BERIKUT hal-hal yang bisa dilakukan istri untuk menggapai surga. Rasulullah pernah berkata bahwa kebanyakan penduduk neraka adalah wanita.
Betapa mudahkah seorang wanita tergelincir pada dosa sehingga banyak yang menjadi penghuni surga? Namun, kemudian Rasulullah memberikan kabar gembira bagi para wanita khususnya yang telah menikah.
Baca Juga: Istriku Workaholic karena Diriku
Hal yang Bisa Dilakukan Istri untuk Menggapai Surga
Rasulullah bersabda, “Apabila seorang wanita (istri) itu telah melakukan shalat lima waktu, puasa bulan Ramadhan, menjaga harga dirinya dan mentaati perintah suaminya, maka ia diundang di akhirat supaya masuk surga berdasarkan pintu mana yang ia suka (sesuai pilihannya),” (HR. Ahmad, Ibnu Hibban dan Thabrani).
Berdasarkan hadits tersebut, maka inilah yang perlu dilakukan para istri untuk menggapai surga.
1. Melakukan shalat lima waktu
Shalat Bagi perempuan yang terbaik adalah di dalam rumah, guna menghindarkan diri dari fitnah.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam sendiri telah bersabda kepada para wanita:
“Shalatnya salah seorang di makhda’-nya (kamar khusus yang digunakan untuk menyimpan barang berharga) lebih utama daripada shalatnya di kamarnya. Dan shalatnya di kamar lebih utama daripada shalatnya di rumahnya.
Dan shalatnya di rumahnya lebih utama daripada shalatnya di masjid kaumnya. Dan shalatnya di masjid kaumnya lebih utama daripada shalatnya bersamaku.” (HR. Ahmad, Ibnu Khuzaimah dan Ibnu Hibban dalam Shahih keduanya. Dihasankan oleh Asy-Syaikh Al-Albani dalam Jilbab Al-Mar’ah Al-Muslimah, hal. 155)
Shalat terbaik untuk wanita adalah di rumahnya sendiri, akan tetapi tidak mengapa jika ada wanita yang melaksanakan shalat di masjid.
Ummu Salamah radhiyallahu ‘anha menceritakan: “Di masa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, para wanita yang ikut hadir dalam shalat berjamaah, selesai salam segera bangkit meninggalkan masjid pulang kembali ke rumah mereka.
Sementara Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dan jamaah laki-laki tetap diam di tempat mereka sekedar waktu yang diinginkan Allah. Apabila Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bangkit, bangkit pula kaum laki-laki tersebut.” (Shahih, HR. Al-Bukhari no. 866, 870)
Beliau shallallahu ‘alaihi wasallam juga bersabda:
“Jangan kalian mencegah hamba-hamba perempuan Allah dari shalat di masjid-masjid-Nya.” (Shahih, HR. Al-Bukhari no. 990 dan Muslim no. 442)
Dalam riwayat Abu Dawud (no. 480) ada tambahan:
“meskipun rumah-rumah mereka lebih baik bagi mereka.” (Dishahihkan oleh Asy-Syaikh Al-Albani dalam Shahih Abu Dawud no. 576 dan dalam Al-Misykat no. 1062)
2. Puasa di bulan Ramadhan
Para wanita diwajibkan berpuasa di bulan Ramadhan kecuali bagi ibu hamil dan wanita menyusui yang mengkhawatirkan keadaan bayinya, serta wanita yang sedang datang bulan, namun semua berkewajiban mengqodho puasanya di hari lain setelah Ramadhan, atau membayar fidyah:
“Dan wajib bagi orang-orang yang berat menjalankannya (jika mereka tidak berpuasa) membayar fidyah, (yaitu): memberi makan seorang miskin).” (Al-Baqarah: 184)
Bahkan, selain di bulan Ramadhan, ketika seorang wanita ingin berpuasa sunah, harus terlebih dahulu meminta izin pada suaminya.
“Tidak dihalalkan bagi seorang istri berpuasa sedangkan suaminya ada di rumah kecuali dengan izinnya.” (HR. Bukhari-Muslim dan lainnya) “Kecuali Ramadhan.” (HR. Ahmad dan Abu Dawud)
3. Melayani suami dengan sepenuh hati
Sesungguhnya keikhlasan istri dalam melayani suami akan mendapat ganjaran sangat besar dari sisi Allah. Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Kalau aku boleh memerintahkan seseorang untuk sujud kepada orang lain, maka aku akan memerintahkan para istri untuk sujud kepada suaminya, disebabkan karena Allah telah menetapkan hak bagi para suami atas mereka (para istri). (HR Abu Dawud, Tirmidzi, ia berkata, “hadis hasan shahih.” Dinyatakan shahih oleh Syaikh Albani)
Ummu Salamah berkata, Rasulullah bersabda, “Tiap-tiap istri yang wafat diridhai oleh suaminya, maka ia akan masuk surga,” (HR. at-Tirmidzi dan Ibnu Majah)
4. Menjaga kehormatan diri
Cara wanita dalam menjaga kehormatan adalah dengan memastikan 2 hal terjaga, yakni lisan dan kemaluannya.
“Barangsiapa menjamin untukku apa yang ada di antara kedua dagunya dan apa yang ada di antara kedua kakinya, maka aku akan menjamin surga untuknya.” (Muttafaq ‘alaih dari hadits Sahal bin Sa’ad)
Allah SWT berfirman: “Dan, janganlah kalian mendekati zina. Sesungguhnya, zina itu adalah suatu perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk.” (Al-Israa’ [17] : 32).
Keempat hal diatas nampak ringan, namun sesuatu yang dianggap remeh kadang terlalaikan. Menjaga shalat diawal waktu, berpuasa, melayani suami, dan menjaga kehormatan diri tentu harus dengan hati yang khusyuk dan ikhlas. [w/ummi-online/Cms]