ChanelMuslim.com – Tujuan hidup seorang Muslim adalah akhirat, bukan dunia. Rasulullah juga mengatakan bahaya menjadikan dunia sebagai puncak ambisi. Ustaz Felix Siauw menjelaskan mengenai bahaya kenikmatan dunia dalam akun instagramnya @felixsiauw pada Rabu (10/01/2021).
“Bukan tak boleh menikmati dunia, hanya saja dunia harus diletakkan pada tempatnya,” tulis ustaz Felix dalam akun instagramnya @felixsiauw.
Allah berfirman dalam surat Al-Kahfi, dunia itu seperti air, lanjutnya. Adapun manusia di dunia, seperti kapal layar yang punya tujuan.
Ustaz Felix menjelaskan, orang yang menyimpan dunia di tangan menganggap bahwa dunia yang berada di dalam genggamannya bukan miliknya, tapi hanya titipan Allah sawt. Sementara orang yang menyimpan dunia di dalam hati meyakini bahwa dunia yang ada di dalam genggamannya semua miliknya, bukan titipan Allah swt. Akibatnya, dunia akan memperbudak kehidupannya sehingga kehidupannya sangat ditentukan oleh ada dan tidak adanya harta dunia.
“Karenanya Abu Bakar berujar, “Ya Allah jadikan dunia hanya dalam batas genggaman tangan, jangan sampai ia masuk ke dalam hati,” tulisnya.
“Dalam genggaman, dunia bisa dimanfaatkan, bila sudah masuk ke hati, kita yang dimanfaatkan,” tambahnya.
Kesibukan dan rutinitas kadang membuat manusia terlupa untuk mendekatkan diri kepada Allah sehingga tanpa sadar, ia tidak mengetahui apakah dunia sudah mempengaruhi dirinya atau sebaliknya.
“Memang sulit untuk membedakan, adakah kita ini menjadikan dunia sebagai budak, kita mencapai ketaatan yang lebih besar, ataukah kita yang sudah diperbudak dunia tanpa sadar. Karena itu, dekati mereka yang bisa jadi tempat bertanya,” katanya.
Ustaz Felix juga mengatakan bahwa dalam menjalani hidup ini, yang pertama harus dilakukan adalah introspeksi diri, apakah aktivitas selama ini sudah dikerjakan merupakan untuk bekal di akhirat atau hanya untuk memenuhi ambisi saja.
“Atau periksa diri kita, adakah hitung-hitungan sederhana. Apakah dari dunia yang Allah titipkan kepada kita itu, lebih banyak untuk kepentingan pribadi kita, ataukah untuk dititipkan di jalan Allah? Untuk memuliakan agamanya?” tulisnya.
Ia juga menuturkan bahwa tulisan tersebut hanya sebatas pengingat untuk dirinya agar tidak lalai dalam mengemban amanah sebagai hamba Allah di muka bumi ini.
“Ini hanya pengingat bagi hati sendiri. Yang sering merasa bahwa air harus diangkat masuk ke dalam kapal. Yang masih sering lupa tujuan sebab keindahan yang pasti akan hilang,” tutupnya.[ind/Walidah]