AMANKAH kita dari fitnah syahwat dunia? Ada sebuah tulisan dari Ustaz Muhammad Fauzil Adhim. Aku menatap diriku sendiri. Termangu merenungi perjalanan yang berlalu; dari diriku dan orang-orang yang telah lalu.
Betapa banyak yang lebih berilmu, perjuangannya pun mengharu biru, tetapi runtuh wibawa hilang muru’ah dakwahnya ketika hatinya telah gemetar di hadapan gemerincing dinar.
Ketika dunia telah bertahta di hati, maka saudara seperjuangan dalam dakwah pun mudah dilupa, bahkan idealisme yang ia perjuangkan bisa bertukar. Boleh jadi masih disebut, tetapi hambar terasa.
Baca Juga: Cara Terhindar dari Fitnah Dunia
Fitnah Syahwat Dunia
Sungguh, fitnah yang menjadikan seorang ‘alim kehilangan ketajaman ‘ilmunya ialah syahwat terhadap dunia. Bermula darinya berubah cara bicaranya, berubah pula cara ia berbusana hingga akhirnya pada perilaku khasnya.
Seseorang yang terjatuh karena syahwat terhadap dunia boleh jadi ia berlimpah dunia, boleh jadi terjauh darinya.
Sebagaimana ada orang yang menggenggam dunia, sementara hatinya sepi dari hasrat terhadapnya.
Rasulullah shallaLlahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
إِنَّ لِكُلِّ أُمَّةٍ فِتْنَةً وَإِنَّ فِتْنَةَ أُمَّتِي الْمَالُ
“Sesungguhnya masing-masing ummat itu ada fitnahnya dan fitnah bagi ummatku adalah harta.” (HR. Ahmad, Tirmidzi dan Ibnu Hibban)
Fitnah ini dapat menimpa orang-orang awam, tetapi yang lebih mengkhawatirkan apabila menimpa orang-orang yang mengemban amanah dakwah.
Dan kelak akan ada masa ketika manusia berlomba-lomba menjadi penceramah, tetapi yang benar-benar memahami agama ini (fuqaha) semakin sedikit.
Termenung aku mengingati kembali sabda Rasulullah shallaLlahu ‘alaihi wa sallam seraya memandangi diriku sendiri:
فَوَاللَّهِ مَا الْفَقْرَ أَخْشَى عَلَيْكُمْ وَلَكِنِّي أَخْشَى أَنْ تُبْسَطَ عَلَيْكُمْ الدُّنْيَا كَمَا بُسِطَتْ عَلَى مَنْ كَانَ قَبْلَكُمْ فَتَنَافَسُوهَا كَمَا تَنَافَسُوهَا وَتُهْلِكَكُمْ كَمَا أَهْلَكَتْهُمْ
“Demi Allah! Bukan kefakiran yang aku takutkan atas kalian, tetapi yang aku takutkan adalah kalian diberi kemakmuran dunia sebagaimana pernah diberikan kepada umat sebelum kalian, lalu kalian berlomba-lomba sebagaimana mereka sehingga akhirnya dunia menyebabkan kalian binasa sebagaimana mereka.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Lengkaplah sudah apabila syahwat terhadap harta itu berkelindan dengan kecintaan terhadap popularitas. Ulama mengingatkan bahwa cinta kemasyhuran itu induk segala keburukan.
O Allah, tolonglah diriku dan saudara-saudaraku seiman yang telah memberanikan diri mengemban amanah dakwah. Sungguh, aku tidak melihat diriku kecuali dalam keadaan lemah.
Maka kepada Engkau aku memohon, kuatkanlah aku dan jauhkan dari fitnah.[ind/Cms]