BETAPA tingginya nilai kejujuran. Seperti diketahui, kejujuran adalah salah satu akhlak yang mendapatkan perhatian besar dalam Islam.
Akhlak ini menyebabkan manusia mendapatkan kebahagiaan dunia dan akhirat. Kejujuran adalah sifat yang menyebabkan tegaknya manusia, baik individu maupun masyarakat.
Terkait dengan sifat ini, Al-Harits Al-Muhasibi berkata, “Ketahuilah -Semoga Allah memberikan rahmat-Nya kepada kalian- kejujuran dan keikhlasan adalah pondasi segala keadaan.
Kejujuran melahirkan kesabaran, qanaah, zuhud, ridha, dan kasih sayang. Pondasi setiap keadaan ini memiliki tiga hal yang tidak akan menjadi sempurna tanpa adanya kejujuran; yaitu benarnya hati yang menyatakan keimanan, benarnya niat dalam amal ibadah, dan benarnya kata-kata dalam bicara.
Karena itulah, Al-Qur’an dan hadits memberikan penegasan akan pentingnya sifat ini.
Baca Juga: Kisah Kejujuran Para Sahabat Rasulullah
Betapa TIngginya Nilai Kejujuran
Allah berfirman,
“Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah, dan hendaklah kamu bersama orang-orang yang benar.” (At-Taubah: 119)
Inilah seruan Allah yang ditunjukan kepada kaum beriman untuk menegaskan pentingnya sifat jujur (benar), karena ia adalah jalan menuju keselamatan.
Dari sini, kaum beriman harus berusaha untuk menerapkan sifat jujur, karena ia berada pada puncak piramida keimanan. Di tempat lain, Allah mengisyaratkan kedudukan orang-orang yang jujur di dalam surga, di mana kedudukan mereka yang tinggi melebihi kedudukan para syuhada.
Allah berfirman, “Bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah, yaitu; Nabi-nabi, para shiddiqin (orang-orang yang jujur), orang-orang yang mati syahid dan orang-orang saleh. Dan mereka itulah teman yang sebaik-baiknya. Yang demikian itu adalah karunia dari Allah, dan Allah cukup mengetahuinya.” (An-Nisaa’: 69-70)
Dengan sifat jujur, Nabi mampu menawan hati orang-orang yang diserunya untuk menerima Islam. Oleh masyarakatnya, beliau dijuluki sebagai sosok yang jujur (shadiq) dan terpercaya (al-amin). Sifat beliau ini menjadi teladan bagi para sahabat.
Nabi menanamkan sifat jujur di dalam sanubari para sahabat di setiap saat. Dari Abu Said Al-Khudri, Nabi bersabda, “Sesungguhnya para penduduk surga saling membanggakan diri dengan penghuni kamar-kamar surga dari atas mereka, laksana bintang-gemerlap di angkasa, dari timur maupun barat, saling membanggakan kelebihan masing-masing.”
Kejujuran Menunjukkan Jalan Kebaikan
Para sahabat berkata, “Wahai Rasulullah, itu adalah kedudukan para Nabi, tidak akan bisa mencapai kedudukan seperti itu selain mereka.”
Beliau bersabda, “Tentu, demi Dzat yang jiwa dalam kekuasaan-Nya, orang-orang yang beriman kepada Allah dan membenarkan para Rasul (akan mendaatkan kedudukan tersebut).”
Abdullah bin Mas’ud berkata, “Rasulullah bersabda, “Sesungguhnya kejujuran itu menunjukan pada jalan kebaikan, dan kebaikan itu menunjukan pada (jalan menuju) surga.
Dan seorang laki-laki benar-benar melakukan kejujuran sehingga dia dicatat sebagai orang yang jujur.
Sesungguhnya kebohongan itu menunjukkan (pada jalan) kezhaliman, dan kezhaliman itu menunjukan (pada jalan menuju) neraka. Dan sesunguhnya seorang laki-laki itu benar-benar berbohong sehingga ia dicatat sebagai pembohong.”
Demikianlah, Nabi telah menjelaskan kepada para sahabat dan seluruh umat beliau tentang pentingnya sikap jujur untuk menggapai surga. Dengan demikian, umat ini tidak akan menggantikan sifat jujur dengan bohong yang menyebabkan masuk neraka. Inilah sisi teoritis dari nilai-nilai pendidikan yang luhur ini.
Sumber: Golden Stories Kisah-Kisah Indah Dalam Sejarah Islam, Mahmud Musthafa Sa’ad & Dr. nashie Abu Amir Al-Humaidi, Pustakan Al-Kautsar)