Chanelmuslim.com – Dalam Alquran, Allah telah memuji “orang–orang yang mendengarkan perkataan, lalu mengikuti yang terbaik.” Nah, sekarang kita bertemu dengan satu dari mereka. Dia merupakan gambaran tepat dari fitrah yang lurus.
Baru saja telinga Thufail bin Amru mendengar beberapa ayat mengenai petunjuk dan kebaikan yang diturunkan Allah kepada Rasul-Nya, semua pendengaran dan hatinya terbuka, lalu tangannya terbentang untuk menyatakan keislaman. Tidak berhenti di sana, ia langsung merasa bertanggung jawab untuk mengajak keluarga dan kaumnya kepada agama yang benar dan jalan yang lurus ini.
Baca Juga: Syahidnya Thufail bin Amru
Thufail bin Amru Gambaran Fitrah yang Lurus
Karena itu, baru saja ia sampai di Daus (rumah dan kampung halamannya), ia memaparkan kepada ayahnya apa yang sekarang menjadi keyakinannya. la juga bercerita tentang Rasulullah yang mengajak ke jalan Allah, bagaimana keagungan, kesucian, kejujuran, keikhlasan, dan ketaatannya kepada Allah, Tuhan alam semesta. Setelah itu, ia mengajak ayahnya untuk masuk Islam.
Saat itu juga, sang ayah masuk Islam. Kemudian ia memaparkan kepada ibunya. la pun masuk Islam. Lalu kepada istrinya. la juga masuk Islam.
Setelah merasa puas karena seisi rumahnya telah masuk Islam, ia beralih mengajak kerabat dan kaumnya untuk masuk Islam. Ternyata, tidak seorang pun dari mereka yang masuk Islam, kecuali Abu Hurairah.
Kaumnya menghinanya dan menjauh darinya. Akhirnya, ia tidak sabar lagi menghadapi mereka. la mengendarai kudanya, menempuh perjalanan jauh pergi ke tempat Rasulullah untuk mengadukan permasalahannya, sekaligus meminta bekal dari ajarannya.
Setibanya di Mekah, ia bergegas ke rumah Rasul, dibimbing oleh kerinduan yang mendalam. la berkata kepada Nabi, “Wahai Rasulullah, aku tidak mampu menghadapi perzinahan dan riba yang merajalela di desa Daus. Maka, mohonkanlah kepada Allah agar la menghancurkan Daus.”
Thufail sangat térkejut ketika dilihatnya Rasulullah menengadahkan kedua tangannya ke langit dan berdoa, “Ya Allah, tunjukilah orang-orang Daus, dan datangkanlah mereka ke sini sebagai orang-orang Islam.” Beliau menoleh kepada Thufail dan berkata, “Kembalilah kepada kaummu. Ajaklah mereka dan bersikap lembutlah kepada mereka.”
Peristiwa ini benar-benar mempesona Thufail. Jiwanya penuh kedamaian. la tidak habis-habisnya memuji Allah yang telah menjadikan Rasulullah yang penyayang ini menjadi guru dan pembimbingnya, dan yang telah menjadikan Islam sebagai agama dan tempat berlindungnya.
Dengan semangat ia kembali kepada kaumnya. Di sana, ia terus mengajak mereka kepada Islam dengan penuh kehati-hatian dan lemah lembut, seperti pesan Rasulullah saw.
Selama masa yang dilaluinya di tengah-tengah kaumnya, di Sisi lain Rasulullah telah hijrah ke Madinah, telah melewati Perang Badar, Uhud dan Khandaq.
Ketika Rasulullah sedang berada di Khaibar, usai membebaskan daerah itu dari tangan orang-orang Yahudi, ada rombongan besar yang terdiri dari delapan puluh keluarga Daus datang menghadap Rasulullah sambil membaca tahlil dan takbir. Mereka duduk di hadapannya berjanji setia (berbaiat) kepada Rasulullah secara bergantian.
Setelah kejadian demi kejadian itu, Thufail bin Amru duduk sendiri merenung, mengingat masa lalunya, merenungkan jalan yang dilaluinya.
la teringat saat datang kepada Rasulullah, memohon agar beliau berdoa kepada Allah untuk kehancuran penduduk Daus, namun beliau berdoa dengan doa lain yang membuatnya terpesona. Beliau berdoa, “Ya Allah, tunjukilah penduduk Daus, dan bawalah mereka ke sini sebagai orang-orang Islam.”
Allah benar-benar telah memberi hidayah kepada penduduk Daus. Mereka datang sebagai orang-orang Islam.
Inilah mereka, 80 keluarga mewakili mayoritas penduduk Daus. Sekarang, mereka sudah bergabung dalam barisan suci di belakang Rasulullah yang tepercaya.
Sumber : Biografi 60 Sahabat Nabi, Penerbit Al Itihsom