BERIKUT beberapa cara mengasuh anak laki-laki yang butuh perjuangan para orang tua untuk tetap istiqomah dan sabar dalam menjalaninya.
Dilansir dari firstcryparenting, anak laki-laki itu identik dengan energik, keras, aktif, dan cenderung kasar.
Para anak lelaki ini akan menjadi tantangan bagi para ibu untuk membuat mereka mendengarkan ucapan ibunya sepanjang waktu.
Tujuan parenting terhadap anak laki-laki adalah bagaimana membesarkan mereka menjadi pria yang baik, yang bertanggung jawab, penuh kasih sayang dan berkarakter.
5 Cara Mengasuh Anak Laki-laki
Berikut adalah beberapa tips tentang cara membesarkan anak laki-laki dengan benar.
1. Pantau Agresi Mereka
Ada tren kekhawatiran yang berkembang di antara orang tua belakangan ini tentang anak laki-laki mereka yang tertarik pada permainan kekerasan seperti senjata, pedang, atau video game yang berisi kekerasan.
Ketika anak laki-laki berpura-pura membunuh orang jahat, orangtua menganggapnya sebagai kekerasan. Padahal saat itu anak sedang berfantasi menyelamatkan dunia.
Bermain peran sebagai polisi yang menangkap penjahat adalah fantasi yang normal untuk anak laki-laki dan bahkan berguna dalam mengajar mereka tentang apa yang benar dan salah.
Yang mengejutkan, game-game ini juga mempromosikan persahabatan yang sehat dan membangun rasa percaya diri.
Namun, kita perlu memantau seberapa banyak agresifitas yang diekspresikan dalam permainan.
Jika anak terlalu kasar, anak-anak lain mungkin tidak ingin bermain dengannya. Ini adalah saat yang tepat untuk mengajarinya tentang empati dan permainan yang adil (fair play).
2. Biarkan mereka bermain permainan yang kasar dan terjatuh
Anak-anak yang normal biasanya banyak bergerak; itu adalah cara mereka mengekspresikan diri mereka.
Melompat dari lemari, atau berpelukan yang lebih terlihat seperti sedang mengunci tubuh lawan, atau bergelut berguling-guling bersama teman dalam permainan.
Itu semua agresivitas yang cukup alami untuk anak-anak. Meskipun melelahkan bagi orangtua, itu normal dan sehat bagi mereka.
Permainan yang kasar dan berantakan mendorong hubungan positif di antara anak-anak, termasuk anak laki-laki, dan membangun kecerdasan fisik mereka.
Pasti akan ada saat-saat orangtua harus membawanya ke ruang gawat darurat untuk menjahit atau mengobati memar akibat jatuh.
Meskipun tidak ada orang tua yang suka melihat anak mereka terluka, tidak mungkin melindungi mereka dari seluruh dunia.
Baca Juga: Mengenal Gaya Pengasuhan Slow Parenting
3. Menanamkan perilaku sopan
Bagian dari membangun perilaku yang baik pada anak laki-laki adalah dengan menyalurkan energi mereka dengan cara yang lebih positif daripada mencoba untuk menahannya.
Mencoba mendisiplinkan perilaku agresif anak laki-laki bisa membuat orangtua menjadi tidak sabaran. Meski begitu penting untuk bersikap tetap tenang.
Orangtua harus selalu menghindari merespons dengan perilaku yang juga agresif ketika menghadap agresivitas anak laki-laki mereka.
Memarahi atau memukul mungkin membatasi perilaku mereka untuk sementara waktu, tetapi terlihat bahwa anak-anak yang dihukum berat ternyata menjadi lebih agresif dalam jangka panjang.
Karena itu, gunakan pendekatan memuji mereka atas perilaku baik dan sopan mereka. Ingatkan setiap kali mereka berperilaku tidak pantas.
Tunjukkan perhatian yang tulus pada hal-hal yang menurut mereka menarik dan tanyakan pada mereka tentang hal itu, apakah mereka suka mengumpulkan mainan atau serangga dalam toples.
Rangsang mereka untuk mendalami hal-hal yang mereka suka untuk menghentikan mereka menjadi impulsif dan menjadi semakin agresif.
4. Tekankan tentang kebaikan dan empati
Anak laki-laki dipandang ‘kasar’ secara alami, tetapi hal itu terjadi sebagian besar karena pandangan masyarakat tentang maskulinitas.
Sensitivitas bisa diajarkan kepada anak laki-laki. Untuk mendorong sisi sensitif mereka untuk berkembang, tunjukkan pada mereka pentingnya kebaikan saat bermain dengan orang lain dengan berbagi mainan mereka dan bersikap lembut dengan hewan peliharaan.
Bacakan kisah-kisah tentang orang-orang hebat di masa lalu yang bekerja untuk perdamaian dan keadilan di dunia.
Cari peluang di komunitas-komunitas yang bisa memberikan program bimbingan sukarela di mana anak-anak dapat bekerja dan belajar dengan orang-orang yang memiliki keteladanan yang kuat.
Jelaskan kepada mereka pentingnya menempatkan diri mereka pada posisi orang lain untuk memahami rasa sakit mereka; itu adalah awal membangun empati pada anak laki-laki.
5. Kotor dan berisik itu biasa
Kita tidak mungkin membuat anak-anak kita bersih dan diam setiap saat. Marah setiap pakaian mereka kotor karena habis bermain bola atau main hujan, hanya akan membuat kepala kita semakin pening.
Satu-satunya cara untuk mencapai kedamaian adalah dengan membiarkannya. Kotoran di pakaian dapat dicuci tetapi kenangan akan kesenangan akan tinggal selama bertahun-tahun.
Berusaha untuk menjaga semuanya tetap bersih hanyalah sebuah penyiksaan bagi orangtua dan anak lelaki. Dalam hal satu ini, buatlah peraturan yang fleksibel.
Biarkan mereka bermain di lumpur selama aman dan sehat untuk melakukannya. Soal kebisingan, kita bisa membuat mereka bermain di tempat yang jauh dari kuping kita, bisa di halaman atau di lantai atas.
Jika tingkat kebisingannya masih terlalu tinggi, bawa mereka ke taman sehingga mereka bisa berlari dan melepaskan semua energi itu.[Maya/ind]