ChanelMuslim.com – Cepatnya penyebaran penyakit Gangguan Pernafasan yang terjadi di akhir Januari 2020 berasal dari Kota Wuhan, disebabkan oleh Virus Corona Tipe 2 yang menjadi Pandemi hampir di seluruh dunia termasuk Indonesia pada awal Maret 2020 menginspirasi Desainer Anggiasari Mawardi lewat brandnya Anggia Handmade.
“Saya yang berprofesi sebagai Dokter Gigi Spesialis Konservasi Gigi (Saluran Akar Gigi) lulusan Universitas Padjadjaran Angkatan ‘99, saat itu masih berpraktek dan menerima Pasien Konsul Perawatan Syaraf Gigi. Saya mengamati pertambahan jumlah Penderita Positif Covid-19 terus bertambah, dimana kelangkaan Masker semakin merajalela,” ujar Anggia dalam siaran pers tertulisnya yang diterima chanelmuslim.com, Jumat (8/5).
Anggia mengaku bahwa sebagai seorang yang juga berprofesi sebagai dokter sangat membutuhkan masker untuk praktek sehari-hari membuat Anggia berinsiatif merancang Medical Suits.
“Padahal saya sangat membutuhkan masker untuk praktek saya sehari-hari.
Oleh karenanya saya berinisiatif membuat masker kain yang memang saya pakai untuk praktek. Sampai akhirnya saya pun juga membuat Medical Suits (Alat Pelengkap Diri) yang terdiri dari Coverall, Surgical Suits dan Seragam Baju Ruangan Dokter dan Perawat. Kesemuanya itu akan saya gunakan, ketika saya mendapat Konsul Pasien Emergency,” cerita Anggia.
Pasca dirinya merancang Medical Suits untuk dikenakan sendiri banyak respon positif dari teman seprofesi di Kedokteran Gigi untuk memproduksi lebih banyak.
[gambar3] Medical Suits by Anggia Handmade
“Namun ternyata apa yang saya lakukan ini mendapat respon luar biasa dari teman seprofesi di Kedokteran dan Kedokteran Gigi. Baik untuk Medical Suits ataupun masker setiap harinya. Tidak terlalu sulit bagi saya untuk memproduksi Medical Suits dan masker yang sesuai Standar Kesehatan karena setiap hari setiap dokter pasti memakainnya, perlengkapan lainnya pasti kami gunakan ketika dalam ruangan bedah. Selain itu dari Organisasi Profesi pun mengeluarkan Standard Operational Prosedure untuk penanganan Pasien Covid-19, Kostum apa saja yang kami gunakan sesuai Level Penggunaan Penanganan Pasien Covid-19,” sambung Anggia detail.
[gambar2] Medical Suits by Anggia Handmade
Anggia menjelaskan Medical Suits (APD) yang dirinya buat terdiri atas Coverall Suits
Coverall berfungsi sebagai pakaian dan alat proteksi untuk melindungi diri dari kotoran, bakteri, virus.
“Coverall bersiluet H dan I berupa Jumpsuit berkapucon, karet elastic pada bagian tangan, kaki dan pinggang belakang. Detail Coverall mempunyai bukaan depan berupa restleting panjang dengan penutup. Coverall harus dibuat sangat longgar karena akan digunakan berlapis bersama baju bedah, baju ruangan dan aphron. Material yang digunakan terbagi menjadi 2. Untuk yang sekali pakai atau disposable berbahan dasar Non Woven Polypropylene. Sedangkan yang reusable berbahan dasar Woven Polyester,” sebut Anggia menjelaskan rancangan Medical Suitsnya.
Sementara itu, Non Woven adalah bahan seperti kain yang terbuat dari serat panjang atau pendek, terikat bersama oleh kimia, mekanik, panas atau pelarut, tidak ditenun atau dirajut, tidak mengubah serat menjadi benang.
“Kain non woven dapat didaur ulang setelah digunakan. Untuk alasan ini, kain non woven lebih ekologis untuk produk sekali pakai. Kain woven memberikan fungsi spesifik seperti ketahanan cairan, ketahanan regangan, kekuatan, bantalan, daya tahan, retardasi api, penyaringan dan penghalang bakteri. Maka menjadi pilihan pada proyek perlindungan erosi berskala besar,” terang Anggia sangat detail.
Selain itu Coverall Suits juga disarankan menggunakan bahan yang memiliki gramasi diatas 75 gsm, dan memiliki sifat atau dilaminasi antibakteri, antirepellent, water-proof. Water repellent memiliki sifat diatas water resistan, artinya memiliki sifat tahan air sampai ke tingkatan hidrofobik, yang merupakan lapisan nano teknologi.
[gambar1] Anggia Handmade
“Water-proof merupakan tingkat ketahanan terhadap air yang diukur dengan satuan Ingress Protection (IP). IP memiliki dua digit. Digit Pertama yang menjelaskan ketahanan terhadap benda solid, misalnya debu. Digit kedua mengindikasikan ketahanan terhadap produk benda cair sampai kedalaman 1 meter, misalnya air.
Standar WHO : Resisten terhadap penetrasi cairan, setara atau lebih ISO 16603 class 3 exposure pressure. Atau resisten terhadap penetrasi patogen bloodborne, setara atau lebih ISO 16604 class 2 exposure pressure,” tutup Anggia menjelaskan mengenai Medical Suits yang dirancangnya.
Tentang Anggiasari Mawardi
Selain Berprofesi sebagai Dokter Gigi, Anggia juga berprofesi sebagai Fashion Designer. Saat ini Anggia sedang menempuh tugas akhir di Islamic Fashion Institute.
Selain itu Anggia juga tergabung dalam organisasi fashion Indonesian Fashion Chamber Bandung Chapter. Organisasi yang sangat mendukung semua membernya untuk bisa berperan aktif dalam melawan Covid-19. [red]