SEBAGAI orang tua, sudah seharusnya kita mengajarkan keterampilan kedewasaan. Peter Pan Syndrome terjadi pada orang dewasa yang tidak mau mengambil tanggung jawab sebagai orang dewasa.
Peter Pan mengacu pada pertunjukan klasik JM Barrie pada tahun 1904 di mana seorang bocah yang menolak untuk tumbuh dewasa mengajarkan Wendy dan adik-adiknya cara terbang dan kemudian pergi ke Neverneverland yang ajaib untuk berpetualang dengan putri duyung, Indian, dan Kapten Hook yang jahat serta para awak bajak lautnya.
Judul lengkapnya “Peter Pan, or, The Boy Who Would Not Grow Up.” Mungkin contoh yang paling terkenal adalah King of Pop, Michael Jackson.
Dia menjalani masa kecil yang kurang ramah dengan paksaan menjadi bintang. Ketika ia tumbuh dewasa, ia ingin kembali ke masa kecilnya. Dia menamai real estate-nya the Neverland Ranch. Dia pun berdandan sebagai Peter Pan.
Baca Juga: Membangun Kedewasaan Sebelum Berumah Tangga
Mengajarkan Keterampilan Kedewasaan
Sebab utama sindrom Peter Pan adalah karena orangtua tidak mengajarkan keterampilan kemandirian. Ketika anak tidak diajarkan keterampilan untuk mandiri, ketika dewasa mereka akan mengalami kesulitan.
Mereka akan sulit untuk menyiapkan keperluannya sendiri seperti menyiapkan pakaian dan makannya sendiri. Yang lebih penting lagi mereka tidak berani untuk keluar dari zona amannya yaitu bersama orangtua.
Bahkan sekolahpun tidak banyak mengajarkan keterampilan kemandirian ini. Anak-anak sangat pandai menghafal kosa kata bahasa inggris tapi tidak mampu mencuci sepatu bolanya sendiri.
Mereka tidak diajarkan untuk menyelesaikan persoalan mereka sendiri. Mereka tidak terbiasa bahkan untuk memenuhi kebutuhan mereka sendiri. Mereka tumbuh dewasa dengan selalu dilayani.
Kelak mereka akan tumbuh sebagai orang dewasa yang produktif dan sulit bersosialisai dengan anggota masyarakat lainnya. [MAY/Cms]