ChanelMuslim.com – Akhlak ketika isolasi mandiri. Sampai saat ini, Indonesia belum terbebaskan dari wabah covid 19, bahkan semakin banyak saudara kita syahid karenanya. Ada juga yang sakit kemudian diisolasi di Wisma Atlet maupun di rumahnya. Lalu apa yang seharusnya dilakukan oleh seorang muslim ketika ia melakukan isolasi mandiri?
Baca Juga: Akhlak Baik Seorang Muslim
Akhlak Ketika Isolasi Mandiri
Oleh: Ustaz Faisal Kunhi, M.A.
Seorang muslim harus memiliki kegiatan positif ketika ia seorang sendiri sebab setan lebih berkuasa atas dirinya ketika ia sendirian di bandingkan ketika ia sedang bersama sama, sebagaimana sabdanya: _“Sesungguhnya setan bersama orang yang sendirian dan menjauh dari dua orang.” (HR Ahmad)._
Jika seorang muslim tidak menyibukkan dirinya dengan kegiatan yang positif saat ia sedang isolasi mandiri, maka setan membuatnya sibuk dengan hal-hal yang negatif, sebagaimana yang di katakan oleh Imam Syafi’i
“إِنْ لَمْ تُشَغِّلْ نَفْسَكَ بِالحَقِّ شَغَلَكَ البَاطِلُ
“Jika engkau tidak menyibukkan diri dengan kebenaran maka engkau akan di sibukkan dengan.
Baca Juga: Kisah Maisarah Menceritakan Akhlak Nabi Muhammad (2)
Berikut kegiatan yang sebaiknya di lakukan oleh oleh seseorang yang sedang isolasi mandiri:
Banyak berzikir
Karena dengan dia berzikir hatinya akan menjadi tenang dalam menerima ujian dari Allah dan setan tidak punya kuasa untuk membuatnya ia cemas.
Allah berfirman “Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,
الَّذِينَ آمَنُوا وَتَطْمَئِنُّ قُلُوبُهُمْ بِذِكْرِ اللَّهِ أَلا بِذِكْرِ اللَّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ
“Orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan berzikir (mengingat) Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram” (Qs. ar-Ra’du: 28).
Dan dengan berzikir hati juga akan menjadi hidup dan kuat sehingga ia tetap tegar dalam rasa sakit yang ia rasakan, Ibnu Taimiah berkata
الذكر للقلب مثل الماء للسمك فكيف يكون حال السمك إذا فارق الماء ؟
“Dzikir pada hati semisal air yang dibutuhkan ikan. Lihatlah apa yang terjadi jika ikan tersebut lepas dari air.
Memperbanyak shalat sunnah
Karena ketika ia memperbanyak shalat , maka ia akan memperbanyak sujud , dan ketika itu kesempatan terkabul doanya semakin besar karenanya para ulama berkata:
“Sujud itu ajaib, berbisik di bumi namun terdengar di langit. Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
أَقْرَبُ مَا يَكُونُ العَبْدُ مِنْ رَبِّهِ وَهُوَ سَاجِدٌ ، فَأَكْثِرُوا الدُّعَاءَ
“Keadaan seorang hamba paling dekat dengan Rabbnya adalah ketika ia sedang bersujud, maka perbanyaklah berdoa saat itu.” (HR. Muslim, no. 482)
Dari Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
فَأمَّا الرُّكُوعُ فَعَظِّمُوا فِيهِ الرَّبَّ – عَزَّ وَجَلَّ – ، وَأمَّا السُّجُودُ فَاجْتَهِدُوا فِي الدُّعَاءِ ، فَقَمِنٌ أَنْ يُسْتَجَابَ لَكُمْ
“Adapun ketika rukuk, maka agungkanlah Allah. Sedangkan ketika sujud, maka bersungguh-sungguhlah dalam berdoa, maka doa tersebut pasti dikabulkan untuk kalian.” (HR. Muslim, no. 479)
Dan Rasululullah shallallahu alaihi wa sallam jika menghadapi sebuah masalah maka ia segera shalat dan ia sering berkata kepada Bilal:
”Wahai Bilai istrahatkan kami dengan shalat“.
Maka shalat bagi seorang beriman adalah sarana ia beristirahat dari kepenatan yang ia hadapi.
Baca Juga: Akhlak adalah Hasil dari Akidah dan Ibadah
Membaca Al-Qur’an
Karena Al-Qur’an adalah penyembuh baik untuk penyakit hati ataupun penyakit fisik. Syaikh Abdus Salam Bali berkata:
“Jika gunung saja hancur jika Al-Qur’an di turunkan kepadanya, maka bagaimana dengan penyakit.”
Di Amerika pernah ada sebuah eksperimen ada 30 orang yang sakit jantung, dan di antara mereka ada yang muslim ada yang kafir, namun semuanya mengalami kemajuan dalam kesehatannya.
ﻭَﻧُﻨَﺰّﻝُ ﻣِﻦَ ﺍﻟْﻘُﺮْﺁﻥِ ﻣَﺎ ﻫُﻮَ ﺷِﻔَﺂﺀٌ ﻭَﺭَﺣْﻤَﺔٌ ﻟّﻠْﻤُﺆْﻣِﻨِﻴﻦَ ﻭَﻻَ ﻳَﺰِﻳﺪُ ﺍﻟﻈّﺎﻟِﻤِﻴﻦَ ﺇَﻻّ ﺧَﺴَﺎﺭﺍً
“Dan Kami turunkan dari Al-Qur`an suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman dan Al Quran itu tidaklah menambah kepada orang-orang yang zalim selain kerugian” (QS. Al-Israa’: 82)
Syaikh Muhammad Al-Amin Asy-Syinqith menjelaskan bahwa maksud obat dalam ayat ini adalah obat untuk penyakit fisik dan jiwa. Beliau berkata:
ﻣَﺎ ﻫُﻮَ ﺷِﻔَﺎﺀٌ ﻳَﺸْﻤَﻞُ ﻛَﻮْﻧَﻪُ ﺷِﻔَﺎﺀً ﻟِﻠْﻘَﻠْﺐِ ﻣِﻦْ ﺃَﻣْﺮَﺍﺿِﻪِ ; ﻛَﺎﻟﺸَّﻚِّ ﻭَﺍﻟﻨِّﻔَﺎﻕِ ﻭَﻏَﻴْﺮِ ﺫَﻟِﻚَ ، ﻭَﻛَﻮْﻧَﻪُ ﺷِﻔَﺎﺀً ﻟِﻠْﺄَﺟْﺴَﺎﻡِ ﺇِﺫَﺍ ﺭُﻗِﻲَ ﻋَﻠَﻴْﻬَﺎ ﺑِﻪِ ، ﻛَﻤَﺎ ﺗَﺪُﻝُّ ﻟَﻪُ ﻗِﺼَّﺔُ ﺍﻟَّﺬِﻱ ﺭَﻗَﻰ ﺍﻟﺮَّﺟُﻞَ ﺍﻟﻠَّﺪِﻳﻎَ ﺑِﺎﻟْﻔَﺎﺗِﺤَﺔِ ، ﻭَﻫِﻲَ ﺻَﺤِﻴﺤَﺔٌ ﻣَﺸْﻬُﻮﺭَﺓٌ
“Obat yang mencakup obat bagi penyakit hati/jiwa, seperti keraguan, kemunafikan, dan perkara lainnya. Bisa menjadi obat bagi jasmani jika dilakukan ruqyah kepada orang yang sakit. Sebagaimana kisah seseorang yang terkena sengatan kalajengking diruqyah dengan membacakan Al-Fatihah. Ini adalah kisah yanh shahih dan masyhur” (Tafsir Adhwaul Bayan).
Membaca buku
Sebab membaca buku adalah teman saat sendirian dan ia bisa menjadi obat untuk menghilangkan kejenuhan, di antara buku yang bisa buku yang membangkit optimisme seperti buku “La tahzan” karya Dr. Aid Al Qorni atau buku-buku humor yang positif bisa mengundang tawa, dan tertawa bisa memperkuat imunitas asal tidak berlebihan.
Ulama berkata:
خير الجليس فى الزمان الكتاب
“Sebaik-baiknya teman duduk di setiap waktu adalah buku“
Buya Hamka berkata: “Membaca buku-buku yang baik seperti memberi makanan rohani yang baik.”
Baca Juga: Melatih Anak Berakhlak Mulia sejak Dini
Mendengarkan ceramah dan nasihat
Karena hati ini akan hidup selama ia mau menerima nasihat, dan seseorang akan terhindar dari kerugian selama ia saling menasihati.
Al Hasan Al Bashri berkata,
إنَّ أحبَّ عبادِ الله إلى الله الذين يُحببون الله إلى عباده ويُحببون عباد الله إلى الله ، ويسعون في الأرض بالنصيحة
“Sesungguhnya hamba yang dicintai di sisi Allah adalah yang mencintai Allah lewat hamba-Nya dan mencintai hamba Allah karena Allah. Di muka bumi, ia pun memberi nasehat pada orang lain.” (Jaami’ul ‘Ulum wal Hikam, 1: 224).
Menulis
Menulis juga bisa mengobati kejenuhan dalam kesendirian karena menulis adalah mengkoneksikan apa yang ada diisi kepala kita dengan tangan kita untuk merangkainya dalam sebuah tulisan yang indah.
Ulama berkata:
مَنْ حَفِظَ فَرَّ وَمَنْ كَتَبَ قَرَّ
Siapa yang hanya menghafal saja, maka hafalannya akan hilang dan siapa yang menulis maka tulisannya akan abadi
Sungguh banyak yang bisa kita tulis selama masa pandemi ini ketika kita lebih banyak di rumah. Sungguh merugi orang yang tidak mau menulis karena menulis adalah proses mewariskan ilmu kepada generasi kita.[ind]