DIALOG suami istri ini menjadi pengingat untuk kita agar selalu berjiwa lapang. Percakapan mereka membicarakan tentang orang yang mendekati mereka hanya saat sedang banyak harta. Hal ini berkaitan dengan sedekah yang senang dikeluarkan oleh sang suami.
Si istri pun protes dengan hal ini. Suami dan istri bisa saling mempengaruhi dalam hal perbuatan. Itulah mengapa salah satu pilar dalam keluarga yang berkah, salah satunya adalah saling tolong menolong dalam kebaikan dan saling mengingatkan jika ada kemudahan kemungkaran.
Baca Juga: Berdoa Dikala Lapang dan Sempit
Dialog Suami Istri yang Jadi Pengingat agar Selalu Berjiwa Lapang
Thalhah bin Abdurrahman bin ‘Auf adalah di antara sosok yang paling dermawan pada zamannya. Suatu hari berkatalah istrinya kepadanya.
“Aku tidak pernah melihat orang yang lebih kurang ajar daripada saudara-saudaramu.”
Thalhah berkata, “Memangnya kenapa?”
“Mereka itu bila melihatmu dalam keadaan kaya, mereka selalu membersamaimu, tapi bila kau dalam keadaan miskin, mereka meninggalkanmu begitu saja,” kata istrinya.
“Tidak wahai istriku, justru itu merupakan akhlak mereka yang mulia, mereka mendatangiku di saat aku mampu menjamu dan memuliakan mereka.
Mereka tidak mau hadir saat aku tidak mampu menjamu dan memuliakan mereka.”
Sikap Thalhah ini dijelaskan Al-Imam Al-Mawardi sebagai kebesaran jiwanya. Ia masih tetap berprasangka baik sehingga buruknya perilaku mereka tetap baik di matanya.
Sikap oportunis mereka pun dipandang sebagai kesetiaan. Ini demi Allah menunjukkan bahwa hati yang bersih merupakan kunci kebahagiaan hidup di dunia dan investasi terbaik di akhirat. Ia adalah sifat utama penduduk surga. [MAY/Cms]