ChanelMuslim.com- Wabah corona kian mengoyak rasionalitas dunia. Inilah saat di mana umat manusia menyaksikan sesuatu yang tidak biasa terjadi. Karakter asli manusia, apa pun negaranya, menjadi seperti telanjang. Yaitu, takut, lemah, egois, dan lainnya.
Pemandangan satu pekan terakhir ini memperlihatkan sesuatu yang mungkin belum pernah disaksikan oleh generasi manusia saat ini. Belum pernah disaksikan, bagaimana warga Eropa seperti di Italia rela bersusah payah antri demi memborong bahan pangan.
Warga Jepang yang sudah masuk dalam warga negara maju mengalami hal yang tidak jauh berbeda dengan di Italia. Di hampir seantero negeri matahari terbit itu, orang berbondong-bondong untuk memborong kebutuhan sehari-hari. Kepanikan itu setelah pemerintah setempat meliburkan semua sekolah hingga waktu yang belum ditentukan.
Begitu pun yang terjadi di Korea Selatan. Hanya dalam waktu empat hari, tiga ribuan warga negeri ginseng ini positif terinfeksi corona. Pemerintah pun menutup tempat-tempat ibadah dan pendidikan di sana demi mengurangi pertemuan banyak orang.
Masih tentang Korea Selatan, dikabarkan seorang warganya memilih bunuh diri karena meyakini dirinya telah terinfeksi virus corona. Dan kejadian ini tidak terjadi di Korea sana. Melainkan di Solo, Jawa Tengah, Indonesia.
Di Iran, sejumlah wilayah mengalami sebuah penghentian kegiatan ibadah yang tidak lazim. Yaitu, penghentian shalat Jumat berjamaah di masjid. Kebijakan ini dikeluarkan karena khawatir penyebaran virus melalui pertemuan orang banyak, termasuk shalat Jumat.
Di Arab Saudi, dan ini yang mungkin belum pernah dialami generasi umat Islam dunia termasuk Indonesia saat ini, keluar kebijakan penghentian sementara izin masuk warga dunia untuk tujuan apa pun. Termasuk, tujuan untuk beribadah ke kota suci di Mekah dan Madinah.
Pemandangan yang tidak biasa pun terjadi. Semua pesawat yang mengangkut calon jamaah umroh dari semua negara dilarang masuk ke wilayah udara Saudi. Ada yang akhirnya mendarat di Singapura, Abu Dhabi, Turki, dan lainnya. Semua pesawat ini terpaksa kembali ke tujuan asal negara masing-masing.
Di Saudi, untuk jamaah umroh asal Indonesia yang sudah terlanjur berada di bandara internasional Jedah dan Madinah termasuk yang sudah selesai melaksanakan umroh berjumlah sekitar 13 ribu orang.
Sungguh sebuah pemandangan kerumunan yang luar biasa. Padahal bandara tidak memiliki fasilitas untuk menginap, istirahat, medis, MCK, dan lainnya dalam jumlah massal. Jangankan berada dalam waktu satu hari satu malam, satu jam pun sudah sangat membosankan.
Padahal, umumnya yang berada di bandara itu orang-orang yang lanjut usia. Kaum muslimah yang tentunya sangat membutuhkan ruang-ruang khusus untuk kebersihan dan istirahat. Belum lagi dengan keperluan makan dan minum mereka.
Inilah juga masa di mana para penyelenggara umroh di seluruh dunia tidak lagi tersenyum seperti biasanya. Selain adanya penundaan umroh hingga waktu yang belum ditentukan, mereka pun sudah terlanjur mengeluarkan biaya yang tidak sedikit.
Saat ini, seluruh negara menyaksikan sebuah keadaan sektor pariwisata yang di luar kebiasaan. Objek-objek itu sangat sepi, bahkan sampai pada titik nol kunjungan. Bagaimana nasib pengusaha dan pegawai hotel, pegawai maskapai penerbangan, bisnis kuliner setempat, dan lainnya.
Pada saatnya, semoga ini tidak terjadi, dunia akan mengalami keadaan di mana masing-masing negara tidak peduli dengan negara lain. Mereka bukan sekedar melarang warga negara lain masuk ke wilayahnya, tapi juga tidak mau menjual bahan pangan negaranya ke luar negeri.
Jika ini sampai terjadi, dunia akan memasuki krisis pangan yang dahsyat. Karena tidak semua negara mampu memenuhi kebutuhan pokok pangannya sendiri. Jika ini terjadi, negara yang mengalami krisis pangan akan menempuh cara paksa agar bisa memperoleh bahan pangan dari negara lain. Maka, terjadilah krisis kemanusiaan yang sangat parah. Sekali lagi, semoga ini tidak terjadi.
Dampak corona, dunia seperti sedang berjalan menuju sebuah pemandangan karakter asli manusia. Yaitu, takut, egois, serakah, dan materialis. Krisisnya tidak sekadar tentang kesehatan. Melainkan akan meluas kepada krisis kemanusiaan.
Inilah mungkin yang dimaksud sebagai bagian dari fitnah akhir zaman. Di mana manusia dunia kembali kepada peradaban gelapnya. Tidak ada lagi pesawat yang bisa terbang melintasi perbatasan negara. Kecuali virus corona. Semoga ini tidak pernah terjadi. (Mh)