulkan segenap “sebab-sebab” sunnatullah yang nyata untuk terwujudnya kejayaan. Seperti penguasaan pada ekonomi, militer, media, dan politik.
5. Kekuasaan dan kejayaan pernah dialami umat ini dalam kurun waktu satu milenium, hampir meliputi dua pertiga luas daratan bumi.
Tidak ada satu pun tanah melainkan di sana berkumandang adzan. Kita punya peluang dan seperangkat sumber daya yang sama untuk mengembalikan masa-masa itu.
6. Benar bahwa sebaik-baiknya zaman adalah zaman Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam dan para sahabat, lalu tabi’in dan tabi’ut tabi’in.
Namun, itu tidak berarti umat ini diajarkan pesimis. Sebab, walau kita tidak sehebat mereka tetapi Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam memberitakan kejayaan tetap bagi umat ini.
7. Umat ini diumpamakan bagaikan hujan, maksudnya adalah dari sisi manfaatnya kepada manusia. Ada pun keutamaan (afdhaliyah) maka umat terdahulu jelas lebih utama.
(Lihat Tuhfah al Ahwdzi, jilid. 8, hlm. 305). Itulah yang tidak diketahui mana yang lebih baik generasi awal atau akhir.
8. Tidak ragu lagi, umat terdahulu berjuang dalam peletakan batu pertama dan awal pembangunan, lalu umat setelahnya berkorban dalam menyebarkan dan mengokohkan.
Semua yang mereka lakukan patut diapresiasi, semoga Allah Ta’ala berikan ampunan atas kesalahannya dan membalas dengan pahala atas kebaikannya.
Demikian. Wallahul Muwaffiq Ilaa aqwamith Thariq.[ind]