URGENSI kepemimpinan dan kekuasaan dalam Islam.
Ustadz Farid Nu’man Hasan, S.S., M.Sos. menjelaskan bahwa Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah Rahimahullah, beliau berkata:
“Wajib diketahui, bahwa kekuasaan kepemimpinan yang mengurus urusan manusia termasuk kewajiban agama yang paling besar, bahkan agama dan dunia tidaklah tegak kecuali dengannya. Segala kemaslahatan manusia tidaklah sempurna kecuali dengan memadukan antara keduanya (agama dan kekuasaan), di mana satu sama lain saling menguatkan. Dalam perkumpulan seperti inilah diwajibkan adanya kepemimpinan, sampai-sampai Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam mengatakan: “Jika tiga orang keluar bepergian maka hendaknya salah seorang mereka menjadi pemimpinnya.” (Diriwayatkan Abu Daud dari Abu Said dan Abu Hurairah).
Diriwayatkan oleh Imam Ahmad dalam Musnadnya dari Abdullah bin Amru, bahwa Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda, “Tidak halal bagi tiga orang yang berada di sebuah tempat di muka bumi ini melainkan mereka menunjuk seorang pemimpin di antara mereka.”
Follow Official WhatsApp Channel chanelmuslim.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Rasulullah mewajibkan seseorang memimpin sebuah perkumpulan kecil dalam perjalanan, demikian itu menunjukkan juga berlaku atas berbagai perkumpulan lainnya.
Karena Allah Ta’ala memerintahkan amar ma’ruf dan nahi munkar, dan yang demikian itu tidaklah sempurna melainkan dengan kekuatan dan kepemimpinan.
Demikian juga kewajiban Allah lainnya seperti jihad, menegakkan keadilan, haji, shalat Jumat hari raya, menolong orang tertindas, dan menegakkan hudud.
Baca juga: Jangan Asal Pilih, Seperti Inilah Kriteria Pemimpin dalam Islam
Urgensi Kepemimpinan dan Kekuasaan Dalam Islam
Semua ini tidaklah sempurna kecuali dengan kekuatan dan imarah (kepemimpinan).
Oleh karena itu diriwayatkan: “Sesungguhnya sultan adalah naungan Allah di muka bumi.”
Juga dikatakan, “Enam puluh tahun bersama pemimpin zalim masih lebih baik disbanding semalam saja tanpa pemimpin.”
Pengalaman membuktikan hal itu. Oleh karena itu, para salaf, seperti Al Fudhail bin ‘Iyadh dan Ahmad bin Hambal serta yang lain mengatakan, “Seandainya kami memiliki doa yang mustajab, niscaya akan kami doakan pemimpin.”[Sdz]