BAGAIMANA kiat agar istiqamah ibadah sampai pasca Ramadan? Ada sebuah hal yang disampaikan oleh Ustaz Lutfi Firdaus, Lc, al-Hafiz tentang hal ini.
Hati yg menjadi wadah iman mudah berubah-ubah. Dulu orang kalau takut akan fitnah dunia tinggal tutup pintu dikunc.
Tapi sekarang, fitnahnya kita bawa ke mana-mana meski kita sudah mengunci diri di dalam rumah. HP ketinggalan saja kita ambil fitnahnya.
Baca Juga: 3 Cara agar Istiqamah dalam Beribadah
Kiat agar Istiqamah Ibadah sampai Ramadan
Setiap orang masuk ke surga sesuai dominan amal sholihnya, “Yaa Rasulullah adakah nanti pintu-pintu surga berebutan memanggilnya? Ya ada, dan aku berharap Abu Bakar termasuk di dalamnya.”
Subhanalloh buah istiqomah. Malaikat turun berbondong-bondong ketika orang-orang yang istiqomah sakarotul maut, dan membisikkan jangan takut, jangan sedih terhadap apa-apa yang lewat, engkau sudah dijanjikan tempat yang baik, dan orang-orang yang ditinggalkan akan memperoleh perlindungan Allah Taala.
Orang istiqomah tidak takut dan sedih. Takut terhadap apa yang akan datang. Sedih terhadap yang sudah berlalu. Berbeda dengan orang yang tidak istiqomah, senantiasa takut, takut hartanya diambil orang.
Di antara 7 golongan yang diberikan naungan yang Allah berikan di hari kiamat adalah seorang anak muda yang istiqomah terikat ke masjid sampai meninggal dunia.
Beberapa kiat agar tetap istiqomah.
1. Semangat dalam melaksanakan amal sholih dan berkesinambungan/kontinu. Harus memperjuangkan beramal sholeh kontinyu.
Kontinu yang paling dicintai Allah. Ibarat kita berkomunikasi dengan suami setiap hari meski 5 menit, dibandingkan sebulan sekali tapi 24 jam. Begitu pula dengan Allah.
Kenapa Allah syariatkan sholat sunnah? Untuk menyempurnakan sholat fardhu. Kita tidak akan bisa menyempurnakan sholat kita.
Ibadah sunnah menjadi pelindung sholat fardhu dari godaan setan. Amalan sunnah penting untuk menjaga istiqomah.
Hamba-Ku melakukan amalan sunnah sampai Aku mencintainya, Allah menjadi pendengarannya ketika dia mendengar, Allah akan menjadi penglihatannya ketika dia melihat.
2. Sedang-sedang saja dalam beramal. Rasul mengecam orang yang puasa terus menerus, tidak mau menikah, dan sholat terus-menerus.
3. Ikhlas
4. Ilmu, orang terdorong berbuat, yang bisa benar-benar takut adalah ulama. Ibnu Masud sebelum beramal, ayat yang dia baca hanya 10 ayat.
5. Hanya menjalankan ibadah sesuai sunnah/syariat.
6. Doa, yaa muqollibal quluub tsabbit qolbi ‘alaa diinik.
7. Bergaul dengan orang sholih, orang sebaik apa pun jika teman-teman di sekelilingnya buruk, lama-kelamaan akan ikut hanyut.
9. Memperbanyak istighfar, istiqomah itu bukan tidak pernah salah, tapi ketika salah segera istighfar dan menghilangkan faktor pencetus maksiatnya.
10. Menjaga hati dan lisan. Berbicara harus ada nash-nash-nya. Iman seorang hamba tidak akan istiqomah jika hatinya buruk, hati tidak akan istiqomah jika lisannya buruk.
Nasihat raga kepada lisan: wahai lisan bertaqwalah kepada Allah karena kondisi kami tergantung kamu. Jika lisan bengkok, kami semua bengkok.
Hati-hati ketika kita senang sekali membicarakan keburukan orang lain. Banyak orang masuk neraka karena lisan. Hati-hati dalam membagikan hal-hal yang belum jelas kebenarannya nanti bisa masuk ke dalam neraka yang dalamnya sejauh timur dan barat.
Keselamatan kita tergantung lisan. Kamu itu akan senantiasa selamat selama kamu diam, tapi kalau kamu sudah ngomong, hati-hati. Barangsiapa yang pendiam maka dia akan lebih selamat.[ind/Silmy/Cms]