ChanelMuslim.com – Surat Yasin ayat 47 berisi tentang bantahan orang Kafir apabila mereka diajak untuk berinfak di jalan Allah. Mereka membuat alasan sedemikian rupa untuk menutupi ketidakinginan mereka dalam berinfak.
Baca Juga: Surat Yasin Ayat 45 dan 46, Takutlah terhadap Azab
Isi Surat Yasin Ayat 47
وإِذَا قِيلَ لَهُمْ أَنْفِقُوا مِمَّا رَزَقَكُمُ اللَّهُ قَالَ الَّذِينَ كَفَرُوا لِلَّذِينَ آَمَنُوا أَنُطْعِمُ مَنْ لَوْ يَشَاءُ اللَّهُ أَطْعَمَهُ إِنْ أَنْتُمْ إِلَّا فِي ضَلَالٍ مُبِينٍ
“Jika dikatakan kepada mereka: berinfaklah dari (harta) yang Allah rezekikan kepada kalian, orang-orang kafir itu berkata kepada orang-orang beriman: Apakah kami akan memberi makan orang yang jika Allah kehendaki, Allah akan memberi makan kepadanya?
Tidaklah kalian kecuali berada dalam kesesatan yang nyata.”
Dilansir channel telegram TAFSIR AL-QUR’AN yang mengambil sumber dari “TAFSIR SURAT YAASIN”, Ustaz Abu Utsman Kharisman, apabila orang beriman mengajak kepada orang-orang kafir yang berharta agar berinfak memberikan sebagian harta pemberian Allah, orang kafir itu akan membantah.
Mereka akan mengatakan, untuk apa kami beri makan mereka. Toh kalau Allah kehendaki, Dia Yang akan memberi makan kepada mereka.
Orang kafir tersebut mengucapkan kalimat yang mengandung kebenaran, tetapi tujuannya adalah batil. Mereka sekadar lari dari kewajiban untuk berbuat baik kepada hamba Allah.
Allah menyebut dalam ayat ini: “berinfaklah dari (harta) kalian yang Allah rezekikan kepada kalian”, tidak menyatakan: “berinfaklah dari harta kalian”, untuk mengingatkan manusia bahwa harta mereka adalah pemberian Allah.
Berinfaklah sesuai perintah Allah yang telah memberi rezeki kepada kalian. Sesungguhnya Yang memerintahkan kepada kalian untuk berinfak adalah Yang memberikan rezeki kepada kalian.
Hal ini juga memberikan faedah kepada kita bahwa sesungguhnya seseorang yang berinfak, ia tidaklah memberikan manfaat bagi Allah karena harta yang diinfakkannya adalah harta pemberian Allah.
Ada 3 kemungkinan alasan orang kafir dalam menolak untuk memberikan infaq seperti yang tersebut dalam ayat tersebut.
Pertama, ejekan atau cemoohan. Kedua, beralasan dengan takdir.
Seperti ucapan orang-orang musyrikin yang beralasan dengan takdir.
Orang yang beralasan dengan takdir setelah mengerjakan kemaksiatan dan tidak mau bertaubat, sesungguhnya ia mengikuti perilaku orang-orang musyrik.
Allah cela mereka dalam surat Al-An’aam ayat 148 itu bahwa mereka pendusta dan sekadar mengikuti persangkaan (dzhan) saja. Ketiga, memprotes takdir. Seakan-akan orang kafir itu menyatakan: kalau mau menyalahkan, salahkan Allah.
Dialah yang menakdirkan orang miskin itu tidak dapat makan. Kalau Dia menghendaki, niscaya Dialah Yang akan memberikan makan.
Baca Juga: Tafsir Surat Yasin Ayat 43 dan 44
Bakhil adalah Sifat Orang Kafir
Di dalam ayat ini juga terkandung faedah bahwa bakhil adalah sifat orang-orang kafir dan tidak sepantasnya kaum beriman memiliki sifat tersebut.
Pelajaran lain yang bisa diambil dari ayat ini pula adalah bahwa orang-orang musyrikin tersebut meyakini akan kehendak Allah yang pasti akan terlaksana.
Tidaklah sesuatu terjadi di muka bumi kecuali atas kehendak Allah. Mereka meyakini Rububiyyah Allah. Hanya saja mereka tidak mau tunduk taat kepada perintah-perintah Allah, yaitu beribadah hanya kepadaNya semata.
Sejak zaman dulu hingga sekarang, dan terus akan demikian hingga hari kiamat, orang-orang kafir itu akan selalu mencerca, mencemooh dan memberi gelaran-gelaran yang buruk bagi kaum beriman.
Sahabat Muslim, semoga kita bukan termasuk ke dalam orang-orang yang kikir menginfakkan harta di jalan Allah. Aamiinn. [Cms]