ISRAEL telah lakukan puluhan serangan udara baru terhadap benteng Hizbullah di Lebanon, sehari setelah 558 orang, termasuk 50 anak-anak gugur dalam pemboman paling mematikan sejak perang yang menghancurkan pada tahun 2006.
Pada hari Selasa (24/09/2024), Hizbullah mengatakan telah meluncurkan serangkaian rudal ke pangkalan militer Israel, beberapa jam setelah 180 proyektilnya dan sebuah kendaraan udara tak berawak melintasi wilayah udara Israel.
Militer Israel mengatakan lebih dari 50 proyektil ditembakkan ke Israel utara dalam waktu kurang dari 10 menit, sebagian besar berhasil dicegat.
Dikatakannya, pihaknya telah melancarkan lebih banyak serangan pada pagi hari yang menargetkan infrastruktur Hizbullah.
Follow Official WhatsApp Channel chanelmuslim.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Di Lebanon, serangan hari Senin telah memakan korban 558 orang, termasuk 50 anak-anak dan 94 wanita, menurut Menteri Kesehatan Firass Abiad.
“Sebagian besar, jika tidak semua, mereka yang gugur dalam serangan kemarin adalah orang-orang tak bersenjata di rumah mereka,” katanya.
Musuh lama Hizbullah dan Israel telah terlibat dalam baku tembak lintas perbatasan hampir setiap hari selama hampir satu tahun, sejak Israel melancarkan perang di Gaza.
Israel Lakukan Puluhan Serangan Baru ke Lebanon, Jumlah Korban Meningkat
Baca juga: Serangan Israel Memaksa Puluhan Ribu Orang Mengungsi dari Lebanon Selatan
Pengeboman Lebanon hari Senin adalah yang terbesar dan paling mematikan, tidak hanya dalam setahun terakhir, tetapi juga sejak perang Israel-Hizbullah pada musim panas tahun 2006.
Perang itu memakan korban 1.200 orang di Lebanon, sebagian besar warga sipil, dan 160 warga Israel, sebagian besar dari mereka tentara, serta menghancurkan sebagian besar benteng Hizbullah.
Israel telah menjuluki serangannya terhadap Hizbullah sebagai Operasi Panah Utara setelah mengumumkan awal bulan ini bahwa mereka mengalihkan fokus kekuatan senjatanya dari Gaza ke Lebanon.
Pemimpin lain telah menyatakan kekhawatiran atas eskalasi yang cepat ini, dengan juru bicara kepala PBB Antonio Guterres mengatakan dia sangat khawatir dan diplomat utama Uni Eropa Josep Borrell memperingatkan, “Kita hampir terlibat dalam perang besar-besaran,” jelasnya.[Sdz]
Sumber: trtworld