MELATIH anak berakhlak mulia sejak dini. Ketahuilah bahwa anak adalah amanat bagi orang tuanya. Hatinya merupakan mutiara yang masih asli, siap untuk dibentuk macam apapun.
Jika dibiasakan pada kebaikan, tentu dia akan tumbuh pada kebaikan itu. Orangtua dan pendidiknya sama-sama mendapat pahala. Jika anak dibiasakan pada keburukan, dia akan tumbuh pada keburukan itu.
Orangtua dan walinya mendapat dosa karenanya.
Jadi, wali harus menjaga, mendidik, mengarahkan, membimbing dan mengajari anak akhlak-akhlak yang baik, melindunginya dari teman-teman yang buruk, tidak membiasakannya hidup mewah,
tidak membuatnya suka kepada kesenangan, agar setelah besar nanti umurnya tidak habis hanya untuk mencari kesenangan itu.
Sejak dini, anak harus mendapat pengawasan. Dia tidak boleh disusui dan diasuh kecuali oleh wanita yang shalihah, taat beragama dan memakan yang halal.
Sebab air susu yang berasal dari makanan yang haram, tidak mendatangkan barakah.
Baca Juga: Melatih Anak Beribadah pada Bulan Ramadan
Melatih Anak Berakhlak Mulia sejak Dini
Jika anak sudah mulai memasuki masa puber dan sifatnya yang paling menonjol adalah rasa malu, itu merupakan tanda yang menggembirakan karena menunjukkan kedewasaan akalnya setelah remaja nanti.
Karena itu, ia harus dilatih untuk memiliki rasa malu.
Adapun kebiasaan dari sifat-sifat yang mudah menjurus kepada keburukan adalah dalam masalah makan.
Karena itu, dia harus diajari adab-adab makan, dibiasakan makan roti pada sebagian waktu, agar dia tidak terbiasa dengan lauk pauk yang enak, yang akhirnya menjadi keharusan baginya.
Dia harus ditegur jika terlalu banyak makan, dengan menyerupakannya dengan binatang jika makan banyak.
Dia juga harus dibiasakan pakaian warna putih, tanpa corak yang macam-macam dengan segala hiasannya.
Anak laki-laki harus diingatkan tentang keadaan para wanita dan orang-orang banci, melarangnya bergaul dengan anak-anak lain yang terbiasa hidup senang,
sebagaimana gantinya, ialah dengan memberinya kesibukan membaca dan belajar Al-Qur’an, hadis dan berbagai riwayat,
agar di dalam hatinya tertanam kecintaan kepada orang-orang shalih dan tidak larut dalam syair-syair yang bernadakan cinta serta kasih sayang.
Selagi anak menampakkan akhlak-akhlak yang baik dan perbuatan yang terpuji, dia harus dihormati dan diberi hadiah agar dia senang. Sesekali boleh memujinya di hadapan orang lain.
Namun, jika dia berbuat sebaliknya, apa yang diperbuatnya tidak perlu disampaikan kepada orang lain.
Jika melakukan perbuatan yang tidak terpuji, dia harus dihardik dan ditakut-takuti tanpa diketahui orang lain.
Tapi tidak boleh terlalu sering mencelanya karena itu justru membiasakan dirinya mendengarkan kata-kata cacian, dan akhirnya terbiasa dengannya.[ind]