GLOBAL March to Gaza yang saat ini tertahan di Mesir membuat ratusan warga Bandung berkumpul di Monumen Dasasila menuntut gerbang Rafah dibuka, (15/6/2025).
Aksi ini digelar sebagai solidaritas atas para aktivis yang berangkat ke Gaza dan diperkirakan akan sampai pada Ahad, 15 Juni 2025.
Akan tetapi, langkah mereka tertahan di Mesir.
Perwakilan Bandung SJP, Galvin, mendesak pemerintah Mesir untuk membuka akses perbatasan Rafah.
Supaya massa Global March to Gaza yang berisi gabungan aktivis kemanusiaan dari seluruh dunia dan truk bantuan logistik bisa masuk ke Gaza.
“Tindakan tentara Mesir yang melakukan konfrontasi fisik adalah tindakan memalukan!” tekannya.
Aksi ini digelar oleh Raw Syndicate, FYPforPals (Forum of Young Priangan for Palestine), dan Bandung SJP (Student for Justice in Palestine).
Turut dihadiri oleh berbagai komunitas peduli Palestina seperti Solidaritas Seni untuk Palestina, Hiphop for Palestine, Mujahidah Sahabat Palestina, Bandung Bergerak, KNRP, KIT4PALS, Inline Scape Bandung.
Follow Official WhatsApp Channel chanelmuslim.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Peserta aksi mulanya berkumpul di Monumen Dasasila lalu melakukan short march ke Monumen Solidaritas Asia Afrika.
Short march ini sebagai simbolisasi berjalan menuju Gaza. Sebagaimana mereka menamai aksi damai ini, yaitu “Global March for Gaza”.
Seorang warga Bandung, Irma Febrianti menegaskan kehadirannya pada aksi tersebut bukan tanpa alasan.
Mereka berkumpul di sana untuk kemanusiaan. Menegaskan keberpihakan kepada Palestina.
“Kami di sini tidak akan biarkan anak-anak terbunuh, para wanita dan ayah menjadi korban ketidakadilan, kelaparan yang terus terjadi di mata dunia. Gerak kita tidak akan berhenti sampai keadilan dan kebebasan Palestina terjadi,” ujar Irma.
Warga Bandung Gelar Global March to Gaza
Baca juga: Mesir Menahan 200 Ribu Orang yang Tiba di Kairo untuk Berpartisipasi dalam Global March to Gaza
Aksi tersebut juga menyoroti bagaimana boikot menjadi hal krusial untuk dilakukan.
Mereka menekankan untuk terus mengintensifkan boikot terhadap produk terafiliasi Israel. Tidak hanya sekarang, tapi untuk selamanya.
“Jangan lupa boikot!! Sebagai 1 dari 142 negara yang mengakui Palestina, jangan sekedar omon-omon! Harus ada aksi nyata. Kita berharap genosida dihentikan, bantuan segera masuk,” tegas Yulia Bayangkara, seorang anggota Komunitas Mujahidah Sahabat Palestina.
Aksi terpusat di monumen solidaritas Asia Afrika. Berbagai pertunjukan yang menarik digelar di sana, diantaranya penampilan dance hip-hop dan sepatu roda, puisi, serta teatrikal bayi-bayi yang dilumuri darah.
Peserta mengiringi pertunjukan tersebut dengan chant “free free Palestine”.
Selain itu, sebagian peserta mengenakan cosplay pakaian wartawan dan dokter sebagai pengingat bahwa profesi pers dan dokter tidak aman di Gaza.

Israel menargetkan wartawan supaya tidak ada fakta yang keluar dan menargetkan staf medis untuk menahan mereka menyelamatkan korban luka.
Telah lebih dari 200 jurnalis dibunuh Israel. Lebih dari 1000 petugas medis wafat dalam menjalankan tugasnya di Gaza sejak 7 Oktober 2023.
Aksi ini mendapat perhatian masyarakat sekitar yang tertarik dengan pertunjukan teatrikal, juga penampilan hip-hop dan sepatu roda.
Mereka berfoto dengan poster-poster dan boneka bayi Gaza.[Sdz]