KATANYA berjuang itu tak kenal menyerah dan istirahat. Apakah benar demikian?
Mari kita simak dari pandangan Islam.
وَا لَّذِيْنَ جَاهَدُوْا فِيْنَا لَنَهْدِيَنَّهُمْ سُبُلَنَا ۗ وَاِ نَّ اللّٰهَ لَمَعَ الْمُحْسِنِيْنَ
“Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridaan) Kami, Kami akan tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan sungguh, Allah beserta orang-orang yang berbuat baik.” (QS. Al-‘Ankabut: 69).
Ayat ini mengisyaratkan etos perjuangan seorang mujahid sejati yang tidak mengenal kata menyerah.
Karena perjuangan pasti menghadapi berbagai tantangan dan kesulitan.
Bahkan berbagai tantangan dan kesulitan dalam perjuangan dakwah Islam seringkali jauh lebih besar dari kemampuan dan kapasitas yang dimiliki para pejuang sehingga tidak jarang membuat gentar dan pesimis sebagian pejuang.
Salah satu contohnya apa yang dialami oleh sebagian pengikut Nabi Musa ‘Alaihi Salam:
قَا لُوْا يٰمُوْسٰۤى اِنَّ فِيْهَا قَوْمًا جَبَّا رِ يْنَ ۖ وَاِ نَّا لَنْ نَّدْخُلَهَا حَتّٰى يَخْرُجُوْا مِنْهَا ۚ فَاِ نْ يَّخْرُجُوْا مِنْهَا فَاِ نَّا دَا خِلُوْنَ
“Mereka berkata, Wahai Musa! Sesungguhnya di dalam negeri itu ada orang-orang yang sangat kuat dan kejam, kami tidak akan memasukinya sebelum mereka keluar darinya. Jika mereka keluar dari sana, niscaya kami akan masuk.” (QS. Al-Ma’idah: 22).
Follow Official WhatsApp Channel chanelmuslim.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Agar tidak mudah menyerah dalam perjuangan, ia harus memiliki:
Pertama, iman dan harapan yang kuat kepada Allah, bahwa Allah pasti akan menunjukkan berbagai jalan keluar, kesuksesan dan kemenangan.
Tetapi petunjuk ini akan diberikan Allah setelah para pejuang berjuang maksimal dalam mengerahkan semua kemampuannya, sebagaimana ditegaskan ayat di atas.
Setelah berjuang mengerahkan semua kemampuan pun harus tetap berharap kepada Allah:
وَاِ لٰى رَبِّكَ فَا رْغَبْ
“Dan hanya kepada Tuhanmulah engkau berharap.” (QS. Al-Insyirah: 8).
Siapa yang tidak berusaha terus menerus menguatkan keimanan dan harapannya kepada Allah, dalam perjuangan dakwah Islam ini, dikhawatirkan akan mengalami fenomena yang dialami oleh sebagian pengikut Nabi Musa ‘Alaihi Salam di atas.
Berjuang Tak Kenal Menyerah dan Istirahat (1)
Kisah ini disampaikan untuk menjadi renungan dan pelajaran.
Jangan sampai ada orang yang mau berjuang tetapi alergi dengan tantangan dan kesulitan.
Kedua, kemauan yang kuat (ارادة قوية). Diantara tanda pejuang yang memiliki kemauan yang kuat adalah:
1. Tidak Pernah Ragu
Dalam perang Uhud, Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam mulanya cenderung kepada pendapat yang mengatakan agar tidak keluar dari Madinah.
Baca juga: Dakwah Sebagai Ruh Perjuangan
Sedangkan para sahabat yang lain, terutama para pemuda menginginkan perang di luar Madinah sehingga Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam melepas pendapatnya dan mengikuti pendapat mereka.
Tetapi hal ini membuat para sahabat khawatir telah memaksa Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam mengikuti pendapat mereka sehingga mereka pun menyatakan kesediaan mereka untuk menarik pendapat dan mengikuti usulan Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam.
Namun Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda kepada mereka, “Pantang bagi seorang Nabi bila telah memakai baju perangnya untuk meletakkannya lagi hingga maju berperang.”
Pelajaran ini disampaikan Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam kepada mereka karena keragu-raguan bisa melemahkan semangat perjuangan.
Itulah sebabnya para musuh Islam selalu berusaha menimbulkan keragu-raguan di kalangan para pejuang dakwah Islam, agar semangat dan soliditas mereka runtuh.
Baik keragu-raguan terhadap para pemimpin dakwah atau pun terhadap prinsip-prinsip dakwah.[Sdz]
Sumber: Serambi Ilmu dan Faidah