SOLUSI ibu bekerja seimbangkan peran dalam keluarga. Beberapa hari yang lalu, saya ikut seminar yang membahas tentang pendidikan anak.
Pembicara mengatakan bahwa seorang ibu bekerja itu dipastikan akan menelantarkan anak-anak, mereka menganjurkan para ibu untuk tinggal di rumah, mendidik anak-anak dengan lebih baik.
Pembicara mengatakan tidak mungkin seorang ibu bekerja sukses di keduanya yakni mendidik anak dan karier. Pasti salah satunya gagal.
Jika kariernya sukses pasti keluarganya yang gagal. Jika fokus ke keluarga pasti kariernya yang gagal.
Selain itu, pertimbangan anak menjadi salah satu alasan kenapa mereka memutuskan untuk berhenti bekerja. Namun, menganjurkan para ibu bekerja untuk berhenti bekerja tanpa konsep pengembangan ibu yang jelas dan matang saat mereka menjadi ibu rumah tangga bukanlah saran yang bijak.
Baca Juga: Bukan Perseteruan Ibu Bekerja dan Ibu Di rumah
Solusi Ibu Bekerja Seimbangkan Peran dalam Keluarga
Pendiri Rumah Pintar Aisha, Dyah Lestyarini adalah seorang ASN yang bekerja di kantor dan memiliki dua anak. Ia memberikan contoh keberhasilan seorang ibu bekerja yang mampu mendidik anak-anaknya dengan baik, misalnya seorang ibu anggota DPR yang mampu mendidik 13 anaknya menjadi anak yang hebat.
Ada juga ibu yang sangat aktif berdakwah tapi mampu menjadikan 10 anaknya menjadi penghafal Al Quran. Silakan baca di media, banyak ibu pekerja yang mampu menyeimbangkan antara pekerjaannya dengan keluarga.
Pertama dan paling utama adalah niatkan bahwa engkau bekerja hanya semata-mata untuk meraih ridho-Nya, cinta kasih dan rasa sayang-Nya.
Niatkan engkau bekerja dengan penuh keikhlasan, tidak melakukan penyimpangan dan menyebarkan kebaikan. Karena jika bukan dirimu yang ada di posisi itu, boleh jadi akan diisi oleh orang lain yang bahkan akan membawa keburukan.
Niatkan bahwa engkau bekerja untuk membantu ekonomi keluarga, menyebarkan kebaikan di lingkungan kerja, membantu memberikan pendidikan yang terbaik dan dengan ilmu dan kelebihan rezeki yang engkau dapatkan, engkau dapat membantu lebih banyak lagi orang yang membutuhkan.
Hati-hati, jangan sampai kariermu dan pekerjaanmu membuatmu sombong, angkuh, merendahkan, meremehkan, menghina, berkata kasar dan dengan nada tinggi, tidak mau melayani, tidak mematuhi suamimu bahkan sampai mengkhianatinya.
Kariermu jangan membuatmu durhaka kepada suamimu. Ingatlah, seorang istri yang masuk neraka karena membuat suaminya tidak ridho.
Mintalah keridhoan suamimu saat engkau bekerja. Insha Allah dengan keridhoan suami, menjadi kendaraanmu menuju surga yang engkau bisa masuk melalui pintu manapun.
Kedua, share mimpi. Berdiskusilah dengan suami apa kira-kira yang menjadi mimpi keluarga.
Berkomitmenlah walaupun engkau seorang ibu bekerja tapi engkau juga bisa sukses dalam membina rumah tangga, mendidik anak dan mampu bermanfaat bagi masyarakat.
Baca Juga: Mengasuh Anak Ketika Orang Tua Sibuk Bekerja (Bag. 1)
Solusi Ibu Bekerja, Diskusikan Mimpi
Apa mimpimu diskusikan dengan suami. Apa mimpi untuk anakmu, apakah engkau ingin ia menjadi penghafal Quran, menjadi pemimpin masa depan, menjadi pengusaha sukses, penulis inspiratif atau profesi tertentu.
Apa mimpi untuk dirimu, apa mimpi untuk keluargamu. Diskusikan mimpimu dan jadikanlah itu sebagai mimpi keluarga.
Tunjukkan bahwa walaupun engkau seorang wanita bekerja engkau mampu menjadikan keluargamu hebat, anak-anak sukses, bermanfaat bagi masyarakat.
Mimpi itulah yang akan mengubah orientasimu. Sebagian besar waktu, energi dan tenagamu akan engkau upayakan untuk meraih mimpimu. Engkau belajar bagaimana mengelola waktu dengan baik.
Engkau akan berusaha mengisi setiap detik waktu menjadi produktif. Engkau akan terhindar dari aktivitas yang melalaikan, yang membuang-buang waktu, engkau akan selamat dari para pencuri waktu.
Semua berawal dari mimpi dan komitmen dalam meraih mimpi.
Setelah menetapkan mimpi, yang ketiga berilmulah. Belajarlah bagaimana membangun keluarga yang bertakwa dan harmonis, cara mendidik anak agar kelak menjadi anak yang pintar, sholeh, baik dan bermanfaat, kembangkan kompetensimu agar engkau bermanfaat baik di lingkungan kerja atau lingkungan masyarakat.
Belajarlah apapun yang mampu memberi manfaat untukmu dan masyarakat. Insya Allah dengan ilmu yang engkau kuasai, niatkan untuk kebaikan baik di lingkungan kerja maupun masyarakat maka itu akan menjadi sumber-sumber pahala yang mengalir.
Baca Juga: Ibu, Engkau Bekerja untuk Siapa?
Jadikan Waktumu Berkualitas
Keempat, jadikanlah waktumu berkualitas. Jadikanlah waktumu berkualitas baik saat bekerja atau saat bersama keluarga. Isi waktu-waktumu bersama keluarga dengan kualitas yang terbaik. Bekerja samalah dengan suami.
Saat pulang kerja, berupayalah di tengah-tengah rasa capek dan lelah untuk bermain yang membuat mereka tertawa bahagia, menemaninya belajar, mengajak mengaji, mendongeng sebagai pengantar tidur mereka.
Ingatkan suami untuk senantiasa sholat di masjid dengan mengajak serta anak-anak terutama anak-anak laki-laki. Menjelang tidur, ingatkan seluruh anggota keluarga untuk berdoa, mendoakan orang tua.
Keesokan hari, ajaklah anak-anak mengaji, lalu buatkan mereka menu yang sehat dan variatif dan doakan saat mereka berangkat ke sekolah.
Hari libur, harus diisi dengan aktivitas yang lebih berkualitas. Engkau bisa berolah raga bersama, membangun silaturahim, mengajak ikut pengajian, mengajari membuat cerita, mengajak ke anak yatim untuk bersedekah.
Sering-sering gunakan waktu untuk berdialog. Nasihati dengan baik. Tak lupa sering-seringlah mendoakan agar anak yang engkau tinggalkan selamat dalam lindungan Allah, dan kelak menjadi anak-anak yang sholeh, cerdas dan bermanfaat.
Kelima, jika mimpimu sukses karier dan sukses keluarga, engkau butuh fisik yang prima. Karena engkau super woman.
Hari Sabtu dan Ahad, gunakan sebagian waktumu untuk berolah raga minimal berlari, jalan cepat atau bersepeda.
Engkau juga butuh makanan yang menjaga badanmu agar fit. Tapi bukan obat kimia atau pun minuman berenergi yang dijual di pasaran. Jagalah vitalitas tubuhmu dengan makanan dan minuman yang alami.
Lalu jagalah tubuhmu dengan mengikuti sunah-sunah rasul seperti puasa, mandi sebelum subuh, minum madu dan lainnya. Istirahatlah yang cukup dan banyak makan sayur dan buah.
Tidur di awal agar bisa bangun menunaikan sholat malam. Di kantor, berolah ragalah dengan cara lebih sering menggunakan tangga, berjalan sholat di masjid, serta berjalan dengan lebih cepat.
Baca Juga: Sekolah Anak Bukan Sekolah Orangtua
Pilih Sekolah Full Day untuk Anak
Keenam, pilihlah sekolah full day yang terbaik untuk anak-anakmu. Sekolah terbaik tidak harus mahal. Sekolah yang terbaik adalah sekolah yang mengintegrasikan antara kebutuhan dunia dan akhirat.
Bukan sekolah yang mementingkan dunia, mengejar prestasi, tanpa memperdulikan akhlak dan memperhatikan ilmu agama.
Kenapa full day, karena tidak ada interaksi anak dengan orang tua di siang hari, sehingga orang tua tidak bisa mengontrol apa yang anak lakukan di rumah.
Lebih baik, mencari sekolah full day yang terbaik agar waktunya banyak di sekolah dan berinteraksi dengan hal-hal yang baik di sekolah. Insya Allah kalau lingkungan sekolah itu baik, anak itu akan baik.
Terakhir adalah perbanyaklah berdoa. Doa adalah senjata umat Islam. Doa orang tua khususnya doa ibu kepada anaknya sangatlah dahsyat. Dalam kondisi apapun banyaklah berdoa untuk kebaikan anak dan keluarga.
Jadi, tak perlu lagi diperdebatkan lebih baik mana ibu bekerja atau ibu rumah tangga, keduanya sama-sama baiknya.
Yang terpenting adalah bagaimana kita (baik ibu rumah tangga/ ibu bekerja) mampu meneladani 4 (empat) wanita teladan penghulu surga, yakni meneladani Khadijah yang mampu menghebatkan dirinya dan suaminya, meneladani Fatimah yang memuliakan dan menghebatkan ayahnya, meneladani Maryam yang mampu menghebatkan putranya dan meneladani Asiyah yang menghebatkan anak orang lain (Nabi Musa).
Jadi berkomitmenlah bahwa engkau seorang wanita yang mampu menghebatkan dirimu, mampu menghebatkan suamimu, mampu menghebatkan ayahmu, mampu menghebatkan anak-anakmu dan mampu menghebatkan anak-anak orang lain.
Berkomitmenlah bahwa engkau akan berusaha mengantarkan keluarga menuju tangga kesuksesan di dunia dan tangga kesuksesan yang lebih penting lagi di akhirat.
Berkomitmenlah wahai Bunda, bahwa engkau hidup di dunia ini, berusaha dengan sepenuh hati, sekuat tenaga agar bisa masuk surga sekeluarga.[ind]