#2019GantiPresiden adalah gerakan pendidikan politik. Mardani Ali Sera, politisi asal Partai Keadilan Sejahtera mengklarifikasi terkati gerakan #2019GantiPresiden yang diinisiatornya.
Menurutnya masalah di negara kita ada beberapa hal yaitu demokrasi, kenegaraan dan masalah pendidikan Pilpres dan Pilkada.
Baca Juga: Seberapa Penting Gerakan Ganti Presiden dan Kepemimpinan?
#2019GantiPresiden adalah Gerakan Pendidikan Politik
“Saya ingin menyeimbangkan proses pemenangan politik dan proses pendewasaan bangsa,” katanya Senin (11/6/2018).
Kita betul-betul harus menyeimbangkan proses pemenangan politik dan proses pendewasaan bangsa, kata Mardani, dengan gerakan 2019 ganti presiden tidak ada rencana dan harapannya.
“Hanya waktu itu ada aksi dan reaksi. Ketika pemerintaha mengatakan ada sebuah prestasi luar biasa, kita katakan tidak,” katanya.
Mardani agak aneh mengapa gerakan yang dibuatnya menjadi viral padahal adalah gerakan sosial.
“Kayaknya gerakan ini dibantu CIA,” katanya sambil ketawa.
Apalagi kata dia Mas Alang pembuat lagu @2019GantiPresiden mengirimkan contoh lagunya.
“Tiba-tiba Mas Alang mengirim lagu ganti presiden, dua hari kemudian dummy lagunya populer dan remakenya makin populer baru launching beberapa hari lalu,” tambahnya.
Gerakan ini pendidikan politik karena bagi kami, kata Mardani, penentu kemajuan banga itu publik dan gross root.
“Saya membaca penjajahan itu dari VOC bukan belanda. Itu BUMD menang trading nyari rempah akhirnya menguasai Indonesia,” katanya.
Mardani berharap dengan gerakan ini orang bisa berinteraksi politik.
“Dulu orang beli kaos politik kurang meminati. Sekarang karena gerakan #2019GantiPresiden mereka mau beli kaos,” katanya.
Kedua pendidikan poltik ini, kata Mardani, bahwa orang jadi tahu memilih pemimpin itu mahal dan penting.
“Mereka jadi tahu soal listrik mahal, bensin naik saat malam hari. Ini menjadi pembelajaran penting bagi masyarakat,” pungkasnya. [Ilham/Cms]