• Tentang Kami
  • Iklan
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber
Rabu, 27 Agustus, 2025
No Result
View All Result
FOKUS+
  • Home
  • Jendela Hati
    • Thinking Skills
    • Quotes Mam Fifi
  • Keluarga
    • Suami Istri
    • Parenting
    • Tumbuh Kembang
  • Pranikah
  • Lifestyle
    • Figur
    • Fashion
    • Healthy
    • Kecantikan
    • Masak
    • Resensi
    • Tips
    • Wisata
  • Berita
    • Berita
    • Editorial
    • Fokus +
    • Sekolah
    • JISc News
    • Info
  • Khazanah
    • Khazanah
    • Quran Hadis
    • Nasihat
    • Ustazah
    • Kisah
    • Umroh
  • Konsultasi
    • Hukum
    • Syariah
Chanelmuslim.com
No Result
View All Result
Home Khazanah

Berjuang Tak Kenal Menyerah dan Istirahat (2)

September 5, 2024
in Khazanah, Unggulan
Berjuang Tak Kenal Menyerah dan Istirahat (2)

foto:Pinterest

74
SHARES
568
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterWhatsappTelegram
ADVERTISEMENT

PANDANGAN Islam mengenai berjuang yang tak kenal menyerah dan istirahat.

Pada sebelumnya telah dijelaskan bahwa dalam perjalanan perjuangan, jangan ada rasa ragu di dalamnya.

2. Tidak Kenal Istirahat

Dalam kamus perjuangan dakwah Islam tidak ada kata istirahat atau tawaqquf (pause).

Istirahat atau tawaqquf (pause) sama dengan berhenti berjuang.

Karena istirahat dalam perjuangan adalah awal proses terjadinya insilakh (mundur pelan-pelan) atau “muntaber” ( mundur tanpa berita) dari gelanggang perjuangan dakwah Islam.

Fenomena insilakh ini disebutkan Allah dalam salah satu ayat-Nya:

وَا تْلُ  عَلَيْهِمْ  نَبَاَ  الَّذِيْۤ  اٰتَيْنٰهُ  اٰيٰتِنَا  فَا نْسَلَخَ  مِنْهَا  فَاَ تْبَعَهُ  الشَّيْطٰنُ  فَكَا نَ  مِنَ  الْغٰوِيْنَ

“Dan bacakanlah (Muhammad) kepada mereka, berita orang yang telah Kami berikan ayat-ayat Kami kepadanya, kemudian dia melepaskan diri dari ayat-ayat itu, lalu dia diikuti oleh setan (sampai dia tergoda), maka jadilah dia termasuk orang yang sesat.” (QS. Al-A’raf: 175).

Follow Official WhatsApp Channel chanelmuslim.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Orang yang melepaskan diri dari dakwah dengan dalih istirahat atau tawaqquf (pause) akan diikuti oleh setan dan digodanya hingga berhasil membuatnya berhenti total dari kemuliaan perjuangan dakwah yang pernah dirasakannya.

Fenomena dan proses ini disebut insilakh (انسلاخ). Semoga Allah menjauhkan kita dari insilakh.

Karena itu, Allah tidak memberi istirahat kepada Nabi saw dalam perjuangan dakwah ini. Firman-Nya:

فَاِ ذَا  فَرَغْتَ  فَا نْصَبْ

“Maka apabila engkau telah selesai (dari sesuatu urusan), tetaplah bekerja keras (untuk urusan yang lain),” (QS. Al-Insyirah: 7).

Karena istirahat dalam perjuangan berarti kekosongan (vacuum/فراغ).

Berjuang Tak Kenal Menyerah dan Istirahat (2)

Kekosongan menjadi peluang bagi setan untuk masuk dan memasukkan bisikan-bisikan keburukan yang melemahkan semangat perjuangan dakwah hingga akhirnya berhenti berjuang.

Bahkan dalam mendinamisasi kehidupan ini Allah tidak membiarkan orang-orang beriman berada dalam kevakuman, termasuk dalam ibadah.

Sepanjang tahun dan sepanjang hari, orang-orang beriman berada dalam matarantai ibadah kepada Allah.

Berhenti dari satu ibadah dilanjut dengan ibadah yang lain.

Baca juga: Berjuang Tak Kenal Menyerah dan Istirahat (1)

Karena itu beragam tafsir yang diberikan tentang ayat ini (al-Insyirah: 7).

Ibnu Mas’ud mengartikan, “Bila kamu telah selesai menunaikan berbagai ibadah fardhu maka lakukan qiyamul-lail.”

Ibnu Abbas, adh-Dhahak dan Muqatil, “Bila kamu telah selesai menunaikan shalat maka lanjutkan dengan doa.”

Mujahid, “Jika kamu telah selesai dari urusan duniamu maka letihkan dirimu dengan amal akhiratmu.”

Asy-Sya’bi dan az-Zuhri, “Jika kamu telah selesai membaca tasyahhud maka berdoalah untuk dunia dan akhiratmu.”

Imam Ahmad berkata, “Seorang mukmin baru bisa istirahat bila salah satu kakinya telah menginjak surga.”

Setelah usai puasa ramadhan ada puasa Syawal kemudian dilanjut dengan haji dan begitulah seterusnya.

Tidak boleh ada kevakuman dalam kehidupan orang-orang beriman di sepanjang tahun, di sepanjang hari.

Karena kevakuman adalah pintu setan.

نِعْمَتَانِ مَغْبُونٌ فِيهِمَا كَثِيرٌ مِنْ النَّاسِ الْفَرَاغُ وَالصِّحَّةُ

“Dua nikmat yang kebanyakan manusia terlena adalah waktu luang dan kesehatan.” (Musnad Ahmad 3038).[Sdz]

Sumber: Serambi Ilmu dan Faidah

Tags: Berjuang Tak Kenal Menyerah dan Istirahat (2)
Dapatkan Informasi Terupdate Terbaru Melalui Saluran CMM Dapatkan Informasi Terupdate Terbaru Melalui Saluran CMM Dapatkan Informasi Terupdate Terbaru Melalui Saluran CMM
Previous Post

Berjuang Tak Kenal Menyerah dan Istirahat (1)

Next Post

Mencairkan Ketegangan Suami Istri

Next Post
Membalas dengan Cinta

Mencairkan Ketegangan Suami Istri

Rahasia Itu Berat (1)

Rahasia Itu Berat (1)

Ustaz Bachtiar Nasir bertemu Zakir Naik di Malaysia

Ustaz Bachtiar Nasir Bertemu Zakir Naik di Malaysia

  • shakila premium

    Kenalan sama Bahan Shakila Premium yang Lagi Naik Daun Yuk!

    36723 shares
    Share 14689 Tweet 9181
  • 33 Pertanyaan yang Harus Ditanyakan Setiap Gadis Saat Taaruf

    11116 shares
    Share 4446 Tweet 2779
  • Hukum Membakar Pakaian Bekas

    10991 shares
    Share 4396 Tweet 2748
  • Ucapkan Barakallah sebagai Pengganti Selamat

    7920 shares
    Share 3168 Tweet 1980
  • 124 Nama Sahabiyat untuk Bayi Perempuan

    7228 shares
    Share 2891 Tweet 1807
Chanelmuslim.com

© 1997 - 2022 ChanelMuslim - Media Pendidikan dan Keluarga

Navigate Site

  • IKLAN
  • TENTANG KAMI
  • PEDOMAN MEDIA SIBER
  • REDAKSI
  • LOWONGAN KERJA

Follow Us

No Result
View All Result
  • Home
  • Jendela Hati
    • Thinking Skills
    • Quotes Mam Fifi
  • Keluarga
    • Suami Istri
    • Parenting
    • Tumbuh Kembang
  • Pranikah
  • Lifestyle
    • Figur
    • Fashion
    • Healthy
    • Kecantikan
    • Masak
    • Resensi
    • Tips
    • Wisata
  • Berita
    • Berita
    • Editorial
    • Fokus +
    • Sekolah
    • JISc News
    • Info
  • Khazanah
    • Khazanah
    • Quran Hadis
    • Nasihat
    • Ustazah
    • Kisah
    • Umroh
  • Konsultasi
    • Hukum
    • Syariah

© 1997 - 2022 ChanelMuslim - Media Pendidikan dan Keluarga