Chanelmuslim.com–
Innalillahi, Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara melaporkan jumlah kasus AIDS tertinggi terjadi pada kelompok usia 20 sampai 29 tahun (usia produktif) yang mengindikasikan mereka telah terinfeksi HIV sejak 3 hingga 10 tahun sebelumnya, di mana saat itu mereka masih pada tahap remaja awal.
Secara kumulatif, jumlah kasus HIV dan AIDS sampai Juli 2015 laporan Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara adalah 2.903 kasus HIV dan 4.306 kasus AIDS.
Ironisnya, secara konsisten, jumlah kasus AIDS tertinggi terjadi pada kelompok usia 20 sampai 29 tahun (usia produktif) yang mengindikasikan mereka telah terinfeksi HIV sejak 3 hingga 10 tahun sebelumnya, di mana saat itu mereka masih pada tahap remaja awal.
“Salah satu penyebabnya adalah rendahnya pengetahuan remaja terkait HIV dan AIDS,” kata Intan Dirzalaila di hadapan 200-an pelajar SMP Taman Siswa Medan dan SMK dan SMA Yayasan Pendidikan Islam (YPI) Amir Hamzah saat memberikan sosialisasi tentang HIV/ AIDS serta cara penularannya, Rabu (13/1).
“Pelajar harus tahu cara virus menyerang kekebalan tubuh, perilaku berisiko, mengenali orang-orang dengan HIV, cara terhindar dari virus, dan apa yang harus dilakukan untuk menghambat perkembangan virus,” ucapnya disambut riuh pelajar dan pertanyaan yang bertubi-tubi.
Para pelajar ini menjadi peserta roadshow sosialisasi rangkaian kegiatan program nasional kampanye HIV dan AIDS di Sumatera Utara.
Selain roadshow sosialisasi, penyelenggara yang terdiri dari Komisi Penanggulangan Aids (KPA) Sumut, Yayasan PKPA, ARMI, PKBI, CMR, dan Dance4Life juga telah melakukan kegiatan talkshow dan ditutup dengan acara puncak panggung aksi remaja “Kita Hebat, Berani Beraksi”.
Erikson Marbun, perwakilan dari KPA Sumut memberikan sertifikat apresiasi kepada sekolah yang terlibat dalam program nasional kampanye HIV dan AIDS bagi remaja di Sumatera Utara.
Sedangkan panitia kegiatan, Ismail Marzuki dari PKPA mengatakan, kegiatan ini bertujuan mendorong pelajar-pelajar di sekolah yang telah didatangi untuk dapat hadir pada acara puncak di SMK Negeri 9 Medan.
Sementara itu, di tempat berbeda, Palang Merah Indonesia (PMI) Medan menemukan 171 kantong darah yang terinfeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV) dan 852 kantong darah mengandung virus hepatitis B dan hepatitis C. Ratusan kantung darah juga mengandung virus penyakit kelamin menular sifilis.
“Ini pengamatan sepanjang 2015. Untuk sifilis, ada 793 kantong darah,” kata Direktur Unit Donor Darah (UDD) PMI Medan, dr Rendy Patria.
Penemuan ini didapatkan setelah petugas PMI mengecek kualitas darah di laboratorium. PMI akan memusnahkan kantong darah tersebut, agar tidak digunakan masyarakat.
“Proses pemeriksaan harus benar-benar dilakukan. Bagi pendonor yang darahnya mengandung virus berbahaya, akan kami panggil kembali dan diarahkan ke dokter spesialis,” ungkapnya.
Meski harus memusnahkan kantong darah, Rendy mengaku PMI Medan tak kekurangan pasokan darah. Kesadaran masyarakat di Medan cukup tinggi untuk mendonorkan darah. Apalagi, memang banyak masyarakat yang menjadi pendonor tetap.(ind/kompas)