SAAT dokter telah mendiagonisis anak mengalami stunting, ada dua kemungkinan penyebabnya. Yang pertama, nutrisi yang tidak adekuat dan yang kedua ada faktor infeksi kronis.
Menurut dr. Lucia Nauli Simbolan, setelah dokter mendiagnosis anak mengalami stunting yang disebabkan faktor nutrisi yang tidak adekuat, ia akan memberikan langkah-langkah perbaikan nutrisi pada anak.
Mulai dari perhitungan kalorinya, pemberian jadwal makan, hingga volume sekali makan.
Baca Juga: Bedanya Stunting dan Gizi Buruk
Setelah langkah-langka tersebut dilakukan, maka dokter akan mengevaluasi seminggu sampai dua minggu berikutnya.
Dokter akan melihat adakah peningkatan berat badan, jika ada maka untuk jangka panjangnya akan ada kenaikan tinggi badan.
Namun jika stunting pada anak disebabkan oleh infeksi kronis, maka infeksi tersebut harus ditangani terlebih dahulu.
Ingat ya Bunda, stunting ini perlu diagnosis dokter tentang tinggi badan dan berat badan anak yang di bawah grafik normal.
Berbeda dengan anak short stature, mereka memiliki badan yang pendek namun jika ia cerdas, sehat, tidak memiliki infeksi serta tidak ada kesalahan pemberian makan atau tidak kekurangan nutrisi yang adekuat maka tidak bisa disebut mengalami stunting.
Untuk menentukan tinggi badan anak akan dihitung tinggi potensial genetik melalui perhitungan tinggi badan ayah dan ibunya.
Saat bayi kontrol untuk vaksinasi setiap bulannya, dokter akan mengukur tinggi dan berat badan anak pada curva grafik.
Jika naik sesuai grafik maka seharusnya tinggi badan anak juga ikut naik, demikian dengan berat badan anak.
Namun, jika berat badan anak cenderung datar maka ini juga berdampak pada tinggi badan anak yang tidak bertambah secara signifikan.
Anak yang mengalami stunting juga akan berdampak pada pertumbuhan otaknya, selain menggangu pertumbuhan badannya. [Ln]