RAMADAN tinggal menghitung hari. Banyak yang gembira Ramadan datang, tapi ada juga yang biasa saja.
Ramadan akan tiba dalam hitungan hari. Ahlan wasahlan Ya Ramadan. Selamat datang bulan nan penuh berkah.
Tentang gembira menyambut Ramadan memang itu yang sepatutnya. Tapi, sejujurnya, apakah itu memang keadaan hati kita yang sebenarnya.
Logikanya sederhana. Ramadan akan membatasi makan dan minum kita. Membatasi juga kesenangan lain seperti kumpul di resto, kafe, atau sekadar tempat jajan di siang hari.
Dan hal itu tidak sekadar berlangsung sehari atau sepekan. Melainkan akan bergulir selama satu bulan penuh.
Begitu pun buat mereka yang dagang kuliner di siang hari. Seperti rumah makan, kafe, bubur nasi, warung makan, dan lainnya. Mereka tidak lagi leluasa dagang di siang hari.
Tentu saja ini akan berpengaruh pada penghasilan. Pertanyaan sejujurnya, gembirakah menyambut datangnya Ramadan?
Jawabannya, sebenarnya bukan pada logika kita. Bukan pula pada perasaan. Karena di dua hal itu sering terdominasi nafsu dan bisikan setan.
Jawaban yang bagusnya ada pada iman di hati kita. Jika iman lemah, maka nafsulah yang mendominasi pikiran dan rasa. Tapi jika iman kuat, bimbingan Allah akan menerangi pikiran dan rasa.
Allah subhanahu wata’ala berfirman, “…siapa yang beriman kepada Allah, (niscaya) Allah akan memberi petunjuk kepada hatinya…” (QS. At-Tagabun: 11)
Jadi, jika masih tersisa rasa terbebani apalagi tersiksa dengan datangnya Bulan Ramadan, cobalah untuk minta petunjuk kepada Allah subhanahu wata’ala. Perbanyaklah istigfar dan zikrullah agar Allah menerangi hati kita.
Ramadan memang membatasi, tapi membatasi ruang gerak nafsu kita. Karena dengan begitulah setan akan terbelenggu.
Ramadan memang tampak menyusahkan, tapi dengan begitulah diri kita ditempa, dikikis rasa manja dan malas dalam diri kita.
Ramadan memang terkesan memaksa, tapi memaksa diri agar tidak terus ‘berbelok’ ke jalan yang salah.
Ramadan kadang tampak berbiaya mahal, karena dengan begitulah Allah subhanahu wata’ala akan ‘beralasan’ menambah rezeki kita dengan yang lebih banyak lagi.
Sekali lagi, bergembiralah menyambut Ramadan datang. Karena boleh jadi, dengan amalan Ramadan, Allah akan mengantarkan kita ke jalan menuju surga.
“Katakanlah (Muhammad), ‘Dengan karunia Allah dan rahmat-Nya, hendaklah dengan itu mereka bergembira. Itu lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan.” (QS. Yunus: 58) [Mh]