SAMSURI (95), jemaah haji asal Desa Kebaman, Kecamatan Srono, Banyuwangi, Jawa Timur yang meninggal dunia di Tanah Suci, masuk dalam daftar murur.
Dikutip dari berbagai sumber, Hal tersebut diungkapkan ketua kelompok terbang (kloter) SUB-43, Dimyati yang mendampingi Sumari selama menjalankan tahapan ibadah haji.
Beliau masuk ke daftar murur, qodarullaah dipanggil (meninggal) lebih dulu. Murur adalah skema yang diterapkan Kementerian Agama (Kemenag) RI untuk mengurai kepadatan di Mina pada puncak pelaksanaan ibadah haji.
Baca juga: Tim Safari Masjidil Haram Khusus Jemaah Lansia dan Penyandang Disabilitas
Samsuri, Jemaah Haji Asal Banyuwangi yang Meninggal Dunia di Tanah Suci
Dalam skema tersebut, pergerakan jemaah haji dari Arafah dengan bus yang hanya melewati Muzdalifah tanpa turun dari kendaraan. Rombongan akan langsung menuju ke Mina untuk lempar jumrah dan mabit.
Kemenag memprioritaskan penerapan murur untuk jemaah haji dengan resiko tinggi, lanjut usia, disabilitas, serta para pendamping lansia, dan pelaksanaan haji tetap sah.
Kebetulan Pak Samsuri ini termasuk salah satu jemaah tertua di kloter. Samsuri memiliki riwayat sakit atrial fibrillation and flutter atau penyakit jantung, dan selama perjalanan ibadah haji, almarhum telah membawa obat jantung dari Indonesia serta didampingi anaknya.
Follow Official WhatsApp Channel chanelmuslim.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Saat di Madinah, kesehatan Samsuri juga sudah dikonsultasikan dengan dokter spesialis jantung dan pembuluh darah (SpJP), serta mendapat terapi tambahan sesuai saran dokter SpJP.
Tidak ada keluhan selama pendorongan dari Madinah ke Mekkah. Diceritakan Dimyati pula, selama di Mekkah, Samsuri telah melaksanakan umroh wajib dengan didampingi ketua kloter, pembimbing ibadah, dan tenaga kesehatan haji.
Kini, jenazah Samsuri telah dishalatkan di Masjidil Haram, dan juga diadakan sholat ghoib untuk almarhum serta tahlilan untuk almarhum usai dilaksanakan shalat maghrib. [Din]