ISLAM dan akal. Islam sangat memuliakan akal, sebagaimana begitu banyak tertera dalam Al Quran. Ada pun dalam sunnah, tidak ada hadits shahih yang menceritakan keutamaan akal.
Akan tetapi, para ulama salaf sangat memuliakan orang-orang berakal dan menggunakan akalnya, di antaranya yaitu sebagai berikut.
Islam dan Akal
Oleh: Ustaz Farid Nu’man Hasan
Baca Juga: Al-Ghazali, Seorang Hujjatul Islam
Wahab bin Munabbih
Ia mengatakan:
قرأت في بعض ما أنزل الله تعالى إن الشيطان لم يكابد شيئا أشد عليه من مؤمن عاقل
“Aku baca pada sebagian apa yang diturunkan Allah azza wa jalla bahwa tidak ada yang lebih membuat syetan menderita dibandingkan mukmin yang berakal.”
Dia juga mengatakan:
وإن الرجلين ليستويان في البر ويكون بينهما في الفضل كما بين المشرق والمغرب بالعقل وما عبد الله بشيء أفضل من العقل
Dua orang laki-laki tidaklah sama dalam kebaikan, dan keadaan kebaikan keduanya bagaikan timur dan barat karena akalnya, dan tidak sesuatu bagi seorang hamba Allah yang lebih utama dibandingkan akal.
Muadz bin Jabal
Ia berkata:
لو أن العاقل أصبح وأمسى وله ذنوب بعدد الرمل كان وشيكا بالنجاة والتخلص منها ولو أن الجاهل أصبح وأمسى وله من الحسنات وأعمال البر عدد الرمل لكان وشيكا أن لا يسلم له منها مثقال ذرة قيل وكيف ذلك قال إن العاقل إذا زل تدارك ذلك بالتوبة والعقل الذي رزقه والجاهل بمنزله الذي يبني ويهدم فيأتيه من جهله ما يفسد صالح عمله
Seandainya orang berakal berada di pagi hari dan sore hari dan dia memiliki dosa sejumlah pasir niscaya dia yang mendekati keselamatan dan bisa berlepas darinya.
Seandainya orang bodoh berada pada pagi dan sore hari dan dia memiliki banyak kebaikan dan amal shalih sejumlah pasir niscaya dia lebih dekat untuk tidak bisa menyelamatkannya walau sebesar atom.
Ada orang bertanya: “Bagaimana bisa begitu?” Beliau menjawab: “Orang berakal akan memperbaiki diri dengan taubat dan akal yang dirizkikan kepadanya.
Sedangkan orang bodoh dia yang membangun tempatnya dan dia juga yang menghancurkannya, lalu karena kebodohannya dia yang merusak amal shalihnya.”
Baca Juga: Menelusuri Akar Islamofobia Zaman Modern
Al Hasan
Ia mengatakan:
لا يتم دين الرجل حتى يتم عقله وما أودع الله امرأ عقلا إلا استنقذه به يوما
Tidak sempurna agama seseorang sampai dia sempurna akalnya dan tidaklah Allah titipkan seseorang akal baginya melainkan dia akan menyelamatkan dirinya di hari itu.
Yusuf bin Asbath
Ia mengatakan:
العقل سراج ما بطن وزينة ما ظهر وسائس الجسد وملاك أمر العبد ولا تصلح الحياة إلا به ولا تدور الأمور إلا عليه
Akal adalah pelita apa-apa yang tersembunyi, perhiasan bagi yang nampak, pengatur jasad, pengawal urusan seorang hamba, dan hidup tidak akan baik kecuali dengannya dan urusan tidaklah berputar kecuali atasnya.
Abdullah bin Al Mubarak
Ia ditanya, apakah anugerah terbaik baik seseorang setelah keislamannya? Beliau menjawab:
غريزة عقل قيل فإن لم يكن قال أدب حسن قيل فإن لم يكن قال أخ صالح يستشيره قيل فإن لم يكن قال صمت طويل قيل فإن لم يكن قال موت عاجل
“Insting akalnya,” lalu kalau tidak ada? “Adab yang baik,” kalau tidak ada? “Saudara yang shalih yang menggembirakannya,” lalu kalau tidak ada? “Diam yang panjang,” lalu kalau tidak punya? “Kematian yang segera!!”
Lihat Raudhatul Muhibbin, Hlm. 30-31, karya Imam Ibnul Qayyim.[ind]