ChanelMuslim.com – Wafatnya Umar bin Khattab pada waktu Shubuh membuat para sahabat berduka. Saat itu, Umar sedang mendirikan Shalat. Namun, secara tiba-tiba beliau ditikam sampai enam kali oleh seseorang dari Persia.
Baca Juga: Menjelang Wafatnya Rasulullah
Berjasa bagi Kemajuan Islam
Dilansir channel telegram @gensaladin, Umar wafat bertepatan dengan tanggal 26 Dzulhijjah 23 Hijriah. Jasa-jasa Umar sangat luar biasa bagi kemajuan Islam.
Pada era pemerintahan Umar bin Khattab selama 10 tahun lamanya, kaum Muslimin telah membuka banyak wilayah, memajukan bidang sosial politik dan militer.
Tidak heran Umar sangat dicintai oleh para sahabat dan rakyatnya. Setelah ditusuk sampai enam kali, para sahabat segera menggapai tubuh Umar bin Khattab kemudian membaringkan beliau ke rumahnya.
Si pembunuh berusaha lari, tetapi ia berhasil dihadang oleh 13 sahabat yang dengan sigap menyergap. Meskipun begitu, belati Persia yang sudah ditaburi racun digunakannya untuk melawan, sehingga 6 sahabat terkena sabetannya dan kemudian wafat sebagai syahid.
Baca Juga: Kisah Umar Bin Khattab Saat Wabah di Syam
Wafatnya Umar bin Khattab Menjadi Sejarah yang Menyedihkan
Dinukilkan dari Kitab Tarikh Ath Thabari dan Al Bidayah wa An Nihayah, Adurrahman bin Auf menyergapnya dengan kain surban sehingga si pembunuh tercekik, tetapi si pembunuh akhirnya menusukkan belati itu ke tubuhnya sendiri sampai akhirnya ia mati.
Matahari belum terbit, tetapi darah Umar telah begitu banyak tertumpah. Shalat Subuh hari itu menjadi salah satu peristiwa paling menyedihkan dalam sejarah Umat Islam.
Nama pembunuh Umar bin Khattab adalah Fayrouz atau yang biasa dipanggil dengan Abu Lu’luah. Ia merupakan seseorang dari Persia yang penuh kedengkian, sehingga ia telah menyiapkan rencana pembunuhan itu dengan matang.
Ia bahkan berkonspirasi dengan beberapa orang Persia yang datang ke Madinah, seperti Hurmuzan dan Jufaina.
Keahliannya menempa senjata membuatnya berkhianat pada Kaum Muslimin dengan cara membunuh seorang sahabat mulia.
Sementara Hurmuzan, ia merupakan mantan panglima besar Kerajaan Persia yang dijadikan tawanan. Karena ia merasa ingin dekat dengan pusat Kekhalifahan, ia memutuskan untuk masuk Islam dan beberapa kali mendatangi Umar bin Khattab.
Jufaina adalah seorang kristen Persia dari wilayah Al Hirah, yang ditugaskan oleh Sa’ad bin Abi Waqqash untuk mengajarkan anak-anaknya membaca dan menulis.
Dalam riwayat seorang sahabat bernama Abdurrahman bin Abu Bakar, suatu hari ia melihat Fayrouz, Hurmuzan dan Jufaina sedang berbicara melingkar di salah satu sudut jalan Madinah.
Namun, tiba-tiba ia melihat ada belati terjatuh dari pakaian Fayrouz. Ia membenarkan bahwa belati itu ternyata adalah belati yang sama yang digunakan untuk menikam Khalifah Umar bin Khattab. [Cms]