KELUARGA yang sakinah merupakan harapan dari seluruh keluarga yang memiliki tujuan akhirat.
Cahyadi Takariawan seorang Konselor Ketahanan Keluarga, pendiri Wonderful Family Institut mengatakan ada tiga kata kunci yang disebutkan dalam ayat ke 19 surat An-Nisa, agar keluargamu tetap sakinah.
1. Bersabar jika menjumpai hal-hal tak menyenangkan atau tak sesuai harapan pada diri pasangan
2. Lebih fokus melihat dan mengingat kebaikan pasangan
3. Toleran atas kekurangan dan kelemahan pasangan.
Dikuatkan lagi dengan pengarahan Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam.
لاَ يَفْرَكْ مُؤْمِنٌ مُؤْمِنَةً إِنْ كَرِهَ مِنْهَا خُلُقًا رَضِىَ مِنْهَا آخَرَ
“Janganlah seorang mukmin (suami) membenci seorang mukminah (istri). Jika ia tidak menyukai sesuatu akhlak pada istri, hendaklah ia melihat sisi lain yang ia senangai” (HR. Muslim, no. 1469).
Follow Official WhatsApp Channel chanelmuslim.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Dalam hidup berumah tangga, bahagia bukanlah tujuan akhir. Jika menjadi tujuan akhir, maka manusia akan melakukan apapun dengan segala cara, demi mencapai tujuan akhir tersebut.
Seperti gambaran sebuah perjalanan atau travelling, jika bahagia itu dijadikan sebagai tujuan akhir yang hendak dicapai dari perjalanan itu, maka orang tidak peduli dengan kondisi perjalanan.
Mungkin seseorang akan mengebut sengebut-ngebutnya, berkendara dengan ugal-ugalan, menyerobot, mencuri marka jalan, dan tindakan apapun demi cepat mencapai tujuan.
Bahagia, adalah sebuah kondisi atau keadaan, dan bukan merupakan tujuan.
Dalam sebuah travelling, kita bisa merasakan kebahagiaan di sepanjang perjalanan.
Agar Keluargamu Tetap Sakinah
Baca juga: Bagaimana Caranya Agar Pertengkaran Kita dengan Suami Tidak Berdampak Buruk Bagi Keluarga
Tidak harus menunggu sampai di tujuan, untuk mendapatkan kebahagiaan.
Tak ada yang perlu ditunggu untuk bisa bahagia. Tak perlu ada yang dipersyaratkan untuk bahagia.
Menikmati perjalanan, kerikil demi kerikil, batu demi batu dan rintangan demi rintangan akan menjadikan diri dan keluarga kokoh bersama.
Bahwa sesungguhnya kehidupan memang tempat berlelah-lelah, memang tempatnya untuk mengumpulkan banyak investasi di kehidupan setelahnya.
Bahwa sesungguhnya, dunia hanyalah tempat transit manusia saja.
Dan kebahagiaan yang kekal dan nikmat adalah bisa kembali berkumpul bersama keluarga di syurga kelak.[Sdz]